Seniwati Indonesia Menjadi Guru di Sekolah Negeri Prancis
Erliana Doho, nama yang sudah tidak asing dikalangan seniman khususnya bagi orang Indonesia di Prancis. Tidak hanya karyanya yang menjadi buah bibir, namun juga sifat ingin selalu berbagi dan memberi keahlian kepada masyarakat luas yang membuatnya dikenal sebagai seniwati talenta dermawan.
Erlina untuk kesekian kalinya diminta menjadi guru tamu di salah satu sekolah negeri Prancis. Berikut wawancara Surat Dunia (SD) dengan Erlina Doho (ED)
SD : Anda kembali diminta sebagai guru, sepertinya anda senang sekali mengajar?
ED : Betul, saya kembali diminta sebagai pengajar tamu selama seminggu dari kelas ke kelas untuk membimbing anak-anak yang luar biasa ini. Saya bersama mereka, membuat ilustrasi puisi haiku. Sebelumnya ada Ibu Isabel Asunsolo, penerbit l’iroli sekaligus penulis yang membimbing mereka menulis puisi haiku. Walikota Creil Bp. Jean-Claude VILLEMAIN dan Médiathèque Municipale yang dipimpin oleh Greg Tessier, secara rutin mengundang para penulis dan ilustrator untuk menjadi guru tamu di sekolah-sekolah kota ini.
SD : Kali ini temanya tentang apa?
ED : Temanya tentang 10 kata yang berkaitan dengan Udara. Dan ini tahun ketiga saya di undang untuk sebagai guru tamu di kota ini. Saya sangat merasa beruntung diberi kesempatan bisa berbagi bersama anak-anak sekolah. Bagi saya sangat penting bisa berkomunikasi atau melakukan kontak dengan mereka, karena dalamhal ini kita sama-sama bisa memberikan inspirasi.
SD : Apakah para murid yang anda datangi setiap kali anda diundang untuk mengajar tahu jika anda orang Indonesia? Dan apakah mereka kenal Indonesia?
ED : Setiap kali sebagai guru tamu, di beberapa kota seperti Compiègne, Clermont, Mouy, Pierrefonds, Creil, Nogent, Amien dan kota lainnya, saya selalu memperkenalkan diri sebagai seniwati Indonesia dan ternyata hanya satu dua dari mereka yang tahu tentang Indonesia. Mereka banyak tahu tentang Jepang lewat Manga yang populaire bagi generasi muda Prancis. Jadi setiap kali memulai atelier, saya memperkenalkan dulu peta dunia dan beberapa foto tentang Indonesia. Mereka sangat tertarik juga guru guru mereka juga selalu banyak pertanyaan tentang Indonesia setelah kelas usai. Cara seperti sangat bagus, layaknya pertukaran dan pengenalan negara serta budaya Indonesia secara langsung kepada generasi muda.
SD : Apakah anda pengalaman unik yang pernah anda rasakan saat mengajar?
ED : Mereka kreatif, karya karya original, tidak ada yang sama, bagi saya mereka adalah anak-anak yang cemerlang. Pertanyaan ini membuat saya jadi teringat pengalaman tahun 2019 di mana sangat berkesan bagi saya, saat itu dikelas ada seorang anak yang baru masuk sebulan ke sekolah, anak ini masih trauma sebagai pengungsi perang sehingga perlu didampinggi assistent. Dan lewat atelier ilustrasi ini, gadis kecil cantik itu akhinya dapat berekspresi melalui visual meskipun belum bisa berbahasa Prancis.
SD : Dari satu kota ke kota lainnya adakah pengalaman yang anda rasakan paling berkesan atau semuanya sama?
ED : Tiga tahun berturut turut menjadi guru tamu di TK, SMP dan sekarang SD di kota Creil, selalu menjadi pengalaman yang sangat istimewa dibandingkan dengan menjadi tamu di kota kota lain. Karena di kota ini, 72 persen murid muridnya adalah para pendatang dari sekitar 28 negara, menurut seorang kepala sekolah di SMP tahun lalu. Anda tahu? Meskipun sekolah di Prancis gratis, pemerintah daerah ini memberi fasilitas terbaik untuk anak anak di kota ini. Dan menjadi agenda rutin mereka mengundang para profesional datang ke sekolah sekolah kota ini.
Dokter, penulis, polisi, seniman, chef……mereka diundang kesekolah. Anak anak tidak hanya belajar dari buku tapi mereka belanja langsung dari para profesional dan ini sangat baik untuk tambahan pengalaman dan pengetahuan anak-anak di sekolah. Dan saya merasa beruntung ikut di dalamnya.