KJRI Jeddah Berikan Hadiah Bagi yang Berani Menyampaikan Pengaduan dengan Dukungan Bukti
Konjen RI Jeddah Eko Hartono, meminta agar terus dilakukan perbaikan terhadap saluran pengaduan dan penyampaian keluhan seperti call center, email pengaduan, media sosial atau penyampaian langsung kepada petugas di KJRI Jeddah. Penyampaian keluhan dan pengaduan nantinya juga bisa dilakukan melalui aplikasi Sistem Manajemen Pengaduan (SI-MADU).
Hal tersebut disampaikan Konjen Eko Hartono saat memimpin rapat koordinasi dan evaluasi pelaksanaan rencana kerja KJRI Jeddah menuju Zona Integritas- Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani (WBBM).
“Masyarakat perlu didorong agar berani menyampaikan pengaduan sesuai fakta. Kalau perlu diberikan reward (hadiah) bagi mereka yang berani menyampaikan pengaduan dengan dukungan bukti,” imbuh Konjen.
Anggota tim juga diminta untuk menginventarisasi apa saja yang menjadi catatan ketidakpuasan masyarakat terhadap pelayanan KJRI Jeddah.
Agenda lain yang dibahas dalam rapat tersebut adalah inovasi saluran pengaduan dan mekanisme tindak lanjut terhadap berbagai perilaku tidak terpuji yang merugikan masyarakat, seperti gratifikasi pungutan liar (pungli), percaloan dan pemalsuan dokumen.
Selain itu, standar operasional prosedur (SOP) penerimaan PMI/WNI bermasalah yang akan ditampung di rumah transit (shelter) KJRI Jeddah selama masa pandemi Covid-19, harus melalui pemeriksaan kesehatan yang ketat untuk menghindari resiko penularan. Kerja sama dengan dokter dan poliklinik setempat untuk pemeriksaan rutin perlu diperkuat.
PMI/WNI yang ditangani berasal dari berbagai kalangan usia, termasuk anak-anak. Oleh sebab itu, lanjut Konjen, perlu juga dipikirkan penyediaan lingkungan ramah anak selama berada di shelter, termasuk pendidikan mereka. “Kesejahteraan, kesehatan dan kondisi kejiwaan mereka harus diperhatikan betul,” pungkas Konjen.