Langitku Rumahku, Lukisan Bercerita Karya Sania Gilang
Sania Gilang pelukis kelahiran Bandung, lulusan ITB yang kini menetap di daerah Provence Prancis, di mana sederet nama tenar seniman seperti Van Gogh, Cézanne, Paul Gauguin et Picasso juga pernah berkarya, kembali memberikan pertujukan lukisan kepada para pengunjung. Lukisannya untuk pemirsa dengan gayanya naif. Tetapi ada lebih dari itu. Kecintaannya pada Impresionisme, Ekspresionisme, dan Kubisme memengaruhi karya-karyanya. Lewat lukisannya kita seolah sedang melihat sebuah tontonan yang menceritakan sebuah peristiwa.
Surat Dunia (SD) : Halo Sania, beberapa pameran telah anda lakukan, seperti di Malaysia, China tentu saja Indonesia dan masih banyak lainnya. untuk pameran kali ini apakah lukisan yang anda pamerkan merupakan sebuah kelanjutan dari pameran anda di Guangzhou China?
Sania Gilang (SG) : Lukisan ini adalah hasil karya saya selama menetap di Prancis Selatan sejak 2020. Betul Agustus 2009 My sky My home (langitku rumahku) yang pertama terselenggara di Ritz carlton Guangzhou China, dan hasilnya untuk penanaman pohon di sungai Zhujiang. Dan pameran kali memang kelanjutan dari pameran saya di China.
SD : Anda menyatakan hasil karya yang terjual adalah untuk kepentingan kelestarian alam, begitu pentingkah alam bagi anda dalam mengekspresikan sebuah karya?
SG : Sangat penting bagi saya masalah ini. My sky my home awalnya merupakan projek yang saya dan kakak saya Ann, ciptakan sebagai bentuk kepedulian terhadap lingkungan. Bagi saya lewat senilah saya bisa mengekspresikan hal ini karena dimana dimanapun kita tinggal, langit dan bumi yang dipijak hanya satu harus kita jaga dan cintai. Dalam pameran kali ini banyak objek yang diangkat selain bertema Perancis Indonesia namun juga membahas masalah global warming, segala musibah bencana yang datang tak henti, musim panas yang dingin dan musim dingin yang panas. Lewat karya ini saya ingin kita bergerak. Semoga pameran ini bisa diapresiasi dan memberikan kesadaran kita akan lingkungan dan mengurangi konsumsi.
SD : Ceritakan tentang lukisan anda, apa yang ingin anda bagi mereka yang menikmati lukisan anda?
SG : Lukisan saya bisa disebut fauxnaif. Namun seperti art kontemporer pada umumnya keterbatasan gaya sudah tidak menjadi batasan dalam berkarya. Hal terpenting dari karya saya adalah kedalaman makna dan keindahan warna juga ekspresi tarikan garis yang tidak boleh salah. Saya menciptakan karya dimulai dengan base cat pada kanvas lalu menggambar langsung diatas kanvas tanpa sketsa dan dilanjutkan dengan bagian pewarnaan yang bertumpuk sampai tercapai harmoni dan kekuatan warna yang menyatu dengan berbagai objek yang muncul dari ide dan konsep yang sudah direncanakan dengan matang. Maka dari itu gaya naif tidak menjadi naif malah menjadi sangat kompleks. Dan diakhiri dengan garis penutup diatas tarikan yang sudah ada.
SD : Dalam setiap pameran anda sepertinya selalu mendapatkan dukungan dari Perwakilan Indonesia?
SG : Betul sekali, saya merasa sangat beruntung, KJRI tidak hanya hadir untuk pembukaan pameran namun juga mendukung pameran saya. Kali ini KJRI Marseille bahkan support dengan meminjamkan beberapa artefak dan benda seni indonesia seperti batik tulis, patung, alat musik, keris dan foto Indonesia.
SD : Setiap pelukis tentu memiliki kekuatan sendiri dalam memainkan kuasnya hingga menghasilkan sebuah karya yang merupakan gambaran dari dirinya dalam melihat sebuah peristiwa, benda dan lainnya. Kekuatan anda apakah?
SG : Kekuatan karya saya adalah ketertarikan pada semua keunikan yang ada di sekitar saya, menghargai setiap hal, setiap pemandangan, keindahan Ibu Pertiwi, dan semua perasaan dan kenangan yang dapat diambil darinya, dan pengaruhnya serta bagaimana mereka terwujud dari waktu ke waktu. Dan interpretasi kita berdasarkan ingatan kita, pengalaman kita, budaya kita dan perasaan kita. Itulah kekuatan saya ketika akan memainkan kuas….
Dan berikut adalah puisi yang dibuat oleh kakak saya Ann. Puisi yang sering mengiri pameran saya.
Kamu pernah takut? Aku sering Kamu pernah kuatir? Aku pun tak jarang Namun ketika aku ada dirumah… aku bebas. Dirumah, aku merdeka Dirumah, aku menjadi aku! Tapi rumahku Tidak bertembok dengan atap bukan pintu dengan daun jendela berkunci dikelilingi beton dan pagar besi, atau denging suara radio televisi dan berisik pengering rambut.. selama kaki ini memijak bumi. Aku aman dan akan baik baik saja.. karena aku dirumah Tapi Bagaimana dengan teman teman ku disana? ikan burung serangga Segala binatang dan seisi hutan serta lautan? Setahuku, sampai hari ini rumah yang sempurna buat kita semua, Dengan angkasa biru, lautan luas, gunung dan gurun beserta kekayaan hadiah Alam semesta cuma ada satu.. takkan ada yg lain Rumah yang nyaman perlahan tenggelam… suatu hari nanti hanya bisa dikenang disurga… Jadi, selama aku masih bisa berkarya, harus kujaga Langitku rumah ku…. My sky… my home.
Lukisannya bagus sekali sperti yang ditulis penulis pengunjung diajak menonton.