Angklung “Goes To America 2022” Sukses Di Dua Festival AS
KJRI San Francisco melakukan pertemuan dengan Tim Angklung Muhibah pada hari Kamis, 4 Agustus, 2022, di Kantor KJRI San Francisco.
Pertemuan dihadiri oleh Konsul Jenderal RI Prasetyo Hadi beserta Staf KJRI San Francisco, Ketua Tim Muhibah, Maulana M. Syuhada, 36 orang delegasi dari Indonesia, dan Diaspora Indonesia, Ibu Arie Quick.
Dalam kesempatan ini KJRI San Francisco mengucapkan selamat kepada Tim Angklung Muhibah atas suksesnya kegiatan misi budaya bertajuk “Angklung Goes to America 2022” yang telah berlangsung di Amerika Serikat pada tanggal 18 – 30 Juli 2022.
Pertunjukan yang telah dilaksanakan oleh Tim Angklung Muhibah telah merepresentasikan misi diplomasi budaya Indonesia yang diharapkan dapat memperkuat nation-branding mengenai kekayaan dan keindahan budaya Indonesia yang multikultural di mata publik AS.
Tim angkung asal Bandung tersebut tampil di dua festival budaya bergengsi dunia, yakni Magic Valley Folk Festival di Burley (Idaho) dan World Folkfest di Springfield (Utah). Mereka merupakan satu-satunya wakil dari benua Asia yang tampil dalam festival tersebut. Perwakilan Republik Indonesia dari Timur hingga Barat AS yang memiliki wilayah kerja masing.-masing, telah memberikan perhatian dan fasilitasi kepada mereka.
Konjen Prasetyo mengemukakan bahwa yang dijalankan oleh Tim Muhibah Angklung ini adalah suatu contoh hal yang positif dan kreatif, sebagai langkah diplomasi second track karena turut mendorong misi diplomasi budaya Indonesia kepada masyarakat AS.
“Kami percaya dengan kiprah dan kontribusi pertunjukan seni angklung oleh Tim Angklung Muhibah ini, publik AS akan semakin mengenal, melekat dan memahami kekayaan budaya Indonesia yang multikultural ini dengan lebih utuh,” lanjut Prasetyo.
Dalam kesempatan kunjungan di San Francisco, Tim Muhibah Angklung mengungkapkan kebahagiaannya karena telah menyelesaikan misi budaya “Angklung Goes Amerika Serikat” dengan lancar dan mampu mempopulerkan angklung di negeri orang.
“Kami berharap dengan misi budaya selama satu bulan di AS ini, angklung dapat lebih dikenal oleh masyarakat AS dan menjadi alat musik yang populer dan digandrungi oleh banyak orang. Kalau Korea punya K-Pop, maka Indonesia punya angklung. Bukan tidak mungkin 10 atau 20 tahun lagi, angklung menjadi salah satu alat musik yang paling populer di kalangan anak-anak muda AS,” ungkap Maulana M. Syuhada, Ketua Tim Muhibah Angklung.
Penampilan memukai Muhibah selama tur sebulan di AS telah mendapatkan sambutan positif dari banyak pihak. Sebagai satu-satunya tim kesenian dari Asia, mereka dinilai mampu memberikan persembahan musik dan tarian yang unik serta mengagumkan. Misalnya, para penonton yang diwawancarai menyatakan sangat terkesan dan belum pernah mendengar musik angklung sebelumnya, termasuk Lynn Elliot, General Director World Folkfest. Ia mengaku sangat senang bahwa Tim Muhibah bisa hadir memperkaya keragaman festival. “Kami senang memiliki grup dari Indonesia, yang memainkan alat musik yang tidak diketahui oleh kebanyakan orang di Utah. Sesuatu yang sangat menyenangkan bagi kami, berkah bagi kami, karena pertunjukannya sangat kompak dan beragam.
Kebanyakan tim seni yang tampil adalah dari Eropa. Namun dengan adanya Tim Muhibah Angklung dari Asia, justru menjadi tim favorit, putri saya sangat menyukai penampilan tim ini. Ia menyatakan hal tersebut berkali-kali,” kata Lynn Elliot. Tim Muhibah Angklung juga mendapat porsi tersendiri dalam pemberitaan oleh beberapa media TV setempat saat tampil. Misalnya, dari 10 tim yang tampil, mereka terpilih menjadi salah satu dari dua tim yang mewakili festival untuk menampilkan tariannya secara live di TV lokal ABC4 negara bagian yang berpusat di Salt Lake City, ibu kota negara bagian Utah.
Selain menambah jam terbangnya di AS, Tim Muhibah Angklung yang mayoritas merupakan pelajar dan mahasiswa itu juga mendapat pengalaman lainnya yang berkesan terutama mengenai budaya lokal AS. Tim yang beranggotakan 36 orang itu menginap di rumah-rumah keluarga AS selama festival. Bukan saja mereka belajar budaya baru, tapi juga hubungan persahabatan yang dijalin begitu dalam. Semua host family menangis melepas kepergian tim tersebut.
Konsul Pensosbud KJRI San Francisco, Mahmudin Nur Al-Gozaly, mengungkapkan bahwa keberhasilan misi budaya Tim Muhibah tidak lepas dari semangat belajar dan totalitas penampilan yang mereka persembahkan dalam rangkaian tur pertunjukannya. Mereka juga mendapatkan dukungan penuh dari berbagai pihak di antaranya Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan seluruh Perwakilan Indonesia di AS, termasuk KJRI San Francisco. Tidak ketinggalan pula, beberapa komunitas masyarakat dan diaspora Indonesia di AS juga memiliki andil yang tidak kalah penting pada saat keberadaannya di masing-masing wilayah kerja, sehingga seluruh rangkaian pertunjukan Tim Muhibah Angklung dapat berjalan dengan berhasil.