Memadu Modest Fashion dengan Wastra Indonesia di Paris
Didukung oleh Kedutaan Besar Indonesia untuk Prancis, kepangeranan Monaco dan Andora, HY Event mendapat kepercayaan untuk menyelenggarakan IN2MOTION in Paris. Sabtu sore, 2 September yang cerah, di Salon Imperial yang mewah hotel Westin di kawasan elit Place de Vendôme digelarlah Indonesia International Modest fashion in Paris yang perdana. Di antara nama desainer yang unjuk karya sore kemarin, tampak Itang Yunasz, desainer papan atas Indonesia yang sejak beberapa dasawarsa ini masuk ke ranah modest fashion atau busana santun.
Host yang didapuk untuk memandu acara fesyen santun ini pun tak main-main, Ajeng Kamaratih, seorang content creator dan pembawa acara dengan seabrek bakat. Sebagai seorang polyglot, wanita cantik ini memandu acara dalam bahasa Indonesia, Prancis dan Inggris, tiga dari lima bahasa asing yang dikuasainya.
Acara bertajuk IN2MOTION, Indonesia International Modest Fashion Festival in Paris ini merupakan hasil kolaborasi antara Indonesian Fashion Chamber (IFC), Bank Indonesia, Kementrian Perdagangan, Koperasi dan UKM, Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif dan Kementrian Pendidikan, Budaya, Riset dan Teknologi.
Sekitar jam empat kurang seperempat, acara dibuka oleh Duta Besar Indonesia untuk Prancis, Monaco dan Andora, Mohammad Oemar dan Deputi Gubernur Bank Indonesia, Juda Agung.
Juda Agung, mengemukakan bahwa event sore itu merupakan preview Indonesia International Modest Fashion Festival ke-2 yang akan digelar di Jakarta bulan Oktober mendatang. Sebuah ajakan terbuka pada wartawan mode dan para pelaku dunia mode yang hadir untuk menghadiri event fesyen tahunan internasional di Jakarta.
Sebagai negeri berpenduduk lebih dari 250 juta jiwa dengan populasi muslim terbesar di dunia Indonesia menjadi leader dan hub pasar produk-produk Islami. Tak terkecuali dalam lahan modest fashion (busana santun) apalagi Indonesia memiliki kekayaan wastra tak ternilai serta industri tekstil yang kuat.
Khas acara fesyion gelaran HY Event dan Indonesian Fashion Chamber, tari kontemporer mengawali acara peragaan. Koleksi Itang Yunasz tampil pertama, dilanjutkan dengan koleksi Khanaan, Syukriah Rusudi, Kami, Wening Angga, Sanet, Anggia Handmade dan Thiffa Qaisty dan Sakinah Anggia Handmode.
Masing-masing menyajikan 10 koleksinya. Sesuai tema peragaan, yakni menenun kelestarian tradisi dalam rancangan modest fashion (busana santun), semuanya mengeksplorasi kekayaan wastra Indonesia.
Selama sekitar 45 manit, di depan ratusan undangan yang memadati ruangan, para peragawati melenggang mengenakan busana yang terbuat dari cita karya pengrajin Indonesia. Ada tenun Garut, rangrang, kain endek Bali, batik Pekalongan, Cirebon, Banyuwangi, Jember dan sulaman yang semuanya indah karya para pengrajin Indonesia.
Kedelapan desainer Indonesia ini mengajak dunia melirik modest fashion à la Indonesia yang memiliki gaya dan warna tersendiri.
Foto : Sita Phulpin