Berburu Makanan Indonesia di Tunisia? Restoran Indonesia Bisa Jadi Pilihan

Catatan Aulia Kurnia Hakim – Jerman

Halo sobat Surat Dunia, apa yang biasanya kamu cari saat traveling? Pastinya kuliner lokal. Nah, selain cari rekomendasi sajian khas negara atau tempat tersebut, saya juga suka iseng cari info soal restoran Indonesia.

Pas saya liburan ke Tunisia, ternyata ada sebuah rumah makan khas hidangan Tanah Air di kota Tunis, namanya Indonesian Restaurant. Resto ini berlokasi di 10 Rue De L ‘Ile De Rhodes, kota Tunis.

Selama seminggu saya liburan ke Tunisia, dua kali saya sambangi restoran ini. Pertama, saya pesan Bakwan Malang, Kwetiauw goreng dan Chakwe. Kemudian kunjungan kedua. Buat baksonya, menurut saya, kenyal dan gurihnya mirip di Indonesia. Sambalnya juga lumayan pedas dan Alhamdulillah saya dikasih bonus pangsit goreng. Sementara untuk kwetiauw rasanya cukup untuk memenuhi rasa kangen dengan kwetiauw rumahan. Lalu untuk Chakwe, ini istimewa sih. Gorengnya pas, sambelnya dapet banget asem pedesnya. Buat minuman, ada es teh, es kacang, es kopi dan lain-lain.

Beberapa hari ini kemudian, saya datang lagi karena pengen cobain pempek. Cukonya pedes banget hihihi. Saya pesan juga martabak spesial karena partner saya berulang tahun dan pemilik serta staf di sana baik banget, bantuin kasih kejutan dengan martabak manis hihihi. Terima kasih ya:) Oiya rasa martabak manisnya, sesuai banget! Pas lah buat penutup yang bisa dimakan ramai-ramai.

Di restoran juga ada menu nasi uduk, aneka ayam, ikan hingga rendang. Lalu ada risoles sampai lapis surabaya yang menggugah selera. Namun sayangnya, saya belum menemukan menu tahu dan tempe. Mungkin karena susah banget kali ya, tetapi semoga di masa depan, ada menu tempe dan tahu.

Harganya bervariasi, pempek misalnya, 5 Tunisia Dinar (dT). Nah 1 dinar itu sekitar- Rp5000, jadinya sekitar Rp25.000. Jangan dibandingkan sama harga makanan di Tanah Air ya, karena memang jelas beda ketersediaan barang dan bahan. Namun jika dibandingkan harga makanan Indonesia di Eropa, jelas lebih terjangkau.

Berdiri sejak tahun 2024 lalu, Saat datang ke sana, bangunannya cukup besar dengan dua lantai dinding warna hitam. Ada hiasan peta Indonesia menempel cantik di dinding lantai 1 dan 2. Kapasitas pengunjung bisa untuk belasan sampai dua puluhan. Kemudian ada layar televisi yang saat saya ada di sana, memutarkan lagu hits penyanyi Indonesia.

Jika nanti sobat Surat Dunia ingin coba cita rasa Nusantara di Tunisia, bisa cek instagram restoran ini di @indonesian_restaurants. Menurut pemilik resto, Aprilia, rumah makan ini dibangun, tidak hanya mengobati rasa kangen sekitar 300-an orang Indonesia di Tunisia, tetapi juga memperkenalkan kuliner Indonesia ke masyarakat Tunisia dan internasional. Pasalnya, turis bisa mudah menemukan resto Thailand, Jepang, Korea di mana pun. Nah Indonesia pun juga punya potensi untuk itu.

Dengan makin banyak dan tersebarnya restoran Indonesia di seluruh dunia, kita juga berharap pemerintah Indonesia bisa lebih berkontribusi konkret. Tentunya dengan lebih membantu para diaspora yang berupaya mempromosikan kuliner Nusantara di mana pun mereka berada, misalnya bisa dibantu perizinan lewat diplomasi, hingga memudahkan ekspor bumbu dan bahan dari Indonesia agar cita rasanya tetap terjaga. Di tahun 2025, Insha Allah bisa!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *