Front Row Paris Ajang Pamer Brand-Brand Fesyien Indonesia
Tiap tahun IFC (Indonesian Fashion Chamber) mewadahi para desainer Indonesia unjuk karya di Paris. Demikian pula pada tanggal 2 September kemarin. Malam minggu yang cerah itu, oleh organisasi pimpinan Ali Charisma, HY Event untuk kesekian kalinya didapuk menyelenggarakan acara fesyien Indonesia tahunan bertajuk Front Row Paris. Venue yang dipilih kali ini adalah hotel Westin di kawasan Place Vendôme yang penuh dengan deretan butik dan hotel mewah.
Gelaran fesyien yang mengusung koleksi 13 desainer ini didukung Kedutaan Besar Indonesia untuk Prancis, kepangeranan Monaco dan Andora, dan disponsori oleh Ivan Gunawan Cosmetics. Nama-nama besar dunia mode Indonesia yang unjuk karya adalah Ali Charisma, Deden Siswanto dan Ivan Gunawan. Dalam konferensi pers yang diadakan di salon Napoleon, Ali Charisma menjelaskan bahwa salah satu tujuan Front Row Paris mengajak juga para desainer muda adalah untuk mempromosikan brand-brand mereka di luar negeri. Selain itu agar mereka memperoleh pengalaman, merajut jaringan dan belajar dari brand-brand luar negeri yang sudah berhasil. Ruangan Salon Imperial yang indah dipadati para tamu. Tiga ratus kursi penuh semuanya. Bahkan di bagian samping dekat pintu-pintu masuk tampak beberapa undangan terpaksa berdiri.
Malam itu dipandu oleh pembawa acara sebuah TV swasta sekaligus content creator terkenal dari Indonesia, Ajeng Kamaratih. Wanita cantik dengan segudang talenta ini dikenal fasih berbicara dalam lima bahasa. Tak heran jika ia memandu acara peragaan busana malam itu dalam bahasa Indonesia, Prancis dan Inggris.
Usai sajian tari kontemporer, karya-karya Deden Siswanto membuka peragaan busana. Setelahnya berturut-turut tampil karya-karya Rose.ma.lina x Sofie, Hikmat Fashion, Oliander by Ribie, Michelle Liu, Bppmpv Bispar x SMKN Balikpapan, Lidia Hadiwinoto, Catherine Liu, Shanelom Yuma, Binus University Internasional, Sofie, Ali Charisma dan ditutup oleh karya Ivan Gunawan yang serba keemasan.
Desainer cilik
Yang menarik dalam peragaan busana ini adalah keikutsertaan desainer cilik kakak beradik asal Bandung, yaitu Michelle Liu (14 tahun) dan Catherine Liu (10 tahun). Seluruh undangan serentak bertepuk tangan meriah begitu masing-masing muncul di akhir tampilan karya-karya mereka. Banyak yang berdecak kagum. Masih begitu belia namun busana karya mereka sudah sangat lumayan. Michelle menampilkan bahan songket Palembang yang didominasi warna merah dan keemasan pada 5 karyanya. Sedangkan sang adik lebih bermain dengan warna gelap, terinspirasi oleh kain torso Jepara. Tak pelak lagi banyak yang ingin berfoto dengan para desainer cilik itu begitu acara fesyion show berakhir.
Yuliana, ibunda kedua desainer cilik ini menjelaskan bahwa Michelle dan Catherine memang suka menggambar dan mendesain baju sejak kanak-kanak. Boneka barbie milik Michelle sering beruntung mendapat baju baru karya siswi di SMP Bintang Mulya Bandung. Kegemarannya mendesain baju akhirnya menular pada sang adik. Sebagai orang tua yang berusaha semaksimal mungkin mendukung anak-anaknya, Yulia memdaftarkan anak-anaknya belajar design fashion di OLLE Independent School di Bandung.
Menurut Yuliana pula, kedua karya kedua putrinya ini nyaris tidak lolos kurasi. Namun setelah Ali Chamara menelaah dengan seksama, karya-karya putrinya dianggap bisa diterima. Selanjutnya ada proses pendampingan dalam proses realisasi karya-karyanya. Begitulah, akhirnya kita bisa melihat hasil karya-karya mereka di ajang Front Row Paris ke-4 ini.
Pop-Up Store
Salon Napoleon, ruang di sebelah Salon Impérial, sebelum dan sesudah peragaan busana, disulap menjadi pop-up store. Kesempatan untuk para desainer untuk bertransaksi. Selain retail, tak menutup kemungkinan terjadi transaksi bisnis. Publik pun mendapatkan kesempatan membeli karya-karya para desainer dengan harga yang masuk akal. Terlihat banyak yang pulang menenteng belanjaan.
Foto : Sita Phulpin