Kota Frankfurt Adakan Spesial Ramadan Pertama di Jerman
Halo Sobat Surat Dunia, selamat menjalankan ibadah puasa bagi kaum muslimin seluruh dunia. Kebetulan bulan Ramadan tahun ini jadi yang ke-3 kalinya saya menunaikannya di perantauan, tepatnya di kota Frankfurt am Main Jerman. Di Eropa, umumnya kami mulai berpuasa pada hari Senin 11 Maret 2024 atau 1 Ramadan 1445 Hjriyah.
Namun, di tahun ini ada yang istimewa dari tempat di mana saya bermukim. Di Frankfurt, satu hari jelang Ramadan atau hari Minggu 10 Maret, pemerintah kota Frankfurt menyiapkan sebuah event khusus, yaitu menyiapkan dekorasi khusus dengan ucapan “Happy Ramadan”. Lokasiny di Grosse Bockenheimer Strasse atau Fressgass yang berlokasi di kawasan Hauptwache dan ini merupakan pusat kota.
Lampu-lampu cantik bergambarkan bintang, bulan sabit dan tulisan menyambut Ramadan jadi penyambut bulan suci. Lalu ada event untuk menyalakannya dengan menghitung mundur atau countdown sama-sama. Ini jadi pertama kalinya di Jerman. Namun untuk Eropa, ada London Inggris yang sudah melaksanakannya.
Acara dimulai sejak pukul 17.00 atau 5 sore waktu setempat. Ternyata, mirip sama Indonesia kalau ada event, banyak sambutan sana-sini hehehe. Salah satunya, Wali kota Frankfurt Nargess Eskandari-Grünberg. Ia ungkapkan ini merupakan pesan damai dan kebersamaan, anti-diskriminasi, anti-semitisme dan juga indahnya hidup dalam masyarakat yang multikultur.
Sejak diumumkannya perihal ini, tentu saja prokontra terjadi, khususnya bagi mereka yang Islamophobia. Mereka takut Jerman terkena “Islamisasi“. Bahkan, komen-komen netizen banyak yang “sok nyaring-padahal kurang traveling“ alias berpikiran dengan opini sempit. Misalnya, netizen itu protes dan bilang “Jerman sudah ke-Islam-islmanan. Ada gak negara Islam yang bikin event agama lain?” Wah langsung deh banyak balasan yang sampaikan fakta.
Di lokasi juga ada protes. Seorang pria sendirian beraksi dengan papan demonstrasi yang sebut “Der Islam gehört nicht zu Deutschland“ atau Islam bukan milik Jerman. Ia malah dikelilingi anak-anak yang melafalkan Shalawat, jadi kayak dirukiyah hihhi.
Padahal, acara dengan misi damai ini seharusnya jadi perekat silaturahmi antaragama dan etnia, mengingat Frankfurt adalah salah satu kota paling multikultural di Jerman. Diperkirakan, ada sekitar 15 persen populasi muslim di kota yang berada di wilayah Selatan Jerman itu.
Tidak hanya foto-foto, momen ini ajang ngumpul bagi saya dan teman-teman Indonesia yang ada di Frankfurt dan sekitar. Bahkan, ada rekan-rekan warga Indonesia dari masjid Indonesia Frankfurt yang mampir ke lokasi sebelum menunaikan salat Tarawih berjamaah.
So, bagaimama kemeriahan Ramadan di negara para Diaspora lain bermukim? Ramadan Mubarak semua!
MashaAllah senang banget negara tetangga mulai terbuka menyambut ramadan. Saya hidup di Prancis, terasa sekali perbedaan.