Pameran Kain Tradisional Indonesia di Espace Asia: Diplomasi Budaya Lewat Wastra Nusantara
Pameran kain tradisional Indonesia digelar di Espace Asia tahun 2024 dan 2025, berkat kerja sama Asia Voyages dengan Asosiasi Kirana Budaya. Koleksi kain yang ditampilkan merupakan hasil pinjaman dari berbagai pihak, termasuk sahabat-sahabat Indonesia di Prancis maupun koleksi keluarga di tanah air.
Artikel ini disusun berdasarkan wawancara dengan Ketua Asosiasi Kirana Budaya, Ninik Wiratno, yang berperan dalam penyelenggaraan pameran kain tradisional Indonesia di Espace Asia, serta dilengkapi dengan tanggapan dari Jonathan MERE, Directeur de l’Espace Asia Toulouse / Espace Asia Manager yang turut mendukung terlaksananya kegiatan ini.


Inisiatif pameran ini lahir setelah Direktur Asia Voyages menghadiri acara vernissage pameran serupa di Espace Asia Toulouse pada September 2024. Kesuksesan acara tersebut mendorong terwujudnya pameran di Espace Asia Paris (26 April–26 September 2025).
Tujuan Pameran
Menurut Ninik Wiratno, ide penyelenggaraan pameran muncul di akhir tahun 2023. Tujuan utamanya adalah memperkenalkan kekayaan wastra Nusantara kepada masyarakat Prancis sekaligus menjalankan misi budaya asosiasi, yakni memperlihatkan ragam kain dari berbagai daerah Indonesia yang kaya sejarah dan makna.

Terjalinnya Kerja Sama
Kerja sama antara Kirana Budaya dan Asia Voyages bermula dari dialog sederhana mengenai kain-kain khas Indonesia. Pihak Asia Voyages langsung tertarik karena melihat bahwa Indonesia tidak hanya memiliki batik, melainkan juga berbagai jenis tenun dan songket dari banyak daerah. Bagi agen perjalanan ini, pameran kain juga menjadi sarana untuk memperkenalkan destinasi wisata di luar jalur populer.
Peran Kirana Budaya
Kirana Budaya berperan besar dalam menghadirkan koleksi kain. Mereka menghimpun kain dari keluarga di Indonesia, sahabat-sahabat di Prancis, serta pinjaman khusus dari KJRI. Selain pameran, Kirana Budaya juga menyelenggarakan atelier batik (lokakarya membatik) bekerja sama dengan seniman Cira Bang dari Toulon. Lokakarya ini memberi kesempatan masyarakat Prancis untuk mencoba proses membatik, mulai dari mencanting, melilin kain, hingga pewarnaan.


Ragam Kain yang Ditampilkan
Pameran ini memperlihatkan beragam kain tradisional dari berbagai daerah, antara lain:
- Sumatra: ulos Sumatra Utara, songket Palembang, dan songket Minang
- Jawa: batik Cirebon, Solo, Baduy, hingga Madura
- Bali: songket, endek, prada, geringsing
- Lombok: tenun dan songket
- Flores dan Sumba: tenun ikat khas daerah
- Sulawesi: kain Bugis, Toraja, hingga Donggala
Semua kain ini dipinjamkan secara sukarela oleh sahabat dan komunitas, sehingga mencerminkan semangat kolaborasi diaspora Indonesia di Prancis.


Diplomasi Budaya Indonesia
Antusiasme masyarakat Prancis terhadap pameran dan atelier batik membuktikan besarnya minat mereka pada budaya Indonesia. Bahkan, program lokakarya membatik akan dilanjutkan pada April 2025 di Museum Pastel, Toulouse.
Melalui pameran kain, Indonesia tidak hanya dikenal lewat seni tari dan kuliner, tetapi juga melalui wastra sebagai warisan budaya yang sarat nilai filosofis. Inisiatif ini menjadi bentuk nyata diplomasi budaya, memperluas pemahaman masyarakat Prancis tentang kekayaan Nusantara.

Tanggapan Jonathan MERE, Directeur de l’Espace Asia Toulouse / Espace Asia Manager
Direktur Asia Voyages menegaskan bahwa pihaknya tidak hanya melihat diri sebagai penyedia perjalanan, tetapi juga sebagai “pembawa budaya Asia” bagi masyarakat Prancis. Oleh karena itu, mereka dengan senang hati menyambut kerja sama dengan Asosiasi Kirana Budaya dalam menghadirkan pameran kain tradisional Indonesia di Paris dan Toulouse.

Menurutnya, pameran ini bukan sekadar memperlihatkan batik, songket, ulos, atau ikat, tetapi juga menghadirkan pengalaman budaya yang utuh: mulai dari vernissage dengan kuliner dan tari tradisional Indonesia, hingga lokakarya batik yang memungkinkan pengunjung membawa pulang karya mereka sendiri.Ia menambahkan bahwa para pengunjung sangat terkesan dengan keindahan kain-kain yang dipamerkan, sekaligus lebih memahami nilai budaya dan warisan Nusantara.
Kerja sama ini, katanya, menjadi bukti indahnya pertukaran budaya dan diharapkan juga menumbuhkan minat masyarakat Prancis untuk suatu hari berkunjung langsung ke Indonesia.