Batikholik. Batik Dengan Kekuatan Yang Dashat!
Batik yang saat ini tidak hanya sebatas kain bermotif juga memiliki kekuatan yang sangat dahsyat.
Hari batik nasional baru saja lewat 2 Oktober 2018, sesuai dengan maklumat UNESCO yang secara resmi memasukkan batik pada daftar Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Nonbendawi pada 2 Oktober 2009 lalu.
Salah satu warisan tradisi yang diyakini berasal dari Indonesia ini menjadikan batik semakin moncer di dunia dan begitu luar biasa apresiasinya.
Adalah Turino Priyoatmojo jebolan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Solo. Dalam dunia seni rupa ia punya pilihan yang unik yang punya konsep Batikholic dan berkolaborasi dengan Aendra Medita Conceptor Art dan juga Seniman Fotografi memiliki konsep BatikNesia akan di kolaborasi sebagai wujud estetika yang membumi.
Karya yang diungkap dalam digital Turino beda dengan yang ada pada umumnya. Ia mengolah batik-batik penuh kekuatan dan interpretasi eksistensi batik yang sebenarnya.
Dalam proyek seninya saat ini akan memadu kosep ruang dan respon batik dalam nilai estetika kekinian.
Ada diksi dua makna antara batikholic dan Batiknesia. “Kami lebih memberikan simbol-simbol kekuatan makna batik yang di kolaborasi dengan esteika bentuk, pertama dalam visual yang tersirat. Dan Resposn Instalasi,” jelas Aendra.
“Yang sudah hampir rampung semua dalam karya digitalisasti batik, saya dan Aendra kolaborasi dan kelak buakn hanya pameran atau sajian fashion show Batikkolic dan batiknesia yang kolasal, namun ada saksi akhirnya yaitu sejarah Coffe Table Book yang jadi annual event,” jelas Turino yang dikenal pembuat karya “KORUPSI BUKAN REJEKI BRO..!”
Kami juga bukan hanya berdua kolaborasi ini, namun melihatkan sang tokoh penting dalam dunia seni pertunjukan yaitu Taufan S. Chandranegara. Karya kolabrorasi ini kelak akan dihadirkan pada 2019 dan kami ingin semua pihak berkontribusi, lanjut Aendra.
Narasumber: Seni.co.id