Membuka Jalan Bagi Pencak Silat Menuju Olimpiade
Dara menendang, melompat, dan berguling di lantai. Tangannya menggenggam sebilah golok. Dengan tangkas namun luwes, perempuan berusia 25 tahun ini memamerkan keterampilannya bersilat dengan senjata, maupun dengan tangan kosong. Tepuk tangan meriah menggema, ketika ia mengakhiri penampilannya. Puspa Arum Dara, nama lengkap gadis itu, adalah atlit pencak silat nasional Indonesia. Ia sukses meraih medali emas di ajang Asian Games 2018, untuk cabang olahraga pencak silat kategori seni tunggal putri.
Selasa sore, 23 Oktober 2018, Dara tampil di Kedutaan Besar Republik Indonesia untuk Kerajaan Belanda di Den Haag, dalam acara pertemuan dengan Menteri Pemuda dan Olahraga Indonesia (Menpora), Imam Nahrawi. Pertemuan ini diselenggarakan dalam rangka persiapan program “Road to Olympic Games” dan Indonesia’s Sport Branding, untuk mempromosikan olahraga pencak silat menuju Olimpiade 2032. Selain di Belanda, pertemuan dengan Menpora juga dilakukan di Perancis, dan Swiss.
Hadir pada pertemuan di KBRI Den Haag –selain Menpora— antara lain adalah Duta Besar RI untuk Kerajaan Belanda, I Gusti Agung Wesaka Puja; Sekretaris Jenderal Persilat, Teddy Suratmadji; Asisten Deputi Industri dan Promosi Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora), Sandi Suwardi Hasan; Presiden Federasi Pencak Silat Belanda (Nederlandse Pencak Silat Federatie/ NPSF), Olivier Blancquaert; serta perwakilan dari KBRI London. Putri Indonesia 2015, yang juga merupakan Duta Pemuda dan Juru Bicara Kemenpora, Anindya Kusuma Putri, menjadi pemandu acara sore itu.
Pertemuan dimulai pada pukul 18.00 dengan penampilan pencak silat oleh murid-murid Sekolah Indonesia di Den Haag (SIDH), disusul persembahan tarian tradisional kuda lumping. Duta Besar Wesaka Puja menyambut para tamu undangan dengan pidato singkat. Dalam sambutannya, Duta Besar berharap agar pencak silat dapat bertumbuh subur di Belanda. “Saya rasa, slogan tak kenal maka tak sayang sangat tepat diterapkan di Belanda,” katanya.
Duta Besar Wesaka Puja juga berharap agar ke depannya, kerjasama antara Kemenpora, Persilat, KBRI Den Haag, dan NPSF akan semakin intens, guna menumbuh-kembangkan pencak silat di Belanda. “Mudah-mudahan mulai tahun depan akan ada lebih banyak kegiatan NPSF yang didukung oleh Kemenpora.” Menurut Presiden NPSF, Olivier Blanchet, hingga saat ini sudah ada 40 perguruan pencak silat di Belanda yang bergabung dengan NPSF.
“Tahun depan anggota kami akan bertambah, menjadi 50 atau 60 perguruan,” katanya. Olivier menambahkan, bahwa NPSF bercita-cita untuk menggelar European Pencak Silat Championship. Oleh karena itu, ia sangat mengharapkan dukungan dari Kemenpora dan Persilat, serta KBRI Den Haag untuk mewujudkan mimpi besarnya itu.
Dalam presentasinya bertajuk Pencak Silat Towards Olympics 2028, Teddy Suratmadji memberikan paparan mengenai pencak silat Indonesia dan rencana serta upaya menjadikannya sebagai cabang olahraga yang dipertandingkan di Olimpiade. “Tahun ini, cabang olahraga pencak silat untuk pertama kalinya dipertandingkan di Asian Games. Dari 30 medali emas yang diperebutkan, 14 diraih Indonesia,” kata Teddy. “Dan, sekarang pencak silat sudah resmi masuk dalam Olympic Council of Asia,” Teddy menambahkan.
Berjayanya Indonesia di Asian Games 2018 untuk cabang olahraga pencak silat pada akhirnya dijadikan langkah awal agar cabang olahraga ini bisa dipertandingkan di ajang olah raga multi-event sekelas Olimpiade. Teddy mengatakan bahwa Indonesia akan mendaftarkan diri menjadi tuan rumah Olimpiade 2032. “Dengan demikian kami berharap, pencak silat akan hadir di Olimpiade 2032. Itu adalah goal utama kami.”
Sementara itu dalam sambutannya, Menpora Imam Nahrawi mengapresiasi berbagai pihak, yang turut berjuang untuk membesarkan pencak silat di Eropa. “Misi ini tidak akan berhenti. Kemenpora akan terus mendukung upaya-upaya agar pencak silat dapat diterima dan dicintai masyarakat Eropa,” katanya.
Menpora menekankan, ia dan jajarannya akan menyusun rencana untuk mengundang negara-negara Eropa, yang belum punya federasi pencak silat, ke Indonesia. “Perwakilan dari negara-negara itu akan kami tempatkan di berbagai padepokan pencak silat di Indonesia selama sebulan atau lebih, untuk mempelajari segala hal mengenai seni bela diri tersebut,” kata Menpora. “Ketika pulang, kami harapkan mereka mengembangkan pencak silat di negaranya masing-masing.”
Acara pertemuan ini didahului dengan focus group discussion yang melibatkan Asdep Industri dan Promosi Kemenpora, Sekjen Persilat, Presiden NSPF, perwakilan enam perguruan pencak silat di Belanda, serta wakil dari KBRI London dan KBRI Den Haag. FGD tersebut mendiskusikan berbagai tantangan yang dihadapi dalam pengembangan perguruan pencak silat di Eropa dan langkah-langkah konkrit yang dapat dilakukan secara bersama-sama dan bersinergi antara Kemenpora, Perwakilan Indonesia di berbagai negara, serta federasi pencak silat di berbagai negara di Eropa untuk mengusung pencak silat sebagai sport branding Indonesia demi mencapai tujuan jangka panjang dipertandingkannya pencak silat di olimpiade 2032.