Dua Mahasiswa Indonesia Terima Penghargaan Mahar Schützenberger
Maria Ulfa dan I Dewa Made Frendika Septanaya, yang menerima Penghargaan Mahar Schützenberger, atau Prix Mahar, dari Association Franco-Indonésienne pour le Développement des Sciences (AFIDES).
Prix Mahar tersebut diberikan oleh Ibu Hélène Schützenberger, Presiden AFIDES, pada hari Kamis (25/4) di Balai Budaya KBRI Paris, dan turut disaksikan oleh Bapak Agung Kurniadi (Wakil Kepala Perwakilan) dan Prof. Warsito (Atdikbud). Prix Mahar sendiri adalah penghargaan yang diberikan kepada para peneliti muda Indonesia yang menyusun disertasi di Prancis atas kualitas penelitian ilmiah mereka. Pemberian penghargaan tersebut diadakan setiap tahun sejak 1991 untuk turut membantu pengembangan ilmu pengetahuan di Indonesia.
Maria Ulfa telah melakukan penelitian di bidang Kimia dengan tema sel fotovoltaik dengan perovskit yang merupakan jenis sel fotovoltaik yang terdiri dari unsur kimia yang memiliki struktur perovskit, biasanya menggunakan bahan timbal atau timah sebabagi lapisan aktifnya. Maria Ulfa menyelesaikan studi Doktor di Universite Pierre et Marie Curie, Paris.
Sedangkan I Dewa Made Frendika Septanaya (Made) melakukan penelitian tentang perubahan penawaran perumahan di kota besar yang semakin sulit didapatkan. Made melakukan penelitian dengan objek kebutuhan perumahan di Jakarta dan Surabaya, dengan menggambarkan ketidakseimbangan antara permintaan dan pasokan perumahan di dua wilayah metropolitan tersebut. Made menyelesaikan program doktor di Universite Paris Sorbonne.
Dalam sambutannya, Ibu Hélène Schützenberger menyampaikan selamat kepada dua peneliti Indonesia tersebut dan berharap dapat bermanfaat bagi pembangunan di Indonesia, dan meminta agar keduanya tetap berkarya setelah kembali ke tanah air nanti.
Prof. Warsito secara khusus juga menyampaikan selamat dan berpesan agar pemberian penghargaan ini bukan sebagai akhir dari prestasi tetapi justru sebagai awal berkarya untuk bangsa dan negara Indonesia. Kepada para pelajar yang turut hadir di acara tersebut, Atdikbud Paris juga berpesan agar kedua peneliti tersebut menjadi tauladan bagi yang lainnya untuk terus berkarya. Sementara itu, Bapak Agung Kurniadi menyampaikan terima kasih atas nama KBRI Paris kepada AFIDES yang telah konsisten memberikan penghargaan kepada peneliti terbaik Indonesia yang tiap tahun menyelesaikan program doktor di Perancis.
Kegiatan pemberian penghargaan ini, disaksikan oleh sekitar 100 undangan, di antaranya para pembimbing peneliti yang menerima penghargaan, para pimpinan AFIDES, para juri, pimpinan KBRI Paris, perwakilan pelajar/ mahasiswa Indonesia, dan pihak lain yang terkait. Kegiatan tersebut juga diselingi dengan tari Panyembrana dari Bali, sebagai bentuk promosi seni dan budaya Indonesia.