Cira Bhang, Pelukis Abstrak Asal Indonesia Di Prancis
La Liberté ( Kebebasan ) Sebagai seorang wanita dan istri, bagi saya pribadi kebebasan adalah merdeka dalam berpikir, berpendapat, menentukan nasibnya sendiri dan mandiri. “Jangan pernah merasa takut menjadi dirimu sendiri siapapun kamu”
Cira Bhang memiliki nama asli Cira Citrasmi Candramanon. Lahir di Bandung 5 Januari 1974. Bersama 30 seniman prancis pelukis abstrak lulusan desain interior, dari Fakultas Seni Rupa dan Desain, Institut Teknologi Nasional, Bandung ini menampilkan karya seninya yang digelar oleh Provence Sud Passion di Salon de Provence, Prancis Selatan.
Karya seni yang ditampilkan di pameran ini rata-rata hasil dari ekspresinya selama masa karantina akibat pendemi Covid-19. Tak heran tema dari pameran ini adalah ‘La Liberté’ (kebebasan) salah satunya untuk mengingat pameran yang sempat tertunda akibat pendemi corona.
Cira yang pernah menjadi Dosen Nirmana 2 Dimensi and Nirmana 3 Dimensi di Jurusan Desain Komunikasi Visual di Itenas, Unikom
dan ITHB Bandung ini menyatakan, seni selalu menjadi bagian dari hidupnya. Menurut Cira, karya seninya merupakan hasil dari perjalanan kesehariannya, ia mengaku sebagai seniman otodidak.
Kecintaannya pada seni membuatnya merasa tertantang untuk menjadi guru seni bagi para penyandang kebutuhan khusus ‘tuna rungu’. Bahasa isyarat yang pernah ditekuni dalam bahasa indonesia kini ia perdalam untuk bahasa prancis.
Pada 2016, karena alasan profesional suaminya, ia pindah ke Jerman untuk tinggal di sana selama satu setengah tahun. Saat di Jerman lah ia mulai melukis abstrak, pada usia 42 tahun.
“Abstrak adalah salah satu caraku untuk berkomunikasi dan bereaksi atas sesuatu kejadian sederhana ataupun lebih serius dan kompleks. Caraku belajar untuk menghargai bahwa ketidaksempurnaan pun memiliki keindahan tersendiri,” tutur Cira Bhang kepada Surat Dunia.
Sekembalinya ke Prancis pada tahun 2017, didorong oleh orang-orang yang dekat dengannya dan audiensi pecinta seni yang antusias, dengan sepenuh hati ia memutuskan untuk menjadi seniman lukis abstrak kontemporer.
Dari studio mininya, ia sangat menikmati bercerita mengenai kisah-kisah dalam warna-warna cerah yang diselaraskan dengan pelapisan garis, bentuk dan sapuan kuas dengan cara intuitif menggunakan cat
acrylic, medium, di berbagai permukaan media ( kertas kanvas, kayu ), ukuran yang bervariasi, dan terkadang kolase.
Komposisinya banyak terinspirasi oleh hal-hal sederhana dalam kehidupan sehariharinya, atau kadang-kadang, subjek yang lebih serius atau bahkan kompleks sebagai seorang wanita dan istri.
Pameran bersama ini digelar sejak 11 Juli 2020 hingga 16 Agustus. Pembukaan pameran yang berlangsung pada 17 Juli mendapatkan sambutan hangat dan dihadiri oleh berbagai kalangan seni dan sejumlah pejabat.
KJRI Marseille yang hadir di acara pembukaan tersebut menyatakan merasa bangga melihat seniman indonesia bisa ikut berkarya bersama para seniman prancis.
Sebanyak 14 karya lukisan kanvas dan kertas dipamerkan di sini, beberapa lukisan Cira sudah terpesan oleh beberapa kolektor seni.
Dengan goretan dan permainan kuas serta warna cerah yang selalu menjadi ciri khasnya Cira ingin menyampaikan bahwa semua yang ia lakukan dan kerjakan adalah karena semangat dan keinginannya dalam mensyukuri kehidupan, baginya usia bukan alasan untuk berhenti belajar dan ia yakin sesuatu hal bisa terwujud karena adanya keinginan yang kuat. “Jangan pernah berhenti untuk bermimpi dan meraihnya.” Pesan Cira…
Lukisan abstrak hanya untuk orang putus asa yang ga punya skill. Anak TK aja ga ngelukis sampah keles