Peluang Pasar Ekspor Daun Pisang, Bisnis Rumahan Tembus Pasar Global
Sosok emak-emak bernama Dewi Harlas sempat ramai diperbincangkan di media sosial berkat kesuksesannya mengekspor daun pisang ke Australia. Ceritanya berawal ketika ia melihat banyak pohon pisang yang berdaun lebat di belakang rumahnya. Karena tidak tahu mau diapakan, ia kemudian mencari informasi melalui internet dan menemukan bahwa permintaan daun pisang di luar negeri cukup tinggi.
Maka dibuatlah profile company (profil usaha) beserta unggahan foto-foto daun pisang di media sosial untuk meyakinkan calon buyer. Siapa sangka, dari sejumlah buyer yang menerima email penawaran dari Dewi, calon buyer asal Australia tertarik mengorder hingga berujung kesepakatan tentang spesifikasi daun pisang yang akan diekspor, jumlah yang dikirim, dan cara pengemasannya. Melalui akun Instagram @ukm_eksporter_indonesia, Dewi mengungkap orderan pertama tersebut tembus 250 kg.
Kesuksesan Dewi Harlas menjadi eksportir daun pisang tentunya melalui proses yang tidak mudah, namun, ada satu hal yang harus kita cermati bahwa upayanya tersebut berbekal kecakapan dalam melihat peluang pasar ekspor daun pisang.
Peluang Pasar Ekspor Daun Pisang, Terbuka Lebar bagi Indonesia
1. Potensi Pasar Ekspor
Menurut data Badan Pusat Statistik, pada tahun 2018 Indonesia berhasil mengekspor daun pisang sebanyak 7.905 ton dengan nilai ekspor mencapai US$ 4,2 juta. Dua tahun kemudian yaitu tahun 2020, nilai ekspornya naik menjadi US$ 6,9 juta. Meskipun perkembangan ekspor daun pisang sepi dari pemberitaan, namun data tersebut cukup menunjukkan bahwa potensi pasar ekspor daun pisang sangat besar.
Jepang, Amerika Serikat, Belanda, dan Australia merupakan negara dengan permintaan daun pisang yang tinggi untuk memenuhi kebutuhan industri mereka. Di Jepang, misalnya, daun pisang digunakan sebagai pembungkus chimaki, makanan khas yang lazim disajikan saat peringatan hari anak Jepang, juga sebagai bahan obat-obatan herbal maupun pembuatan kerajinan tangan dan desain interior dalam industri kreatif. Adapun di Amerika Serikat daun pisang digunakan sebagai pembungkus makanan higienis di restoran-restoran.
2. Bernilai Ekonomis Tinggi
Mungkin banyak yang belum tahu, daun pisang berpotensi menjadi komoditas ekspor yang bernilai ekonomis tinggi. DJPEN Kementerian Perdagangan melalui akun Instagram @djpen.kemendag pada September 2022 mengatakan bahwa di Jepang harga selembar daun pisang bisa mencapai 1.980–2.280 Yen atau setara dengan Rp278 ribu–Rp321 ribu. Sementara di Amerika Serikat seharga US$ 13–US$ 18 atau setara dengan Rp195 ribu–Rp270 ribu.
Perubahan nilai daun pisang yang mampu mengatrol harga ini tentunya perlu dilihat sebagai peluang pasar ekspor yang menggiurkan oleh Indonesia, terutama oleh kalangan pelaku UMKM. Daun pisang bukan lagi barang yang bernilai recehan sebagaimana di dalam negeri, melainkan sangat cuan dan memberikan keuntungan besar.
3. Kekayaan Sumber Daya Alam
Berdasarkan data Atlas Big, Indonesia menempati urutan ketiga negara penghasil pisang terbesar di dunia. Salah satu faktor yang memengaruhi yaitu iklim tropis Indonesia sangat cocok untuk budi daya beragam jenis tanaman pisang. Pohon pisang dapat tumbuh dengan mudah bahkan di pekarangan rumah sekalipun.
Berbeda dengan Jepang dan Amerika Serikat yang memiliki musim dingin sehingga hanya sedikit sekali tanaman pisang yang dapat tumbuh di negara mereka. Untuk memenuhi kebutuhan mereka akan daun pisang, mereka harus mengimpor. Nah, ini adalah kesempatan emas bagi Indonesia khususnya UMKM untuk tampil di pasar global dan memanfaatkan sebaik mungkin peluang pasar ekspor yang sangat menjanjikan tersebut.
4. Keunggulan Kompetitif
Nyatanya, tidak semua daun pisang dapat digunakan dalam industri, terlebih industri pengemasan makanan. Hanya daun pisang dari jenis pohon pisang tertentu sajalah yang memenuhi kriteria, seperti daun pisang raja, kepok, dan batu, yang pada umumnya tidak mudah robek dan tetap lentur ketika dipanaskan. Di Indonesia, jenis-jenis daun pisang tersebut sangat mudah ditemukan sehingga tidak heran Indonesia juga menjadi penghasil daun pisang berkualitas sangat baik.
Keunggulan yang kompetitif ini sudah seharusnya menjadikan daun pisang Indonesia diminati pasaran dan tidak kalah saing dari negara-negara penghasil daun pisang lainnya.
Beberapa negara berikut ini berpeluang besar menerima daun pisang asal Indonesia, beberapa negara itu seperti Jepang, Australia, Amerika Serikat (AS), Arab Saudi, dan Jerman.
Wah…saya banyak tuh daun pisang di kebon, baru tahu ada peluang begini. Surat Dunia memang keren kalau soal info2
Salut sama ibu ini, daun pisang bisa dibuatnya menjadi bisnis bahkan hingga ke LN.
Mantaf Luar biasa..
Bisa kah saya Gabung… Sebagai pemasok nya… karena ada banyak di kita daun pisang batu. Raja dll