Pertemukan Maestro-Maestro Seni Indonesia dan Meksiko
Para pelaku seni Didik Nini Thowok, Weird Genius dan Areli Hernandez Falcon percaya bahwa menjaga tradisi adalah penting karena tradisi adalah identitas bangsa.
Para pelaku seni dapat menjadi katalis untuk memperat hubungan antarnegara melalui penciptaan suatu karya bersama. Didik Nini Thowok, Weird Genius dan Areli Hernandez Falcon berjanji untuk berkolaborasi memadukan kebudayaan mereka saat menjadi narasumber secara daring untuk “Arte Contemporaneo de Indonesia y Mexico en la Danza y la Musica como Forma de Libertad de Expresion (Seni Kontemporer Indonesia dan Mexico dalam Tari dan Musik sebagai Bentuk Kebebasan Berekspresi)” (10/08/2020).
Didik Nini Thowok adalah seorang maestro tari legendaris Indonesia yang telah berkecimpung di dunia tari sejak 1974 dan terkenal dengan tarian dwi muka (the two-faced dance). Didik telah menari dengan salah satu lagu Weird Genius yang kental akan nuansa Jawa yaitu ‘Lathi’. Menurutnya, Weird Genius telah memasukkan ekspresi wanita yang marah dalam musik itu. Didik menciptakan berbagai topeng untuk menari ‘Lathi’ yang mengekspresikan dualisme, baik dan buruk.
Weird Genius adalah grup Electronic Dance Music (EDM) dan synth-pop asal Indonesia yang beranggotakan Reza Oktovian, Eka Gustiwana, dan Gerald Liu. Mereka memasukan unsur musik kebudayaan Indonesia terutama Jawa untuk mewarnai karya musiknya. “Jika saat ini karya musik kontemporer Weird Genius dapat tenar dan dinikmati di Asia dan bahkan di Amerika Serikat, kami berharap bahwa karya musik kami juga bisa dinikmati dan diterima di Meksiko” ujar Gerald Liu. “Kami berharap suatu saat bisa tampil di Meksiko secara live, tentunya jika pandemi COVID-19 ini selesai,” ujar Eka Gustiwana.
Areli Hernandez Falcon, seorang dosen tari Universidad Nacional Autonoma de Mexico, menceritakan sejarah perkembangan tari kontemporer Meksiko yang berasal dari pertemuan tokoh tari Martha Graham, Christine Dakin dan Amelia Hernandez. Mereka berhasil memadukan tari folklore dan tari kontemporer Meksiko.
Baik Didik, Weird Genius, dan Areli Hernandez Falcon percaya bahwa menjaga tradisi adalah penting karena tradisi adalah identitas bangsa. Dengan gayanya masing-masing mereka berusaha menjaga tradisi negaranya. Dalam webinar tersebut, para maestro sepakat untuk dapat berkolaborasi bersama menghasilkan suatu karya yang mencerminkan identitas Indonesia dan Meksiko di masa yang akan datang.
Webinar tersebut diikuti oleh sekitar 60 peserta yang diselenggarakan oleh KBRI Mexico City dalam rangka merayakan Hari Ulang Tahun (HUT) Kemerdekaan RI ke-75. Webinar tersebut merupakan salah satu contoh usaha Perwakilan Indonesia untuk menciptakan titik-titik taut untuk mempererat hubungan antarnegara