Dorong Penetrasi Ekspor Rusia, Dubes RI Moskow Ajak Importir Rusia Beli Produk Indonesia
“Indonesia dan Rusia merupakan negara besar dan berdasarkan data Bank Dunia, GDP kedua negara di atas USD 1 triliun. Oleh karena itu, masih sangat terbuka lebar peluang kerja sama perdagangan yang saling menguntungkan dan saling melengkapi”, tegas Dubes RI Moskow Tavares.
Dalam rangka mendorong penetrasi ekspor produk Indonesia ke Rusia, Duta Besar RI Moskow mengundang puluhan pengusaha/ importir ternama di Rusia yang berminat untuk membeli produk-produk unggulan Indonesia.
Melalui acara business gathering, bertajuk “Meet and Greet Russian Importers” yang digelar di hotel Four Seasons Moskow pada Kamis 25 Maret 2021, Duta Besar Republik Indonesia untuk Federasi Rusia merangkap Republik Belarus, Jose Tavares, menyampaikan informasi sekaligus mengajak impotir Rusia untuk membeli produk unggulan Indonesia yang diminati oleh pasar Rusia. Delegasi Komisi VI DPR RI yang turut hadir pada acara tersebut juga melakukan lobi kepada para importir Rusia untuk meningkatkan pembelian produk Indonesia. Acara dilangsungkan dengan pembatasan jumlah peserta dan mengikuti protokol kesehatan.
Diawali dengan penampilan tarian tradisional Indonesia oleh sanggar binaan KBRI Moskow, Kirana Nusantara Dance, Dubes Tavares menyambut para importir Rusia seraya menyatakan perlunya terus mendorong peningkatan perdagangan bilateral Indonesia–Rusia.
“Potensi ekonomi kedua negara masih besar untuk terus digali dan inisiatif pelaksanaan gathering konteksnya menjadi semakin penting untuk mendorong pemulihan ekonomi kedua negara akibat pandemi Covid-19”, ungkap Dubes Tavares.
“Indonesia dan Rusia merupakan negara besar dan berdasarkan data Bank Dunia, GDP kedua negara di atas USD 1 triliun. Oleh karena itu, masih sangat terbuka lebar peluang kerja sama perdagangan yang saling menguntungkan dan saling melengkapi”, tegas Dubes Tavares.
Dubes Tavares menjelaskan bahwa berdasarkan catatan Kementerian Perdagangan RI terdapat 10 komoditas unggulan yang telah masuk pasar Rusia dengan nilai transaksi yang signifikan, yaitu produk minyak sawit (CPO), karet alam, produk kopra, cocoa butter dan minyak nabati, alas kaki, stainless steel, tekstil, produk mainan, minyak hewani dan peralatan elektronik.
“Kami mendorong para importir Rusia untuk mendatangkan lebih banyak produk-produk Indonesia ke Rusia”, ajak Dubes Tavares kepada para hadirin yang hadir. Tampak hadir 41 importir dari berbagai sektor dan juga pengusaha dari beberapa asosiasi terkait di Rusia.
Selain menjelaskan mengenai komoditas unggulan Indonesia, Dubes Tavares mensosialisasikan kebijakan pemerintah Indonesia, salah satunya melalui UU Cipta Kerja dan program vaksinasi massal untuk mendorong pemulihan aktivitas perekonomian tahun 2021.
Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional, Kementerian Perdagangan Republik Indonesia, Dr. Kasan, yang juga hadir pada kegiatan tersebut menyampaikan paparan terkait gambaran singkat mengenai perkiraan ekonomi dan aktivitas perdagangan global tahun 2021 yang diperkirakan tumbuh positif di atas 5%.
“IMF memprediksi pertumbuhan ekonomi global tahun 2021 akan mencapai 5,5%. Sementara itu, aktivitas perdagangan global akan bergerak positif pada kisaran 8,09%”, ujar Dirjen Kasan.
Menurut Dirjen Kasan, saat ini merupakan momentum yang tepat untuk memulai kembali aktivitas perdagangan internasional. “Kami telah melakukan riset dan mencatat terdapat beberapa komoditas lainnya yang berpotensi dan diminati oleh pasar Rusia, yaitu kopi, produk perikanan, buah tropis, suku cadang otomotif, aluminium oxide, dan peralatan mesin lainnya”, pungkas Dirjen Kasan.
Wakil Presiden Asosiasi Ekspor dan Impor (AEI) Rusia, Pavel Dolgov, yang turut ambil bagian dalam acara tersebut dengan berbagi pengalaman anggota AEI yang sukses menjalin bisnis dengan PT. Djarum untuk menyuplai produk rokok dan tembakau ke Rusia.
Selain itu, terdapat beberapa produk unggulan Indonesia lainnya yang telah didatangkan ke Rusia melalui AEI, antara lain produk kecantikan dan kesehatan, produk makanan, alas kaki serta pakaian.
Kepala Grup Analisis RosBusinessConsulting (RBC), Sergey Khitrov, turut menyampaikan paparan analisis singkat mengenai dinamika bisnis di Rusia selama masa pandemi COVID-19.
“Banyak perusahaan Rusia saat ini bergerak melalui bisnis online untuk bertahan. Namun, RBC yakin bahwa perekonomian Rusia akan kembali normal di tahun 2021,” ujar Sergey.
Berdasarkan penelitian dari RBC, barang-barang yang diminati di pasar Rusia, yaitu: karet, sepatu dan pakaian jadi, buah-buahan, kacang, specialty coffee khususnya jenis Arabica, produk rumah tangga, kosmetik, peralatan permesinan.
Selain itu, hadir pula General Director Mayora Group Rusia, Bharat Wadhwa, yang membagi pengalaman PT. Mayora dalam membuka dan mengembangkan bisnisnya di Rusia.
“Produk Mayora telah masuk di 50 kota di Rusia melalui jaringan supermarket terbesar di Rusia, seperti Auchan, Magnit dan Metro. Produk Mayora sangat diminati konsumen Rusia. Kopi instan menjadi produk unggulan yang memiliki permintaan tinggi, selanjutnya ada permen kopi, biskuit, sereal dan wafer cokelat”, ungkap Bharat. Pada tahun 2018, Mayora mengekspor 1.000 kontainer kopi instan ke Rusia.
Di tengah pandemi COVID-19, secara umum angka perdagangan bilateral Indonesia–Rusia mengalami penurunan sebesar 4,12%, yaitu dari USD 2,45 milyar pada tahun 2019 menjadi USD 2,35 milyar pada tahun 2020 (Data Federal Custom Rusia). Walaupun demikian, performa ekspor Indonesia ke Rusia pada tahun 2020 dipandang masih cukup baik, dengan nilai sebesar USD 1,72 miliar, dibandingkan tahun 2019 yang hanya mencapai USD 1,68 miliar.
Acara diakhiri dengan sesi networking, dimana terdapat kontak dan interaksi langsung antara pengusaha Indonesia yang hadir dan calon mitra Rusia. Sesi ini membahas prospek ekspor kopi, buah tropis hingga produk wellness.
Melalui acara promosi terpadu seperti ini diharapkan terjadi kedekatan kontak dan interaksi pengusaha Indonesia–Rusia. Pelaksanaan business gathering yang diprakarsai KBRI Moskow ini dipercaya dapat mengembalikan kepercayaan para importir Rusia untuk terus beraktifitas dan melakukan kontak dengan mitranya di Indonesia, seiring dengan dimulainya kegiatan vaksinasi COVID-19 dan normalisasi kegiatan ekonomi, baik di Rusia maupun di Indonesia.