Perjuangan Menanam Serai di Alanya, Turki

Catatan Dian Akbas

Musim semi 2016, saya mulai menanam serai. Saat itu, batang serai diberi oleh sahabat saya di Alanya yang bernama Muthi.

“Ini masukkan dulu ke air. Sesudah tumbuh akar dan daun baru, barulah ditanam di tanah,” begitu instruksi Muthi untuk menanam batang serai yang diberinya. Saya pun mengikuti instruksinya. Selang beberapa hari, muncul akar dan daun baru. Kemudian saya menanamnya di tanah dalam pot di balkon.

“Serai suka air, harus disiram pagi dan sore,” Muthi memberikan saran untuk penyiraman serai. Saya juga menyiramnya setiap pagi dan sore. Alhamdulillah serehnya tumbuh subur.

Pertengahan Juli, saya dan anak berkesempatan lagi untuk pulang kampung ke Indonesia. Saya titipkan tanaman serai pada suami dan ibu mertua untuk disiram setiap hari. Kami di Indonesia selama 2 bulan.

Sepulang dari Indonesia, saya sedih melihat tanaman serai kering kerontang. Ternyata selama dua bulan, tidak ada yang ingat untuk menyiramnya. Saya juga lupa, setiap menelepon, tidak menanyakan apakah serai sudah disiram? Sejak saat itu, saya “pundung”. Tidak mau menanam apa-apa lagi.

Hingga akhirnya, tahun 2021, saya kembali menanam serai. Selain serai, di balkon ada kangkung, Feşleğen (kemangi Turki), jambu batu, buah naga, dan kunyit. Kali ini, saya mendapatkan batang serai dari Maya. Sedangkan Maya mendapatkannya dari Muthi. Seperti sebelumnya, kali ini pun serai yang saya tanam tumbuh subur. 

Namun, ada saja kejadian yang bikin saya meringis. Tanggal 16-17 Agustus 2021, ada undangan rapat koordinasi Satgas Perlindungan WNI di KBRI Ankara, sekalian upacara 17 Agustus. Sejak tahun 2019, KBRI Ankara membentuk Satgas Perlindungan WNI. Saya terpilih menjadi Satgas Alanya. Setiap tahun, KBRI mengadakan rapat koordinasi Satgas di Ankara (kecuali 2020 via zoom karena lockdown). Nah, untuk rakor kali ini (2021), saya pergi dari Alanya tanggal 15 Agustus malam (naik bus malam). Saya sudah titip pesan ke anak dan suami agar mereka menyiram serai di balkon. Ketika saya pulang tanggal 18 Agustus dini hari, saya meringis melihat tanaman serai yang kering. Ternyata mereka berdua lupa untuk menyiram si serai. Saat itu, saya langsung menyiramkan banyak air. Sorenya saya pulang cepat dari toko. Saya lihat serai sudah mulai seger. Saya siram lagi yang banyak. Alhamdulillah besoknya serai sudah seger seperti sedia kala.

Tentunya tidak hanya itu kejadian yang menimpa si serai. Suatu hari menjelang akhir Mei 2022, terjadi sebuah tragedi terhadap serai yang tumbuh subur. Suami saya membuang tanaman serai tersebut, karena disangkanya rumput liar. Padahal suami tahu kalau saya menanam serai di balkon. Namun dia sudah lama tidak ke balkon dan kaget melihat ada daun-daun panjang seperti rumput yang tumbuh subur di balkon. Jadinya dia pikir itu adalah rumput liar yang harus dibasmi.

Meskipun serai dapat diselamatkan, tapi saya kesal banget dengan tragedi serai itu. Saya menolak lupa dengan menuliskannya di status Facebook. Jadi setiap tahun bakal ada pengingat kejadian itu dari Facebook.

Alhamdulillah kurang dari 3 bulan, saya sudah bisa panen serai yang pernah “dibuang” itu. Sekarang seraiku sudah bertumbuh lagi dan sudah bertambah dua pot.

4 tanggapan untuk “Perjuangan Menanam Serai di Alanya, Turki

  • 21 September 2022 pada 14 h 41 min
    Permalink

    Saya suka salut sama mereka yang jadi perantauan dan mau mencoba ini itu, kita di Indonesia biasa segala serba mudah jadi apa2 beli terus.

    Balas
  • 1 Oktober 2022 pada 12 h 39 min
    Permalink

    Salam kenal mbak Dian. Cerita soal pernikahan sama orang turki dong mbak.

    Balas
  • 1 Oktober 2022 pada 12 h 40 min
    Permalink

    Salam kenal mbak Dian cerita soal pernikahan sama orang turki dong mbak.

    Balas
  • 1 Oktober 2022 pada 19 h 09 min
    Permalink

    Salam kenal mba Ayu. InsyaAllah nanti saya tulis 🙂

    Balas

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *