Tahun Baruan di Turki, Ramaikah?
“Tahun Baru di Turki, ramai gak?”
Sering mendapat pertanyaan seperti itu dari teman-teman di tanah air. Menurut saya ramai-ramai saja. Vibes-nya sudah terasa sejak sebelum hari Natal (25 Desember). Baik itu di pusat kota dan tempat keramaian, maupun di acara televisi. Iklan-iklan bernuansa tahun baru sudah berseliweran di semua channel TV. Di toko-toko dan mal-mal sudah dipasang hiasan-hiasan bernuansa warna hijau dan merah. Pohon Natal pun sudah menghiasi di berbagai tempat. Bahkan di rumah-rumah sebagian orang Turki yang notabene beragama Islam pun memasang pohon Natal. Kok bisa? Mungkin ada yang bertanya seperti itu. Ya, entah ada kesalahan informasi dari mana tentang pohon Natal ini. Kebanyakan orang Turki menyebut pohon Natal sebagai “Yılbaşı ağacı” yang artinya pohon tahun baru. Jadi, karena mereka menganggapnya sebagai pohon tahun baru, maka merasa OK-OK saja memasang pohon ini di rumahnya saat tahun baru.
Dan ada menu yang menarik dalam menyambut tahun baru. Menu makan malam untuk menyambut tahun baru adalah ayam kalkun panggang. Ini membuat penjualan ayam kalkun meningkat saat menjelang tahun baru. Padahal jika ingin mengikuti western style, ayam kalkun panggang itu dimasak saat perayaan thanksgiving.
Memang tidak semua orang Turki memasak kalkun panggang untuk menyambut tahun baru, tapi cukup banyak yang melakukan ini. Jadi, cukup menghasilkan bagi peternak kalkun. Saya dan keluarga beraktivitas seperti biasa di malam tahun baru. Makan malam menu harian biasa, nonton tv/film, dan tidur. Kalau pukul 12 belum tidur, bisa sekalian nonton kembang api dari jendela. Rumah saya berada di bukit menghadap ke laut Mediterrania. Di daerah pantai dan pelabuhan terdapat banyak restoran dan hotel, balai kota pun terdapat di pinggir pantai. Di restoran-restoran dan hotel-hotel sudah pasti ada acara tahun baruan. Saat pergantian tahun, kembang api selalu meramaikan acaranya. Di balai kota juga biasanya ada kemeriahan kembang api saat pergantian tahun. Saya pun bisa menonton keramaian kembang api tersebut dari balik jendela.
Beda dengan keadaan di pusat kota yang mana terdapat banyak toko di sana, termasuk toko saya. Toko-toko di pusat kota sudah tutup sejak waktu Isya. jadi, keadaan di pusat kota menjelang pergantian tahun bisa dipastikan sepi. Kenapa toko-toko sudah tutup saat waktu Isya? Karena jam segitu sudah tidak ada orang yang belanja. Beda dengan malam lebaran. Pemilik toko rela buka toko sampai dini hari, karena masih banyak orang yang berdatangan untuk belanja baju baru. Sedangkan malam tahun baru tidak ada orang yang membeli baju baru untuk merayakan tahun baru.
Begitulah keadaan malam tahun baru di Turki dengan melihat dari sudut pandang kota Alanya. Semoga dapat menjawab rasa penasaran teman-teman tentang tahun baruan di Turki.
Lucu juga Christmas tree namanya jadi pohon tahun baru.