Mengunjungi Rumah Jenius Albert Einstein di Bern, Swiss
Siapa yang tidak kenal Albert Einstein ? Seorang jenius fisika penemu rumus relativitas atau dikenal dengan E=mc2. Sejak saya kecil hingga saat ini, nama Albert Einstein tetap abadi kita kenal berkat penemuannya. Bahkan fotonya sering dijadikan ikon atau iklan.
Liburan musim ini kami memilih Swiss sebagai tujuan, salah satunya Bern. Ibukota Swiss yang terkenal dengan sungai Aarenya yang sempat membawa cerita karena tragedi memilukan wafatnya anak gubernur Jawa Barat.
Saat melihat apa saja yang bisa kami kunjungi sempat kaget juga jika rumah Albert Einstein ada dalam guide yang wajib dikunjungi di Bern. Jujur bahkan kami baru tahu kalau ada rumah si jenius dengan IQ 160 ini. Maka hari kedua di Bern rumah Albert Einstein masuk dalam kunjungan kami.
Rumah Einstein berada di pusat kota, mudah sekali menemukannya. Kita harus naiki tangga untuk masuk le rumahnya. Seorang wanita Asia menyambut kami, rupanya wanita sangat ramah ini adalah pengurus museum khususnya bagian tiket. Saya mendapatkan tiket gratis sebagai pers, suami saya membayar harga penuh 7 CHF dan Bazile tiket anak-anak 4 CHF. Di Swiss usia anak hingga 15 tahun.
Albert Einstein, fisikawan paling cemerlang dan berpengaruh sepanjang masa ini menghabiskan beberapa tahun penting dalam hidupnya di Bern, tempat banyak teori terobosannya berasal.
Dia tinggal di jantung kota tua Bern di sebuah apartemen sederhana berlantai dua di atas sebuah toko. Tempat yang sejak itu menjadi museum kehidupan dan karya Einstein sendiri. Meski tidak selengkap Museum Einstein yang terletak di dalam Museum Sejarah Bern, namun tetap layak untuk dikunjungi.
Albert Einstein ternyata menghabiskan sebagian hidupnya di Bern. Ketika dia tiba di ibu kota Swiss pada tahun 1902, dia bekerja di Kantor hak Paten. Pada tahun 1903, ia pindah bersama istrinya Mileva ke sebuah apartemen di lantai dua sebuah gedung yang terletak di Kramgasse 49, di jantung kota, kini rumahnya menjadi tercatat sebagai warisan budaya dunia UNESCO.
Setelah membeli tiket kami memulai kunjungan. Dekorasi rumah si jenius ini sangat sederhana. Kunjungan pertama kita akan melihat tempat tidur salah satu anak Einstein dan keterangan mengenai istri Einstein, Mileva. Digambarkan bahwa Mileva adalah seorang istri, ibu dan juga teman bagi si jenius.
Kemudian setelah membaca keterangan kami melanjutkan ke ruang tamu keluarga Einstein. Di ruang tamu ini kita akan melihat berbagai foto Albert sejak dirinya kecil dewasa dan berkeluarga, berbagai keterangan tentunya disertakan bersama.
Setelah melihat ruang tamu keluarga Einstein, kita akan menaiki satu lantai lagi untuk melihat berbagai riwayat hidup dan perjalanan karir pria yang mendapatkan warga negara Swiss pada tahun 1901.
Di sini kita bisa mendapatkan informasi seputar sejarah orang tuanya, pendidikan sejak dirinya kecil hingga kuliah, bagaimana kesulitan yang ia hadapi karena dianggap sebagai murid yang tidak mampu atau tidak disiplin hingga dirinya masuk ke Institut Teknologi Federal Swiss di Zurich di mana dia bertemu Mileva Maric yang kemudian menjadi istrinya. Berbagai penghargaan yang pernah diraihnya juga bisa kita dapatkan infomasinya di sini.
Selain pernah meraih penghargaan Nobel ilmu Fisika pada tahun 1921 dirinya juga meraih berbagai penghargaan lainnya yaitu Medali Copley 1925, Medali Max – Planck 1925 dan Medali Franklin 1935.
Einstein memiliki 3 anak namun anak pertamanya baru diketahui oleh ahli sejarah keberadaannya cukup lama, menurut kabar anak pertama pasangan Albert dan Mileva ini meninggalkan usia dini dan mengalami gangguan mental. Setelah itu mereka memiliki dua anak yaitu Hans Albert dan Eduard. Hans Albert menjadi Doktor ilmu teknik, insinyur dan profesor teknik hidrolik di California, sementara Eduard sayangnya mengalami gangguan kejiwaan yaitu skizofrenia dan menghabiskan sebagian besar hidupnya di sebuah klinik di Swiss.
Albert Einstein sendiri setelah sempat pindah ke Jerman dan menjadi anggota Royal Academy of Sciences and Letters di Berlin, dirinya memutuskan untuk hidup di Amerika akibat perang pertama yang membuat dirinya kehilangan tempat tinggalnya.
Albert Einstein meninggal pada 18 April 1955 di Princeton, New Jersey karena pecahnya aneurisma aorta perut. Abunya disebar di tempat yang dirahasiakan, sesuai dengan keinginan terakhirnya. Namun, terlepas dari keinginannya, otak dan matanya diangkat, yang pertama oleh ahli patologi yang melakukan otopsi, yang kedua oleh dokter mata. Sebuah studi tahun 2013 mengenai otak Albert, diungkapkan paling banyak hiperkoneksi antara dua belahan, yang menurut beberapa orang merupakan tanda kecerdasan yang luar biasa.
Pada tahun 1977, “perusahaan Albert-Einstein” menyewa apartemen Einstein dan mengubahnya menjadi museum tempat suasana aslinya diciptakan kembali dengan furnitur, benda, banyak dokumen, tulisan, potret, dan foto.
Rumah Albert Einstein ini tidak besar dan cepat sekali habisnya boleh dibilang untuk dikunjungi. Namun bagi saya mengunjungi kediamannya adalah salah satu hal yang penting. Karena pria kelahiran 144 tahun yang lalu ini tetap sebagai seorang ahli fisika terbesar di dunia hingga saat ini.
Terimakasih tulisannya mbak, saya jadi baru tahu kalau ada rumah Einstein di Bern padahal saya sudah lama tinggal di Swiss. 😁