Erlina Doho, Srikandi di Prancis dengan Karya Seninya
Setelah sukses dengan buku pertamanya “Saisons d’Issa” Erlina Doho kembali hadir dengan buku seni keduanya berjudul “Srikandi”. Buku dengan bentuk yang unik ini merupakan ide dari Wayang Beber.
Belakangan ini nama Erlina memang semakin harum khususnya di bagi daerah tempatnya tinggal yaitu di Clermont d’Oise, tak heran bahkan pihak pemerintahan daerah tersebut meminta seniwati berwarganegara Indonesia ini untuk menampilkan goresan lukisannya untuk diabdikan dalam bentuk prangko nasional sebagai peringatan 1000 tahun kota Clermont d’Oise.
Di marché de la poésie (Pameran buku seni, sastra dan puisi) di Paris, Erlina hadir kembali untuk memperkenalkan dan memberikan tanda tangan untuk buku terbarunya yang dikeluarkan oleh penerbitan miliknya yaitu “Maison d’Art Erlina Doho”
Mengambil ide layaknya buku kuno di Indonesia yang dibuat di atas daun atau kulit sapi, bekerjasama dengan James De Namur, yang menuliskan puisi perpaduan dengan lukisan Erlina mengenai tokoh Srikandi.
“Idenya sudah lama sejak beberapa tahun lalu saat kami membuat group Wayang kontemporer di kota Clermont dengan asosiasi l’Art de la Diversité, kami membuat wayang sendiri dan memainkan bersama cerita Srikandi versi Clermont, ” turut Erlina yang ditemui Surat Dunia di Paris untuk tanda tangani bukunya.
Lanjutnya, “ide ini disambut baik oleh James yang juga dari asosiasi l’Art de Diversité dan James langsung semangat membuat puisinya. Saat membaca puisi sederhana James tentang Srikandi, imaginasi visual saya langsung mengalir dan segera saya wujudkan lewat goresan.”
Banyak pengunjung yang membaca puisi di buku seni Srikandi diperkirakan sebuah syair kuno, namun James rupanya memang mengaku ide yang keluar dari benaknya adalah karena dirinya terlebih dahulu mencoba mengenal sosok tokoh pewayangan ini.
Buku seni duet Erlina James berhasil menarik banyak pengunjung, apalagi dalam memberikan tanda tangan Erlina membubuhi lukisan cetakan dengan warna-warna lembut secara langsung. Tak heran buku yang digulung dan direkatkan oleh kayu jati pada dua sisinya langsung menarik mata para pencinta buku di pameran buku Paris, minggu 11 Juni 2023.
Surat Dunia juga hadir menemui sang Seniman berambut panjang ikal ini karena dirinya terpilih sebagai salah satu seniman yang dipercaya untuk menggoreskan karyanya dalam prangko nasional sebagai tanda seribu tahunnya kota Clermont d’Oise.
Dihubungi via telepon oleh Surat Dunia, Cécile Grange, walikota budaya kota Clermont menyatakan jika mereka meminta Erlina sebagai seniman kehormatan dalam perayaan 1000 tahun Clermont d’Oise dikarenakan bagi mereka Erlina adalah artis yang sudah dikenal sejak lama dan tinggal di kota Clermont d’Oise. Karyanya sudah sering menjadi bagian dari berbagai proyek seni.
Pemerintah daerah Clermont penerbitan 2000 lembar prangko yang langsung dibeli dan dicari oleh tidak hanya penduduk setempat namun juga para koleksi prangko (filatelis). Sukses dengan prangko edisi pertama, Cécile Grange menyatakan mereka akan segera mengeluarkan edisi kedua.
Erlina sendiri saat ditanya bagaimana perasaan dirinya dipercaya dalam proyek daerah ini mengungkapkan, “mungkin lebih tepat dikatakan saya terharu dengan kebaikan Tuhan yang memelihara saya sebagai orang asing di Prancis lewat karir di dunia seni. Dikarenakan tidak mudah berjuang sebagai seniwati di Prancis sebab orang Prancis sangat bangga dengan keseniannya dan mereka susah memberikan apresiasi jika tidak layak, orang Prancis sangat kritis menilai seni dan tidak basa basi, apalagi terhadap orang asing. Tapi dengan ketekunan dan mengimani apa yang dikerjakan mendatangkan kebaikan bagi diri sendiri, keluarga dan sekeliling maka hasil perjuangan hidup lewat kesenian ini membawa sukacita.”
Berbeda dengan karya-karya Erlina lainnya dalam pembuatan prangko ini ilustrasi sejarah kota Clermont agak berbeda dengan karya karyanya yang pada umumnya yang mengandalkan imajinasi atau pengamatan sekeliling.
“Untuk ilustrasi pesanan ini, saya diberi batasan harus sesuai dengan dokumen dokumen yang mereka berikan untuk dipelajari. Dari dokumen dokumen yang berbeda satu sama lain, saya saring, pilih dan saya mencoba mengilustrasikan dengan gaya saya menggunakan tinta hitam dengan pewarnaan cat air minimalis, tanpa merubah keotentikan informasi visual dari dokumen aslinya.” Ungkap Erlina.
Dirinya mengaku tidak bisa berhenti dalam berkarya dan membagikan ilmunya kepada siapa saja yang ingin mempelajari seni. Baginya berbagi dalam salah satu potensi yang dianugerahi Tuhan kepadanya merupakan kebahagiaan yang mengisi kehidupannya.