Lebaran di Frankfurt Jerman: Tetap Hepi dan Dinanti, Meski di Tengah Efisiensi

Halo Sobat Surat Dunia, bagaiamana kemeriahan hari Raya di Indonesia maupun negara-negara lain di penjuru dunia? Alhamdulillah, di momen lebaran ke-4 kalinya di Jerman, saya masih diberikan kesehatan dan kesempatan untuk berbagi cerita soal perayaan hari kemenangan di tempat saya merantau. Jauh dari tanah air, tidak mengobarkan semangat saya untuk bersilaturahmi dengan sesama diaspora di wilayah Frankfurt dan sekitarnya.

Tepatnya hari Minggu, 30 Maret 2025, kaum muslim di Jerman sudah merayakan Idulfitri. Menariknya, di tahun ini Open House dan Halalbihalal digelar langsung setelah kami menjalankan ibadah salat ied di Mainfeld Kulturzentrum. Acara yang dilaksanakan di Niedderaeder Lanstrasse 36 tersebut membuat masyarakat antusias, apalagi Idulfitri tahun 1446 Hijriyah ini dirayakan hari Minggu.


Sejak pukul 10 pagi sebelum gerbang Wisma Indonesia di Niederräder Landstrasse 36 Frankfurt dibuka, warga sudah berkumpul dan bersenda-gurau atau temu kangen dengan sejumlah diaspora lain yang juga ikut mengantre. Tepat pukul 11, mereka diizinkan masuk, lalu mereka bergegas untuk bersilaturahmi dengan keluarga besar KJRI dan diberikan kupon yang nanti bisa ditukarkan dengan makanan dan snack.

Di taman wisma, ada stan minuman, makan siang dan snack yang dijaga oleh para sukarelawan dari Masjid Indonesia Frankfurt. Di tahun ini ada area dan stan khusus makan siang bagi para lansia atau senioren. Hal ini membuat mereka tidak perlu repot antre saat menukar kupon. Bagi saya, Idulfitri plus Halal bihalal tidak hanya momen ketemu banyak orang, tapi juga makan enak. Sajian khas seperti opor ayam, rendang, sambal goreng ati harus dinikmati.
Suasana makin semarak tatkala banyak wajah baru yang datang ke acara Open House dan Halal bihalal tahun ini. Oiya tahun ini juga tidak ada pendaftaran, sehingga tim KJRI bersama sejumlah elemen mayarakat Indonesia di Frankfurt seperti Indonesisch-Muslimische Gemeinde in Frankfurt & Umgebung (IMG) e.V berupaya agar acara ini berjalan optimal. Apalagi di tengah hiruk pikuk efisiensi di Tanah Air, kegiatan besar yang tentu budgetnya tidak kecil ini Alhamdulillah bisa tetap terlaksana.

Menurut Konjen RI Frankfurt, Antonius Yudi Triantoro di tengah kebijakan efisiensi memang ada sejumlah perubahan,”Efisiensi memang benar, itu program pemerintah, tetapi pelanggaran halal-bialal ini tetap dilakukan.
Tentu ada hal-hal yang harus di, barangkali size-mya dikecilin, Tetapi jangan lupa juga di sini, bahwa halal bialannya juga tidak hanya diselenggarakan oleh KJRI, tetapi kita bekerjasama dengan seluruh elemen masyarakat di sini. Jadi, walaupun ada efisiensi, dukungan dari masyarakat Indonesia di Frankfurt sangat besar. Jadi, sangat memungkinkan untuk dilaksanakan pada perayaan Idulfitri 1446 Hijriyah ini.”


Di momen spesial hari kemenangan, Konjen RI yang akrab dipanggil Pak Yudi ini juga menyampaikan pesan kepada para diaspora untuk tetap semangat di tengah kondisi yang sangat dinamis di Indonesia,”Jadi forum Halal-Bialal ini selalu dijadikan oleh warga negara Indonesia dan diaspora Indonesia untuk saling bertukar pengalaman. Tentu di dalam kita berdiskusi itu kita selalu mendoakan yang terbaik bagi bangsa Indonesia. Kita mendoakan bangsa Indonesia dapat terus maju, khususnya bagaimana kita bisa mempersiapkan kita memasuki Emas tahun 2045.”

Oiya, diperkirakan ada 1000-an warga Indonesia dan diaspora yang hadir. Tua-muda, orang tua hingga anak-anak datang dari berbagai penjuru selatan Jerman untuk berlebaran, dua di antaranya ada Conita Dewi dan Dinda Lauren. Dinda yang datang dari Stuttgart ungkap alasan kehadirannya.”Pengen silaturahmi dengan teman-teman di Frankfurt dan di KJRI ada acara Open House Halal bihalal, jadinya pengen menikmati sajian Idulfitri di sini. Di Stuttgart sebenarnya ada (masjid Indonesia), tapi di Frankfurt (skalanya) lebih besar, jadinya sekalian”. Conita dari Frankfurt juga sebut ingin merasakan suasana kekeluargaan khas Indonesia,”ini kan momen lebaran dan jauh dari keluarga di Indonesia, dan di sini dikelilingi diaspora Tanah Air jadi terasa suasananya, sekaligus menyambung tali silaturahmi juga”.
Sebelum menutup tulisan ini, izinkan saya menghadiahkan pantun untuk para sobat Surat Dunia:
Pergi ke pasar membeli teri
Teri dibungkus pakai kain satin
Selamat hari raya idulfitri
Mohon maaf lahir batin.
Banyak ya yang lebaran di Jerman!