Perdamaian dan Kemanusiaan, Jadi Misi Hari Jadi 75 Tahun Deutsche-indonesische Gesellschaft

Sobat Surat Dunia, Sabtu 14 Juni 2025 forum peringatan 75 tahun Deutsche-indonesische Gesellschaft (DIG) atau Asosiasi Jerman-Indonesia berlangsung. Acara dibuka oleh Lena Simanjuntak sebagai ketua DIG. Ia merupakan satu-satunya orang Indonesia yang menjabat sebagai ketua atau presiden asosiasi, setelah sebelumnya selama 74 tahun diisi oleh orang Jerman dan laki-laki. Sambutan pun diberikan dalam bahasa Indonesia dan Jerman mulai dari pukul 11 pagi waktu setempat.

Di samping itu, Wali Kota Koeln Henriette Reker turut memberikan sambutan. Ia juga berharap pentingnya kebersamaan di tengah keragaman yang ada. Fajar Wirawan Harijo selaku acting Duta Besar Indonesia dari KBRI Berlin juga turut mengucapkan selamat hari jadi ke-75 Tahun DIG. Lalu, ada sejumlah video sambutan, di antaranya Nathanael Liminksi dari Minister Internationales Landesregierung Nordrhein-Westfalen, Wakil Menteri Luar Negeto Arif Havaz Oegroseno, hingga Duta Besar Jerman untuk Indonesia, Ina Lepel.


Tidak hanya sambutan dan pidato, forum ini juga diisi dengan sejumlah hiburan, seperti Ratoe Jaroe Saman yang dibawakan oleh Mahasiwa-mahasiswi Indonesia yang ada di kota Koeln dan sekitarnya. Kemudian ada sajian Sasando-musik dari Pulau Rote oleh Romo Vincent Adi Gunawan dan penyerahan Stipendium der Rüdiger und Margarete Siebert-Stiftung. Beasiswa ini dikelola lewat Koelner Gymnasial und Stiftungsfonds.

Hiburan bernuansa kolaborasi Barat-Timur juga hadir lewat persembahan La Follia: Barockensemble musica sconfinata & Gamelanensemble Taman Indah (Leitung Martin und Merlin Erhardt). Harmonisasinya cakep banget! Mereka padukan unsur orkestra dengan musik Jawa. Hadirin pun banyak yang terpukau, termasuk saya.

Lena Simanjuntak dalam wawancara ungkapkan harapannya ke depan,” Jadi kalau selama ini kita hanya berbicara masalah-masalah dialog budaya, tetapi buat saya sekarang dunia sedang menghadapi pemindahan geologi politik dan kemudian bergandian politik dan perang di mana-mana, Karena DIG harus berani memperluas dirinya dengan program-program untuk kemanusiaan dan perdamaian..”, Wah setuju banget nih!

Sementara itu, Konjen RI Frankfurt Antonius Yudi Triantoro yang juga hadir dalam event ini sebutkan DIG pun memiliki peran dalam hubungan baik dua negara,” Tadi mendengar bahwa terbentuknya hubungan diplomatik antara Indonesia dan Jerman juga merupakan kontribusi dari DIG Köln, dimana anggota DIG Koln yang berasal dari warga Indonesia dan Jerman ingin betul-betul mensolidkan hubungan antara Indonesia dan Jerman”.

Acara yang didukung oleh KJRI Frankfurt ini kemudian dilanjutkan dengan aneka ragam hiburan, bazaar makanan khas Indonesia, aksesoris kerajinan Nusantara. Kemudian, ada area dan acara khusus buat anak-anak yang ingin belajar budaya, seperti mengenalkan tari Bali ke anak-anak. Informasinya akan hadir di liputan saya selanjutnya ya, jadi harap ditunggu.


Lokasi yang dipilih untuk acara ini adalah Rautenstrauch‑Joest‑Museum. Ini adalah museum etnografi utama di Koeln, yang didedikasikan untuk “Kulturen der Welt” atau budaya-budaya dari seluruh dunia. Museum ini punya koleksi Indonesia cukup besar, yakni sekitar 10.000 objek dari Asia Tenggara, dengan fokus kuat pada warisan masyarakat Indonesia, salah satunya adalah Lumbung Padi dari Toraja.