KBRI Paris Gelar Penganugerahan Prix Mahar Schützenberger 2025

Balai Budaya KBRI Paris menjadi saksi atas terpilihnya empat orang mahasiswa doktor Indonesia sebagai penerima Prix Mahar Schützenberger 2025 (16/06/2025).

Prix Mahar Schützenberger adalah sebuah penghargaan yang diberikan oleh Association Franco-Indonésienne pour le Développement des Sciences (AFIDES) kepada peneliti atau mahasiswa Indonesia yang sedang menempuh studi doktoral di Prancis, sebagai penghargaan atas kualitas penelitian mereka.

Para juri yang terdiri atas para ahli dan akademisi Prancis, seperti M Robert Cori (Université de Bordeaux), M Jacques Desarménien (Université Paris-Est), M Dominique Perrin (Université Paris-Est), M Yves Agid (Académie des Sciences), M Jean Berstel (Université Paris-Est), M Jacques Demongeot (Université Joseph Fourier), M Herve Le Bras (l’Institut national d’études démographiques-INED), dan M Olivier Rioul (Institut Polytechnique de Paris) menetapkan Indah Waty Bong, Bachtiar Herdianto, Muhammad Lutfi Fajri, dan Eka Ningtyas sebagai penerima Penghargaan Prix Mahar 2025.

Penerima Prix Mahar Schützenberger 2025 (dari kiri ke kanan): Indah Waty Bong, Eka Ningtyas, Bachtiar Herdianto, dan Muhammad Lutfi Fajri

Bapak Mohamad Oemar, Dubes RI Paris, dengan bangga memberikan ucapan selamat dan apresiasi yang tinggi kepada para penerima penghargaan. Dalam sambutannya, beliau menyampaikan bahwa tahun 2025 merupakan tahun yang istimewa bagi Indonesia dan Prancis karena bertepatan dengan peringatan 75 tahun hubungan bilateral antara kedua negara. Sebagai catatan, sejak 1991 hingga 2024, mahasiswa Indonesia yang menerima Prix Mahar berjumlah 86 orang orang. Oleh karena itu, Dubes Oemar menyatakan bahwa Penghargaan Prix Mahar merupakan salah satu wujud konkret kekuatan hubungan bilateral Indonesia dan Prancis di bidang pendidikan. Lebih lanjut, beliau berharap agar penelitian para penerima penghargaan ini dapat berkontribusi tidak hanya bagi pengembangan penelitian dan ilmu pengetahuan di Indonesia, tetapi juga untuk dunia internasional.

Sambutan pembukaan oleh Dubes RI Paris, Bapak Mohamad Oemar

Keempat mahasiswa doktoral tersebut menerima medali Prix Mahar dan dana penelitian dari Presiden AFIDES, Ibu Hélène Schützenberger, yang disaksikan langsung oleh Dubes RI Paris, perwakilan juri, dan Atdikbud KBRI Paris.

Setelah penganugerahan penghargaan, setiap pemenang mempresentasikan hasil penelitiannya. Indah Waty Bong yang tengah menempuh pendidikan doktoral di GAIA-Université de Montpellier memaparkan penelitiannya tentang pengelolaan sumber daya alam secara lokal dan praktik konservasi otonom di Indonesia. Sementara itu, Bachtiar Herdianto dari IMT Atlantique, Brest menyajikan temuannya dalam hal pengembangan metaheuristik pembelajaran untuk masalah rute kendaraan. Selanjutnya, Muhammad Lutfi Fajri dari Aix-Marseille Université mempresentasikan penelitiannya tentang penggunaan nanocubes sebagai unsur pembangun struktur nanostruktur kompleks. Selain para pemenang penghargaan dari bidang sains dan teknologi, Eka Ningtyas dari bidang sosial humaniora juga berhasil mengalahkan puluhan kandidat lainnya. Eka yang baru saja menyelesaikan ujian doktornya di INALCO Paris membentangkan hasil penelitiannya tentang peran Javanisme dalam wacana politik, agama, dan kesusatraan Indonesia dari tahun 1910-an hingga saat ini.

Presentasi hasil penelitian tersebut diikuti dengan diskusi antara para pemenang dan hadirin yang menyaksikan acara penganugerahan penghargaan tersebut. Untuk menambahkan sentuhan budaya dan kehangatan hubungan bilateral antara kedua negara, acara ini menampilkan perpaduan budaya Prancis yang disajikan melalui alunan musik “La Renaissance” yang dipersembahkan oleh M Philippe Schützenberger dan suguhan tari tradisional Indonesia, yaitu tari Betawi dan tari Minang yang dibawakan oleh penari dari kelompok KBRI Paris Menari.

Penulis: Luh Anik MayaniAtase Pendidikan dan Kebudayaan KBRI Paris

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *