Dari Lantai 3 Hong Kong: Kesaksian Lutfiana Saat Topan Ragasa Melanda
Musim angin topan adalah hal biasa bagi warga Hong Kong. Namun tahun ini berbeda. Lutfiana, seorang WNI yang bekerja di sana, merasakan sendiri dahsyatnya Topan Ragasa. Dalam wawancara bersama Surat Dunia, ia berbagi kisah tentang ketakutan, kepanikan, hingga harapan di tengah badai.

Surat Dunia: Bagaimana kondisi Lutfiana sekarang?
Lutfiana: Alhamdulillah saya baik-baik, walaupun belum bisa keluar karena masih yellow rain dan kekuatan angin masih di level 8 tapi persediaan makanan cukup

Surat Dunia: Ketika musibah datang teh Lutfi sedang berada di mana? Apakah pemerintah setempat sudah memperingati sebelumnya kepada warga akan datangnya banjir?
Lutfiana: Waktu itu, Selasanya memang sudah ada sinyal T8, karena mungkin sudah terbiasa dengan angin kencang maka masih banyak warga yang keluar dan berjalan-jalan termasuk saya saat itu sedang berada di terminal ferry seperti warga Hong Kong lainnya untuk menyaksikan besarnya angin. Sore saya pulang sebelum ashar, jadi saat itu ya masih aman. Siapa sangka malamnya ternyata berubah cepat langsung naik hingga ke level 10 diiringi hujan deras!
Dua hari sebelum musibah, pemerintah Hong Kong memang sudah memperingati warganya agar bersiaga karena akan terjadi angin Topan Ragasa. Hampir setiap tahun pergantian musim, sering terjadi perubahan ekstrim khususnya angin topan, tapi tahun ini memang besar sekali sampai level 10 lebih.
Untungnya pemerintah Hong Kong sudah memberi peringatan secara lengkap kepada kami. Misalnya jendela harus ditutup, lobang angin dengan kipas ditutup, colokan listrik dicabut dan lainnya.
Surat Dunia: Apakah perwakilan Indonesia ikut membantu dalam hal ini?
Lutfiana: Kalau perwakilan Indonesia hanya memberi peringatan saja agar kami hati-hati. Kalau soal bantuan belum ada sih sampai sekarang, apalagi mereka kan tutup akibat kejadian ini.
Surat Dunia: Bagaimana dengan diaspora Indonesia di sana? Apakah ada yang terkena musibah/ menjadi korban (materi dll)
Lutfiana: Alhamdulillah tahun ini tidak ada korban ya sepertinya, karena saya sendiri belum mendengarnya. Beberapa tahun lalu memang ada WNI yang hanyut dan meninggal.
Surat Dunia: Apakah saat pemerintah setempat memberi peringatan kepada warga ada kepanikan?
Lutfiana: Ya begitulah, walaupun bukan hal baru kejadian ini tapi tetap saja warga dibuat panik. Rata-rata yang dilakukan pertama adalah mempersiapkan stok makanan, ini bisa sampai rebutan dan kadang memberi kesempatan kepada penjual untuk menaikan harga hingga tiga kali lipat, misalnya sayuran. Tapi ya biarpun mahal tetap saja diperebutkan, menurut saya pribadi sih karena warga di sini sangat takut mati kelaparan…..
Surat Dunia: Kerusakan apa saja yang Lutfiana lihat dari tragedi Topan Ragasa ini?
Lutfiana: Dari foto dan video di grup kami (PMI), kebanyakan mengalami kerusakan kaca jendela yang rusak, biasanya bangunan yang tinggi misalnya di lantai 30 yang paling terkena dampaknya, sampai terlihat bangunan ikut bergoyang mengakibatkan beberapa barang berjatuhan, jendela pecah dan di luar pohon-pohon itu tumbang, atap rumah juga beterbangan. Alhamdulillah saya tinggal di lantai 3 jadi tak terlalu terasa bergoyang dan dampaknya juga sangat kecil, paling depan rumah terlihat banyak tanaman rusak dan pohon ada yang tumbang.

Tapi memang masih banyak yang penasaran ingin melihat besarnya angin sehingga memilih ke daerah tepian pantai, pernah kejadian ada pasangan suami istri, maksudnya ingin menyaksikan besarnya angin topan malah mereka terseret laut, istrinya selamat, suaminya koma. Dari kejadian itulah pemerintah Hong Kong menerapkan peraturan barang siapa yang sengaja berjalan-jalan di tepi pantai disaat keadaan darurat dikenakan denda 2000 dollar Hong-Kong dan 5 bulan penjara.
Surat Dunia: Bagaimana anda menyikapi musibah ini?
Lutfiana: Saya pribadi hanya bisa berdoa kepada Alla SWT, memohon perlindungan agar semua yang ada di Hong Kong ini juga di tempat lain karena di Philipina dan Taiwan juga mengalami musibah yang sama. Semoga menjadikan kita lebih mawas diri…
Semoga Allah melindungi warga Indonesia di Hong Kong 🤲. Wawancara yang bagus sekali surat Dunia kami jadi tahu secara langsung kesaksian Orang Indonesia di tempat.