Ketemu Nasi Kuning, Nikmatnya Berbuka Bareng Komunitas Muslim Indonesia Di Frankfurt
Buka puasa bareng adalah salah satu momen yang paling ditunggu oleh umat muslim, terutama masyarakat Indonesia. Tidak hanya bagi yang berada di tanah air, tapi juga untuk para perantau yang mengadu nasib di benua Eropa. Pasalnya nih, kita bisa silaturahmi, memperluas jaringan pertemanan hingga dapat merasakan sajian khas nusantara.
Karena itulah, saat teman saya membagikan informasi soal berbuka puasa gratis di Masjid komunitas muslim Indonesia di Frankfurt saya langsung mendaftar. Mengapa harus mendaftar? Hal ini disebabkan di tengah pandemi, segala antisipasi berupaya dilakukan. Selain itu juga tentunya untuk memprediksi berapa banyak makanan yang dibutuhkan buat disajikan. Tepatnya hari Minggu 10 April lalu, saya mendatangi Masjid yang berlokasi di Strahlenberger Weg 16 Frankfurt am Main tersebut. Rupanya pada hari itu, giliran KJRI Frankfurt yang menjadi donatur untuk membagikan makanan kepada jemaah. Hmmm saya jadi penasaran, apa yaaa menu yang akan disajikan hehehe.
Meskipun berada di kawasan perkantoran dan bangunan masjid pada umumnya, di sana saya merasa tenang dan nyaman. Pengurus masjid pun menyambut dengan hangat dan sedikit menjelaskan tentang aktivitas di bulan Ramadan yang berlangsung di masjid.
Bagian Wanita Bagian Pria
Kemudian kegiatan dibuka dengan sambutan, tadarus Quran dan dilanjutkan dengan iftar bersama. Sajian berbukanya benar-benar mirip di Indonesia. Ada kurma, gorengan hingga kolak. Sayangnya kurang teh manis hangat atau es teh manis hehe. Lalu kami salat Magrib berjamaah dan dilanjutkan dengan makan besar. Alhamdulillah di momen ini, saya kembali merasakan nasi kuning paket lengkap. Ada nasi, telur, sayur, daging, tempe dan kerupuk. Tidak lupa ada sambal ulek. Hmmmm nikmat!
Di masjid juga, saya kembali berjumpa dengan tim KJRI Frankfurt dan tentu saja Konjen Acep Soemantri. Selain itu, saya bertemu dengan orang-orang Indonesia yang sudah menetap di Jerman. Sungguh menyenangkan jika bisa banyak bersilaturahmi. Ditambah lagi, lewat sajian yang ada hadir sebagai obat kangen kepada makanan khas Ramadan yang ada di tanah air. Pokoknya mah, Alhamdulillah aja hehehe.
Sayangnya saya gak sempet ikut salat Isya dan Tarawih bareng. Hal ini terjadi lantaran sudah terlalu malam. Buka puasa sekitar pukul 20:14 dan kami baru selesau makan pukul 22.00. Kemudian di Frankfurt di hari Minggu frekuensi kendaraan bisa jauh lebih berkurang dan ini kurang baik buat saya yang masih belum lama tinggal di Jerman. Namun yang pasti, InshaAllah silaturahmi tetap terjaga.
Ikut senang