Evakuasi 1 Relawan MER-C Keluar dari Gaza
Satu relawan MER-C, Farid Zanzabil Al Ayubi, mengikuti proses evakuasi keluar dari Jalur Gaza, Palestina. Sementara, dua relawan MER-C lainnya, yaitu Fikri Rofiul Haq dan Reza Aldilla Kurniawan masih memutuskan untuk bertahan di Jalur Gaza untuk melanjutkan misi dan bantuan kemanusiaan dari rakyat Indonesia untuk rakyat Palestina.
Manajer Operasional MER-C Rima Manzanaris menceritakan proses evakuasi relawannya ini. Menurut dia, Farid bergerak ke Gerbang Rafah bagian Gaza dengan diantar oleh relawan pada Sabtu (8/12/2023) sekitar pukul 07.00 pagi waktu Gaza.
“Setelah itu, Farid keluar menuju Gerbang Rafah Mesir bersama dengan para korban luka-luka dan sejumlah warga negara asing lainnya yang telah mendapatkan izin evakuasi keluar dari Jalur Gaza,” ujar Rima dalam keterangan tertulis yang diterima Surat Dunia, Minggu (10/12/2023).
Di Gerbang Rafah Mesir, lalu Farid menunggu Tim Evakuasi dari KBRI datang menjemput untuk membawanya ke Kairo dan kemudian kembali ke Indonesia.
“Sekitar pukul 20.00 malam waktu Indonesia atau pukul 15.00 sore waktu setempat, Tim Evakuasi KBRI menginformasikan bahwa mereka sudah bertemu dengan Farid,” kata dia.
Farid Zanzabil Al Ayubi adalah relawan MER-C yang telah bertugas di Jalur Gaza sejak Februari 2019. Selama empat tahun bertugas di wilayah terblokade ini, selain sebagai relawan di MER-C Cabang Gaza, Farid dan relawan MER-C lainnya juga menempuh pendidikan di Universitas Islam Gaza.
Hingga saat ini, MER-C masih terus berkoordinasi dengan Kementerian Luar Negeri RI mengenai jadwal kepulangan Farid ke Indonesia serta mengenai rencana keberangkatan Tim Medis dan Kemanusiaan MER-C ke Mesir dan Jalur Gaza untuk memberikan bantuan bagi korban agresi Israel.
Sebelumnya, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan sejak RS Indonesia tidak lagi beroperasi akibat serangan Israel tanpa henti, Farid beserta dua orang WNI relawan MER-C lainnya berpindah ke Gaza selatan.
“Mas Farid adalah satu dari tiga relawan MER-C yang sejak awal memutuskan untuk tetap tinggal di Gaza. Namun dalam perkembangannya, Mas Farid kemudian memutuskan dan meminta bantuan untuk evakuasi,” ujar Menlu Retno.
Saat ini, Farid telah berada di perbatasan Rafah wilayah Mesir bersama tim evakuasi KBRI Kairo.Menlu Retno menceritakan proses evakuasi Farid yang memerlukan waktu panjang dan proses yang sangat kompleks, terutama dalam upaya memasukkan namanya ke dalam daftar warga negara asing yang diizinkan melintas dari Gaza ke Mesir.
“Proses memasukkan nama ke daftar sekali lagi merupakan proses yang sangat tidak mudah. Sebagaimana diketahui, selama berlangsungnya jeda kemanusiaan, perbatasan Rafah juga tidak selalu terbuka untuk arus keluar karena prioritas diberikan bagi arus masuk bantuan kemanusiaan,” ujar Retno.
Setelah proses yang panjang dan rumit tersebut, kata dia, akhirnya Farid bisa keluar dari Gaza dan segera dibawa ke lokasi yang lebih aman di Mesir.Tim evakuasi KBRI Kairo selanjutnya akan membawa Farid ke Kairo dan memfasilitasi kepulangannya segera ke Indonesia.
Tim evakuasi KBRI Kairo selanjutnya akan membawa Farid ke Kairo dan memfasilitasi kepulangannya segera ke Indonesia.Retno memastikan bahwa kondisi dua WNI relawan lainnya, yaitu Fikri Rofiul Haq dan Reza Aldilla Kurniawan, sehat dan selamat. “Mereka saat ini berada di Gaza selatan, di sebuah sekolah dekat Rumah Sakit Eropa,” kata dia.
Menlu mengatakan bahwa pemerintah akan terus menjalin komunikasi dan memantau keadaan kedua WNI tersebut. Dia menjelaskan bahwa sejak Rumah Sakit Indonesia yang terletak di Gaza utara tidak lagi beroperasi akibat serangan Israel yang tiada henti, Farid beserta dua WNI relawan MER-C lainnya berpindah ke Gaza Selatan.
Namun, Retno menggarisbawahi bahwa situasi di Gaza masih sangat berbahaya karena Israel terus melakukan serangan setelah jeda kemanusiaan berakhir pekan lalu.Saat ini,serangan Israel bahkan telah menyasar sebagian Gaza Selatan, terutama di wilayah Khan Younis. Gaza Selatan sebelumnya merupakan daerah yang relatif aman dibandingkan Gaza Utara.