Dakwah Workshop “Mercy to the Universe” bersama Ustadz Husnul Muttaqin: Menginspirasi Mualaf di Macao dan Hong Kong

Catatan Lutfiana
Hong Kong

Hong Kong, 19 Oktober 2025 — Sekitar 130 peserta memadati ruang seminar lantai 6 Masjid Ammar, Wan Chai, Hong Kong untuk menghadiri hari kedua Dakwah Workshop bertajuk “Mercy to the Universe”, bersama Ustadz Husnul Muttaqin Abdul Haris, dai asal Jakarta yang menjadi pembicara Indonesia pertama di acara IUHK untuk para mualaf Filipina.

Acara ini merupakan rangkaian dari dua hari kegiatan dakwah, yang dimulai sehari sebelumnya di Masjid Moloyuen, Macao, pada Sabtu, 18 Oktober 2025. Sekitar 30 peserta, mayoritas mualaf dari Filipina dan pekerja migran Muslim dari Indonesia, hadir dalam kajian bertema “How to be a Good Muslim”. Kegiatan dimulai dengan pembacaan ayat suci Al-Qur’an oleh Ustadzah Putri Hafidzah, Qari’ah Nasional dari NTB yang juga istri dari Ustadz Husnul Muttaqin.

Hari Pertama: Dasar Menjadi Muslim yang Baik

Dalam kajian ini, Ustadz Husnul Muttaqin menjelaskan bahwa menjadi Muslim yang baik dimulai dari menjaga hubungan dengan Allah SWT (hablum minallah) melalui ibadah wajib yang ditekuni secara ikhlas. Selanjutnya, hubungan dengan sesama manusia (hablum minannas) harus dijaga — dimulai dari orang tua, keluarga, pasangan, tetangga, hingga komunitas sekitar.

Beliau menekankan bahwa kualitas keislaman tidak hanya diukur dari jumlah, namun dari kedalaman pemahaman dan pengamalan. “Mualaf harus terus belajar, memahami kewajiban seperti shalat, puasa, dan zakat agar berdampak positif bagi lingkungan dan dakwah Islam,” tegas alumni Islamic University Islamabad ini.

Hari Kedua: Hidayah, Tujuan Hidup, dan Taqdir

Pada hari kedua di Hong Kong, workshop dilanjutkan dengan pembahasan tiga tema utama:

  1. The Greatest Gift (Hidayah) – Hidayah adalah anugerah terbesar dari Allah yang harus disyukuri dan dijaga.
  2. The Purpose of Life – Islam memberikan panduan jelas tentang tujuan hidup manusia, yakni menyembah Allah dan menjadi khalifah di bumi.
  3. Taqdir dan Tawakal – Pemahaman tentang takdir harus dibarengi dengan usaha maksimal dan sikap tawakal kepada Allah.

Acara diawali dengan lantunan ayat suci Al-Qur’an yang merdu dari Ustadzah Putri Hafidzah, yang membius para peserta dengan suara khasnya. Kegiatan dilanjutkan setelah istirahat, shalat, dan makan (isoma), hingga menjelang Ashar.

Momen haru terjadi saat seorang pekerja migran asal Filipina mengikrarkan kalimat syahadat, dibimbing langsung oleh Ustadz Husnul Muttaqin.

Motivasi untuk Muslimah: Al-Qur’an Mengangkat Derajat Perempuan

Menjelang penutupan acara, Ustadzah Putri Hafidzah memberikan tausiyah bertema “Perempuan dalam Al-Qur’an”. Ia menyampaikan bagaimana Islam memuliakan perempuan sejak masa jahiliyah hingga kini. Dengan mengutip Surah Al-Ahzab ayat 35, ia menegaskan bahwa perempuan memiliki kesempatan yang sama dengan laki-laki untuk meraih derajat tinggi di sisi Allah.

Ia mengajak para peserta untuk menjadikan tokoh-tokoh perempuan dalam Islam — seperti Maryam, Asiyah, Khadijah, dan Aisyah — sebagai inspirasi dalam kehidupan sehari-hari. Menurutnya, perempuan bisa menjadi apapun — guru, ilmuwan, dokter — selama tetap menjaga harga diri dan hubungan dengan Allah SWT.

Acara yang digelar oleh Islamic Union of Hong Kong (IUHK) ini ditutup dengan harapan bahwa komunitas mualaf, khususnya dari Filipina dan anggota HIG (Helpers of Islam Group) Macao, dapat terus berkembang tidak hanya secara jumlah, tetapi juga kualitas keislaman.

“Sedikit tapi berkualitas akan lebih berdampak besar bagi perkembangan dakwah Islam,” pungkas Ustadz Husnul Muttaqin.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *