Catatan Serangan 11 September di Mata Seorang Indonesia Imam Shamsi Ali (10)
Setelah Sabrina selesai membacakan terjemahan ayat-ayat Al-Quran yang saya bacakan, kami kembali duduk ke kursi semula. Tapi sebelum saya kembali
Baca SelengkapnyaSetelah Sabrina selesai membacakan terjemahan ayat-ayat Al-Quran yang saya bacakan, kami kembali duduk ke kursi semula. Tapi sebelum saya kembali
Baca SelengkapnyaAcara di Yankee Stadium ini memang ditujukan sebagai “memorial service” atau acara peringatan atas peristiwa serangan 9/11 itu. Tapi sekaligus
Baca SelengkapnyaBeberapa kali saya terbangun di malam itu untuk sekedar mengulang-ulangi bacaan itu. Saya tidak ingin mengecewakan pendengar. Tapi lebih penting
Baca SelengkapnyaHari-hari berlalu di kota New York, bahkan di Amerika dan dunia umumnya, semua didominasi oleh peristiwa 9/11. Di berbagai kota
Baca Selengkapnya“The world will hear us. And the people who knocked down these buildings will hear us soon” (dunia akan mendengar
Baca SelengkapnyaSatu kelebihan Presiden Bush adalah kepribadian yang hangat. Seperti yang pernah saya sebutkan terdahulu ketika bertemu di gedung Saint Patrick
Baca SelengkapnyaDi Staten Island pada hari Kamis, tiga hari setelah serangan itu ada seorang Muslim keturunan Palestina ditembak. Beliau menghembuskan nafas
Baca SelengkapnyaSaya ingat kata-kata terakhir Bush tadi. “Those who knocked down these buildings will hear us soon” . “Itu deklarasi perang”
Baca Selengkapnya“Mr. President, I am representing the largest Muslim community in the world” (saya mewakili komunitas Muslim terbesar dunia). Mendengar itu,
Baca SelengkapnyaHari itu, Kamis 13 September, seorang Muslim di Harlem ditusuk hingga meninggal dunia. Di kawasan Bay Ridge Brooklyn ada dua
Baca Selengkapnya