Menyelesuri Jejak Bangsa Inka!
Buenos dias senyor…..begitu sambutan hangat supir taxi dari hotel yang akan kita inapi malam ini, jam sudah menunjukan pukul 19.00 akhirnya kita mendarat juga di airport international Jorge Chavez di Lima ibu kota Peru setelah pesawat mengalami keterlambatan 4 jam di Madrid, untung sang supir taxi masih setia menunggu. Untuk berpergian ke negara yang baru pertama kalinya saya lebih suka ambil taxi langsung dari hotel utk menjemput, yang jelas utk mengurangi resiko di negara antah berantah kena tipu taxi gelap atau diputer-puterin nggak jelas sampe angka di argometer membengkak, pengalaman tak meng-enakan ini pernah saya alami di dua tempat dan salah satunya justru di Jakarta ibu kota-ku sendiri. Ada spekulasi mengatakan kalau kita ambil kendaraan hotel untuk menjemput mungkin harganya sedikit lebih mahal tapi yg jelas aman dan apa yang ada di pikiran sang supir murni cuma ingin mengantarkan kita ke hotel dan menyelesaikan tugasnya secepat mungkin. Lima ibu kota Peru yang berpenduduk kurang lebih 7,6 juta jiwa ini menurut saya nggak terlalu istimewa, selain kota besar yg sedang gencar membangun selebihnya tempat2 hiburan malam, bar dan karaoke yang justru lebih marak disini, sisanya tempat bersejarah dan segelintir museum lokal beradu dengan lajunya budaya modern. Satu tempat yang mungkin wajib dikunjungi di Lima yaitu: Plaza Major de Lima. Jantung kota Lima dengan taman dan pancuran air yang dikelilingi bangunan2 kuno berarsitektur kolonial seperti: monaster San Fransisco, katedral utama, monaster Santo Domingo, istana Torre Taggle dan lainnya. Pendek kata untuk mencari budaya autentik dari Peru bukan di Lima tempatnya tapi bagi yg suka hiburan modern dan hura-hura, Lima menawarkan alternatif tersebut. Satu hari di Lima cukup karena route perjalanan masih panjang, trip dilanjutkan ke Arequipa kurang lebih 2 jam pesawat dari Lima ke selatan Peru. Arequipa kota terbesar kedua setelah Lima dan ibu kota provinsi dalam bahasa kuno Inka berarti ” dekat gunung ” karena kota yg berada di ketinggian 2400 meter altitude ini berada di lembah deretan pegunungan Andes dan ada dikaki gunung berapi Misti. Dari kota Arequipa kalau cuaca cerah kita bisa melihat jelas kemegahan gunung vulkanik itu yang sering tertutup salju puncaknya. Mengunjungi Arequipa bisa dimulai dari alun2 kota: Plaza de Armas dari situ kita bisa mengelilingi old town atau kota tuanya yang penuh bangunan peninggalan kolonial berbaur dengan banyak toko, cindera mata dan restauran. Bicara soal kuliner disini saya yang selalu ingin mencicipi sesuatu yg baru saat berada direstaurant lokal bertanya apa menu istimewa disini, sang pemilik restaurant bilang anda harus mencicipi “cuy “. Dalam bahasa spanyol saya tanya, apa itu cuy ? Akhirnya baru tahu kalau cuy itu adalah marmut binatang pengerat lucu yang sering kita jadikan sebagai binatang hias dirumah. Antara nggak tega dan naluri keingin tahuan akhirnya saya mengiyakan saran si pelayan dan perlu diketahui untuk menu dari hewan ini harganya cukup mahal dibanding harga daging hewan2 lainnya karena cuy dahulu adalah santapan untuk kaum ningrat dan menu untuk pesta tertentu. Begitu hidangan sampai di atas meja saya sempat mendelik melihat ujudnya, marmut yg masih utuh lengkap dengan kepala dan kaki digoreng garing disajikan dengan kentang goreng dan salad bawang bombay merah. Dengan penasaran saya coba meskipun harus memisahkan kepalanya terlebih dahulu karena nggak tega melihat tatapan si binatang lucu ini yang hidupnya berakhir tragis di atas piring. Kriuk……kulitnya begitu crispy dan tekstur dagingnya juga lembut hampir sama seperti daging kelinci ternyata enak juga jadi nggak ada salahnya mencoba. Di kota Arequipa ada beberapa tempat historik yang perlu dikunjungi: Basilica Cathedral of Arequipa, Gereja tua Jesuits dan Monaster Santa Catalina yang unik dengan warna cat temboknya yg berwarna-warni. Dua malam di Arequipa saya sudah mulai merasakan perbedaan altitude, tapi route selanjutnya jauh lebih ekstrem yaitu ke danau dgn altitude tertinggi di dunia ” Titicaca ” ( 3812 m ) dengan melewati Altiplano daerah tertinggi berpenghuni di kawasan jajaran pegunungan Andes dengan ketinggian rata2 sekitar 3300 meter dari permukaan laut. (Bersambung)