Buka puasa di Luar Negeri memang selalu terasa spesial dan nikmat!

Sudah tiga tahun acara bukber bisa Montpellier alhamdulillah bisa berjalan dengan lancar.  Dari tahun ke tahun jumlah yang datangpun semakin bertambah. Kadang saya suka cemas, karena acara yang diadakan di kediaman saya ini, takutnya tidak bisa memuat semua tamu yang hadir. Tahun ini, sebanyak empat puluh lima orang yang hadir, dewasa dan anak-anak. Tapi untungnya, meskipun ruang tamu saya pas-pasan tidak sampai membuat antara satu dengan yang lain adu sikut.
Yang spesial dari bukber di Montpellier ini adalah, muslim dan non muslim saling berpartisipasi dengan antusias. Tentu saja tidak semua orang indonesia di kota ini hadir di acara bukber tahunan, mengingat tempat yang terbatas dan memang diprioritaskan untuk para pelajar yang merantau di kota yang berada di Prancis selatan ini. Ide ini muncul tiga tahun yang lalu, saat teman-teman dari grup pengajian yang salah satunya adalah pelajar, rindu akan kampung halaman dengan suasana ramadan yang khusuk dan nikmatnya berbuka dengan tajil dan hidangan masakan rumah.
Jangankan para mahasiswa, saya saja yang memiliki suami dan anak-anak yang alhamdulillah berpuasa juga, tetap merindukan atmosfer ramadan yang khas. Berkat kerja sama dari para teman-teman di Montpellier inilah bukber akhirnya bisa terlaksana dan kini sudah memasuki tahun ke tiga.

Saya sendiri salut dengan antusias teman-teman di Montpellier. Karena buka puasa yang sangat telat yaitu pukul 21.30, tak menjadi halangan untuk datang ke kediaman kami yang berada di tengah kota, dan rela pulang dini hari. 
Acara bukber selalu dimulai dengan berbuka makanan manis, shalat berjamaah dan barulah menikmati hidangan yang dibuat oleh masing-masing. Tahun ini, menu masakannya memang sangat bervariasi. Dari mulai es agar-agar selasih dan kelapa parut, rendang, dua macam tempe, ayam kari, sambel goreng kentang, tahu isi, opor telur sampai ke kinca duren yang laris manis dan puding serta bubur sumsum yang membuat suasana ala santapan indonesia semakin terasa.
Suami saya tahun ini membuat siomay bandung lengkap dengan saus kacang buatannya, dirinya yang pernah bekerja di Bandung, memang sudah jatuh cinta dengan dua jajajan khas kota ini, siomay dan es cendol. Tahun depan dirinya berjanji akan membuat es cendol bagi teman-teman untuk bukber!
Berbaur dengan agama berbeda di acara bukber juga merupakan salah satu tujuan kami, mempererat tali silaturahmi. Dan tentu saja memperkenalkan kepada anak-anak kami tradisi dari pihak ibu atau bapak indonesianya. Indah memang ketika semua saling berbagi, tanpa menjadikan agama atau tradisi sebagai penghalang silaturahmi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *