Ratusan Potong Kain Batik Koleksi Raja Chulalongkorn Dipamerkan Selama 2,5 Tahun Di Bangkok
Sejak senin (29/10/2018), sebanyak 307 potong kain batik koleksi Raja Chulalongkorn, menjadi koleksi Museum Tekstil Queen Sirikit.
Jejak sejarah hubungan erat Indonesia dan Thailand terpatri dengan jelas dalam artefak berupa 307 potong kain Batik dalam berbagai corak yang berasal dari akhir abad ke-19.
Pameran kain batik di Istana Raja Thailand ini, bertema “A Royal Treasure: Javanese Batik from the Collection of King Chulalongkorn of Siam“.
Kain batik yang dipamerkan adalah koleksi Raja Thailand ke-5, Chulalongkorn (Rama V). Pada masa kekuasaannya, Raja Chulalongkorn mengunjungi Pulau Jawa sebanyak 3 kali yaitu tahun 1871, 1896, dan 1901. Sejak kunjungan yang pertama, Raja Chulalongkorn menampakan ketertarikannya yang besar terhadap seni batik, sehingga pada kunjungannya yang kedua dan ketiga Raja mulai mengoleksi kain batik dari berbagai sentra produksi batik di pulau Jawa.
Setelah Raja Chulalongkorn wafat pada 1910, koleksi batik tersebut disimpan di Grand Palace dan tidak pernah diperlihatkan ke publik selama lebih dari 100 tahun. Dengan demikian, pameran saat ini merupakan pameran pertama batik koleksi Raja Chulalongkorn dimaksud.
Pembukaan Pameran Batik tersebut dilakukan selama 3 hari berturut-turut yaitu tanggal 29, 30 dan 31 Oktober 2018, dan akan dibuka untuk umum pada tanggal 1 November 2018. Pembukaan tanggal 29 Oktober 2018 merupakan Grand Opening, tanggal 30 untuk kalangan media, dan tanggal 31 untuk para Duta Besar negara sahabat dan perwakilan organisasi internasional yang ada di Bangkok.
Acara Grand Opening dibuka secara resmi oleh Putri Mahachakri Sirindhorn dan dihadiri oleh para petinggi kerajaan dan pejabat Thailand; Duta Besar RI untuk Kerajaan Thailand, Ahmad Rusdi beserta Ibu Anita Rusdi; para pakar seni dan kolektor tekstil tradisional Nusantara yang berasal dari Indonesia, Thailand, dan negara lainnya; serta para pencinta Batik.
Di sini, sangat terasa oleh hadirin terbawa dalam suasana keluhuran dan kearifan budaya Jawa serta hubungan erat antara Kerajaan Thailand dan Kerajaan Jawa dengan kehadiran Gusti Kanjeng Ratu Hemas dan Gusti Kanjeng Bandoro Raden Ayu Adipati Paku Alam dari Keraton Yogyakarta sebagai tamu kehormatan acara dimaksud. Terlebih dalam acara tersebut ditampilkan pula permainan gamelan oleh guru dan siswa-siswi Sekolah Indonesia Bangkok serta staf KBRI, demonstrasi membatik oleh pembatik dari Kesultanan Yogyakarta, serta hidangan makanan dan minuman khas Indonesia (Sate Ayam, Lemper, Otak-otak, Lapis Legit dan Wedang Jahe) yang disajikan oleh KBRI Bangkok.
Ketertarikan dan minat yang tinggi terhadap Batik dan budaya Indonesia tampak pada Putri Sirindhorn. Putri menikmati pertunjukan Gamelan dan demo membatik serta serius memperhatikan satu per satu koleksi batik yang dipamerkan. Dengan telaten Putri mendengarkan penjelasan Duta Besar Ahmad Rusdi dan membuat catatan pribadi setiap elemen pameran dan pertunjukan budaya yang menarik minatnya.
“Pameran Batik koleksi Raja Chulalongkorn yang diselenggarakan di salah satu obyek wisata penting Thailand ini merupakan hal yang sangat strategis bagi peningkatan pemahaman terhadap seni dan budaya Indonesia serta promosi pariwisata kepada masyarakat Thailand dan global, karena Thailand merupakan negara dengan kunjungan wisatawan tertinggi di ASEAN,” papar Duta Besar Ahmad Rusdi dalam kesempatan bincang-bincang dengan awak media.