Pesilat Indonesia Jadi Tim Favorit Di Bercy Prancis
Dalam edisi ke 34, bintang-bintang dunia persilatan hadir untuk tampil di depan publik Prancis untuk Festival des Arts Martiaux (seni bela diri). Beberapa bintang yang pernah tampil di acara yang berlangsung di Bercy Paris ini adalah Biksu Shaolin yang terkenal pada 1989, Jean-Claude Van Damme pada 1990, Masters of Okinawa pada 1993, atau Rickson Gracie yang legendaris (spesialis jiu-jitsu Brasil dan pejuang MMA) pada tahun 1995.
Indonesia yang juga turut berpartisipasi pada di festival senin bela diri yang berdiri sejak 1985 ini, dibawakan oleh tim pesilat asal Jawa Barat, Perguruan Silat Panglipur. Mereka terdiri dari Cecep Arif Rahman, pesilat kawakan yang sudah lalu lalang di dunia silat dan membintangi beberapa film terkenal seperti The Raid, Star Wars dan masih banyak lainnya. Dian Nurdini,Yudistira Agung Rinjani, Selly Dwi Agnestiani dan Faris Fadjar Munggaran. Para peserta adalah para pesilat yang sudah memiliki karir tingkat nasional dan internasional.
Datang sebagai kontingen dari Indonesia sebagai tamu undangan terhormat di festival yang berlangsung pada 23 Maret 2019, tim indonesia mengaku sempat merasa khawatir tidak bisa menjalani tugas mereja sebagai kontingen Tanah Air dengan optimal. Hal itu dikarenakan, salah satu maestro silat, Cecep Arif Rahman, sempat sakit dan menjalani operasi hingga persiapan dirasakan kurang optimal karena sudah mendekati waktu keberangkatkan. ”Alhamdulillah berkat kerja sama dan niat kita untuk bisa memberikan yang terbaik bagi Indonesia, kami bisa melakukan persiapan dan latihan hanya dengan waktu terbatas, kami benar-benar hanya latihan bersama itu di Paris jadinya, alhamdulillah bisa menjadi tim favorit”, tutur Dian Nurdini.
Terpilihnya Perguruan Panglipur adalah karena pihak penyelenggara Bercy, mengundang maestro silat Cecep Arif Rahman, dan pesilat asal Garut inilah yang kemudian memilih dan menyeleksi timnya untuk tampil di acara bergengsi dunia seni bela diri di Paris.
Tampil memukau dengan gerakan yang seni bela diri yang menurut kebanyakan orang memiliki kelengkapan dibanding seni bela dirinya lainnya, Padepokan Kasundan, memilih selendang dan kipas sebagai senjata bela diri untuk penampilan para pesilat wanitanya, golok dan pisau untuk pesilat prianya.
Master, pakar, dan juara seni bela diri terhebat dari seluruh dunia setiap tahunnya berkumpulnya di Festival des Arts martiaux ini. Pertunjukan yang diperagakan dan diperlombakan memadukan tradisi, sihir, dan juga pengetahuan bela diri dari leluhur. Lebih dari sepuluh ribu penonton yang datang ke edisi 34 festival ini.