Mahasiswa Doktor di Prancis Peringati Sumpah Pemuda
Dari jumlah pelajar tersebut, sekitar 100 orang sedang menempuh studi doktor. Mereka mengambil berbagai bidang studi, sains, teknologi, ilmu sosial, sampai dengan ilmu politik. Bertepatan dengan peringatan Sumpah Pemuda, perkumpulan pelajar doktor tersebut mengadakan kegiatan *Journee des doctorants Indonesiens (JDI)*, sehari diskusi ilmiah tentang pendidikan dan pembangunan SDM, pada hari Sabtu 26 Oktober kemarin.
Kegiatan JDI ini bekerjasama dengan PPI Paris yang dipimpin oleh Putri Afiah. JDI ini menjadi momen penting bagi generasi muda Indonesia, sebagaimana pesan Bung Karno, beri aku sepuluh pemuda, niscaya akan kuguncangkan dunia. Pesan ini menunjukkan bahwa Bapak Proklamator mengharapkan kualitas generasi muda Indonesia sangat penting, dan tidak hanya bonus demografi.
Kegiatan diadakan di Balai Budaya KBRI Paris, dibuka oleh Dubes RI, Bapak Arrmanatha C Nasir. Dalam sambutannya Dubes Tata menyampaikan pentingnya kualitas SDM sebagaimana program prioritas Presiden Jokowi. Oleh karena itu Dubes Tata berharap agar para pelajar Doktor dapat memberikan saran masukan best practice pendidikan di Prancis kepada pemerintah Indonesia. Selesai memberikan sambutan, Dubes Tata menerima dokumen abstrak diskusi ilmiah para peserta yang disampaikan oleh Wisnu Uriawan, koordinator JDI. Dubes Tata didampingi DCM KBRI Paris, Bapak Agung Kurniadi.
Sebelumnya setelah menyanyikan lagu Indonesia Raya dan pembacaan ikrar Sumpah Pemuda, Wisnu Uriawan, pelajar Doktor bidang Informatika di INSA Lyon ini melaporkan bahwa kegiatan dihadiri 51 peserta dari berbagai bidang ilmu dan berbagai kampus di Prancis, mulai dari Montpellier hingga Lille. Wisnu menambahkan bahwa kegiatan ini akan berkelanjutan, dan tema diskusi ilmiah kali ini adalah pembangunan SDM menyongsong era Revolusi Industri 4.0.
Setelah pembukaan, kegiatan JDI diawali dengan kuliah umum oleh Prof. Warsito, Atdikbud KBRI Paris yang mengangkat topik pendidikan dan pengembangan SDM. Prof. Warsito menyampaikan beberapa PR penting dalam pengembangan SDM; kebijakan dan perundangan yang visioner, budaya identitas dan pendidikan karakter, revitalisasi peran teknologi dalam pendidikan, dan standarisasi kompetensi, serta kemampuan literasi – bahasa.
Pada sesi berikutnya, seluruh peserta mengadakan diskusi ilmiah yang terbagi menjadi dua kelompok, kelompak sosial humaniora dan kelompok sains teknokogi. Beberapa point hasil diskusi telah diperoleh, diantaranya ketetapan kebijakan pendidikan agar tidak cepat dirubah ketika pergantian pimpinan, penguatan literasi di kalangan pelajar, penguatan cinta tanah air.
Setelah melalui kajian dan adaptasi dengan situasi kondisi pendidikan di tanah air, hasil rekomendasi akan diformulasikan untk disampaikan ke pemerintah Indonesia melalui Mendikbud, Mas Nadiem Makarim. Hal tersebut disampaikan oleh Atdikbud, Prof. Warsito saat menutup kegiatan diskusi ilmiah tersebut. Wisnu juga menyampaikan bahwa kegiatan ini penting dalam membangun network, sehingga terjalin diskusi dan sharing pengalaman selama studi di Prancis.