Karya Pelukis Indonesia Dipamerkan Bersama Seniman Prancis di Museum Mudo
Erlina Doho, seniman lukis Indonesia yang berprestasi, bersama 26 seniman Prancis, telah berpartisipasi dalam Pameran Seni Kontemporer di MUDO, Musée de l’Oise, dari 8 hingga 10 Februari 2020 lalu.
Berkarya seni visul adalah sarana berbahasa bagi Erlina. Salah satu karyanya yang dipamerkan berjudul VIE, di mana bunga dalam karya ini, persoalan utama bukan keindahan dari bunga tapi bunga pada karya ini adalah salah satu bahasa visual pelukis kelahiran Bali untuk mengungkapkan “kehidupan”.
“Bunga memiliki beberapa makna simbolik bagi saya. Demikian juga pada karya karya saya lainnya. Saat berkarya adalah saat perenungan dan semakin saya merenung, semakin saya kagum pada Sang Maha Pencipta”, tutur Erlina kepada Surat Dunia.
Erlina menegaskan berkarya seni baginya sudah menjadi sebuah profesi yang dapat bisa menjadi tulang punggung dalam kehidupan keluarga. Ia merasa betapa ini merupakan suatu keberuntungan, karena selain bisa menyalurkan hobi dan hasratnya dalam berkarya juga seni lukis saat ini bisa menjadi sebuah pekerjaan yang patut dibanggakan.
Seniman yang kini bermukim di Prancis dan telah mendapatkan berbagai penghargaan di Indonesia, Prancis, Jepang dan Unoesco ini menggambarkan rasa sukacita dimana saat pameran selalu terjalin dialog menarik dengan pengunjung pameran.
“Saya merasa bersyukur terpilih sebagai salah satu pelukis Indonesia yang tinggal di Prancis untuk pameran bersama 26 perupa Prancis di museum MUDO, Beauvais.” Ungkap Erlina.
Pameran Seni Kontemporer di MUDO, Musée de l’Oise ini diorganisasi oleh Lyon Club de Beauvais dan Départemental de l’Oise dan berlangsung selama 3 hari. 2 dari 3 karya seniman lukis Erlina yang dipamerkan terjual saat pembukaan pameran dan 20 persen dari hasil penjualan telah disumbangankan atas nama Lyon Club untuk asosiasi Le Fil d’Ariane, yayasan tuna netra guna membeli anjing pemandu.
Berpartisipasi dalam kegiatan sosial adalah hal yang sangat penting menurut Erlina yang pernah menempuh pendidikan di sekolah seni Yogyakarta dan meneruskan di Pekin.
“Pengalaman tak terlupakan saat pameran ini, dimana saya terharu sampai ingin menangis pada saat dua pengunjung tuna netra yang meraba karya VIE dimana lukisan bunga di atas kanvas berpadu dengan material kayu dan metal. Meskipun dialog tidak lama tapi sangat berkesan bagi saya”. Ungkap Erliana yang juga dikenal sebagai ilustator buku.
Berbagai penghargaan yang pernah diterima Erlina yang besar dalam keluarga seniman adalah, menerima 4 medali di kompetisi lukisan dunia Jepang dari 1984 hingga 1988. Menerima 1 medali lukisan dari UNESCO tahun 1988. Menerima 15 hadiah dari kompetisi melukis dari tahun 1980-2008. Penghargaan Kehormatan Seniman Muda Indonesia pada tahun 1992. Diundang oleh Kementerian Pariwisata, Pos dan Telekomunikasi Republik Indonesia untuk melukis di seluruh negeri tahun 1993.