Peluncuran Film Une Barque Sur L’Ocean Berlangsung Sukes Meskipun Masa Pendemi Covid-19
Peluncuran Film Une Barque Sur L’Ocean Sebagai Salah Satu Peringatan 70 tahun Bilateral Indonesia – Prancis
Paris, 25 Juli 2020. Kerjasama antara Indonesia dan Prancis di dunia perfilman telah berlangsung cukup lama dan berjalan dengan sangat baik tiap tahunnya. Film merupakan salah satu sarana mempromosikan potensi alam dan budaya Indonesia yang sangat menarik untuk dijadikan latar pembuatan film, kepada masyarakat eropa dan dunia khususnya Prancis.
KBRI Paris bekerja sama dengan VITO mendukung launching pemutaran film dengan latar dan budaya Bali karya Arnold de Parscau, Une Barque Sur L’Océan. Film ini merupakan perpaduan antara dua budaya yang sangat berbeda, tersurat melalui kisah cinta antara Eka seorang pemuda Bali berusia 25 tahun yang tinggal di sebuah desa kecil di Bali utara dan Margaux, seorang mahasiswi Prancis jurusan piano.
Acara ini selain dalam rangka promosi budaya Indonesia di Prancis, juga sebagai salah satu realisasi kerjasama Indonesia-Prancis dalam dunia perfilman, melalui Dirjen Kebudayaan – Kemdikbud. Peluncuran film perdana ini dilaksanakan pada Sabtu, 25 Juli 2020, pukul 19.30 WIB di Cinema Le Balzac, Paris.
Event ini dihadiri sekitar 350 orang yang terdiri dari penonton, tamu undangan KBRI Paris, bintang film wanita Dorcas Coppin, Arnold de Parsceau – produser. Jumlah penonton dibatasi dengan mengikuti protokol kesehatan pada masa COVID-19 dan juga wajib memakai masker.
Kegiatan pemutaran film diawali dengan pengantar oleh Distributor Film, Jonathan Musset yang didampingi oleh Atdikbud KBRI Paris, Prof. Warsito. Jonathan menyampaikan apresiasi kepada para penonton dan juga kepada KBRI atas kerjasamanya. Prof. Warsito menyampaikan terima kasih kepada Rumah produksi Fleurs d’Argent dan Wayna Pitch, perusahaan distributor film dan berharap kerjasama ini dapat dilanjutkan pada masa mendatang.
Duta Besar KBRI Paris, Bapak Arrmanatha C. Nasir dalam sambutannya menyampaikan apresiasi kepada sutradara dan segenap kru film serta mengundang para pekerja perfilman untuk meningkatkan produksi film berlatar alam dan budaya Indonesia.
Secara khusus terkait dengan film ini, Dubes Arrmanatha Nasir menyampaikan kepada para penonton bahwa pada masa Covid-19 ini, tentu kita semua belum bisa berkunjung ke Bali, namun malam ini kita berkunjung ke Bali melalui film ini.
Setelah penyajian tarian Bali, Kembang Girang, dilanjutkan dengan pemutaran film selama 1 jam setengah. Kegiatan malam itu dialanjutkan dengan dsikusi antara para penonton dan para kru film. Arnold de Parsceau menjawab berbagai pertanyaan terkait dengan kenapa tertarik dengan Bali sebagi lokasi.
Arnold sudah mengenal Bali, orang tuanya tinggal sebagian waktu di Bali. Bali adalah paradise, pulau dewata, pemandangan indah, penduduknya ramah, baik.
Pilihan bahasa Bali adalah memberikan orisiniltas terutama dalam percakapan antara Eka dan keluarganya serta dengan penduduk orang-orang Bali.