Cuba Dan Indonesia Perkuat Kerjasama Pendidikan Kedokteran
Indonesia dapat belajar dari keunggulan di bidang kedokteran yang dimiliki oleh Kuba melalui berbagai cara, salah satunya pendidikan. Duta Besar Indonesia untuk Havana, Nana Yuliana berkesempatan untuk berkunjung ke Camaguey dan Villa Clara, Kuba untuk bertemu dengan Rektor Universidad Ciencias Medical Carlos J Finlay di Camaguey guna memperkuat kerjasama pendidikan kedokteran.
Rektor Universitad Ciencias Medical Carlos J Finlay, Tamara Chao Correa menyambut baik rencana kerjasama dengan universitas di Indonesia termasuk pertukaran dosen dan penelitian. Indonesia dan Kuba memiliki kesamaan terutama penyakit tropis yang banyak diderita masyarakat.
Dubes Nana juga bertemu dengan pihak Rektorat Universidad Ciencias Medicas (UCM) di Villa Clara, sekitar 3 jam dari Havana. Dalam pertemuan tersebut, Wakil Rektor UCM, Dra. Ivette Molina Linares menjelaskan mengenai sistem pendidikan kedokteran di Kuba dimana sejak tahun pertama para mahasiswa sudah diminta untuk terjun ke lapangan dan berkunjung ke rumah-rumah penduduk untuk memonitor kesehatan masyarakat.
Selama ini Kuba memberikan beasiswa kepada sejumlah negara di Asia, Afrika dan Eropa untuk menempuh pendidikan kedokteran melalui Universitas ELAM (Escuela Latinoamericana de Medicina). Setelah dua tahun berkuliah di ELAM, mereka akan disebar di sejumlah universitas di propinsi dan fasilitas kesehatan di Kuba.
Saat ini tercatat tujuh mahasiswa Indonesia yang mendapatkan beasiswa dari pemerintah Kuba untuk mendalami bidang studi kedokteran di berbagai perguruan tinggi di Kuba. Terdapat tiga putri Indonesia yang kuliah di Universidad Ciencias Medical Carlos J Finlay Camaguey. Diantara mereka adalah Felizia Bela Dholu (alumni SMA N 70 Jakarta), Santi Susanti (alumni Pondok Pesantren Terpadu Al-Ma’shum Mardiyah, Cianjur), dan Bunga Annissa Oktavia (Alumni SMAN 3 Cirebon), serta Musyahid Dhiyau Aldhini (Alumni SMAIT Tunas Bangsa) di Universidad Ciencias Medicas, Villa Clara.
Tantangan yang dihadapi lulusan Fakultas kedokteran di Kuba adalah keharusan mengikuti martikulasi pendidikan kedokteran di Indonesia, padahal mereka telah menempuh kuliah di Kuba selama 6 tahun.