Peluang Ekspor Rempah Indonesia ke Jerman Masa Pandemi Covid-19
Saat ini peluang untuk ekspor rempah terbuka luas di Jerman. Selama pandemi Covid-19, akar-akaran seperti jahe dan kunyit makin diminati, terutama untuk membuat minuman pendukung imunitas tubuh, serta produk roti dan kue-kue di berbagai bakery di Jerman. Biji pala, vanila, kayu manis, cengkeh, empon-empon dan essential oil juga banyak dibutuhkan untuk mendukung industri makanan di Jerman.
Hal ini menjadi bahasan dalam diskusi secara online yang diadakan oleh KJRI Frankfurt dengan tema‚ “Peluang dan Tantangan Ekspor Rempah Indonesia ke Jerman”. Diskusi ini melibatkan 4 orang narasumber yang berprofesi sebagai eksportir dan importir rempah Indonesia, yaitu Bpk. Rolf Schleyer dan Ibu Dwi Anoraganingrum dari IndoCon GmbH di Nürnberg, Bpk. Christoph Hein dari perusahaan Asien Import-Export di München, dan Bpk Dippos Naloanro Simanjuntak dari PT. Mega Inovasi Organik di Indonesia.
Tantangan yang dihadapi terkait kualitas mutu rempah, yang harus terjaga sejak keberangkatan hingga ketibaan di Jerman. Hal-hal yang bisa mempengaruhi turunnya kualitas rempah, antara lain faktor cuaca dan kelembaban udara selama di perjalanan laut, yang dapat menyebabkan tumbuhnya mikrobiologi yang berbahaya, seperti jamur.
Tantangan lain yang dicatat berkaitan dengan reputasi. Para importir Eropa pada umumnya menilai kualitas rempah Indonesia cukup bagus, namun masih kalah bersaing dengan merek lain yang sudah mendapatkan kepercayaan lebih dulu di Eropa.
Para pembicara mencermati pentingnya menjaga kepercayaan, kredibilitas dan keandalan dalam menyediakan produk yang benar-benar bersih dan berkualitas sesuai standar Uni Eropa. Beberapa catatan negatif ekspor antara lain karena adanya unsur-unsur lain yang ikut terbawa bersama produk rempah, seperti batu, unsur kimia, pengawet, pemutih, dll. Kandungan berbahaya ini dapat menurunkan kepercayaan para importir Eropa kepada eksportir Indonesia secara umum, dan dapat berakibat pada penolakan ekspor.
Dalam hal ini, penting dicatat konsekuensi yang harus ditanggung oleh eksportir, apabila terjadi penolakan ekspor, seperti menanggung biaya pemulangan barang ekspor atau biaya pemusnahannya.Diskusi berlangsung interaktif meliputi ketentuan dan standar impor Uni Eropa yang sangat detil dan ketat, biaya dan sertifikasi laboratorium di dalam negeri dan di Eropa, komoditas rawan reject, proses random check di pelabuhan Eropa, hingga cara membuat commercial invoice dan contoh membuat packing list.
Konsul Jenderal Acep Somantri dalam pernyataannya menyampaikan ’KJRI Frankfurt mendukung upaya Pemerintah untuk mengembalikan kejayaan rempah Indonesia. Oleh karenanya kami memandang penting adanya connecting resources, agar para pelaku usaha berbagi pengalamannya, terutama dalam memahami ketentuan Uni Eropa, serta mendalami seluk beluk ekspor rempah ke Eropa, khususnya ke Jerman’.
Diskusi interaktif diikuti oleh 260 peserta wakil perusahaan dan individu yang bergerak di sektor komoditi rempah dari berbagai wilayah di Indonesia, antara lain Maluku, Jambi, Madura, Jawa Tengah, Jawa Timur, Medan, Bali, Singapore dan juga dari berbagai kota di Jerman, seperti Muenchen, Koln dan Nuremberg.
Bagaimana cara bisa ekspor apakag perwakilan bisa bantu? Kemana saya bisa kontak. Saya memiliki usaha dibidang jamu.