Batik Durian Lubuklinggau Goes to Milan
Batik kembali ditampilkan dalam ajang Milan Fashion Week (MFW) 2021. Perancang busana Jenny Yohana Kansil, dengan label busana JYK-nya menampilkan 10 karya busana pada peragaan busana (runaway show) Emerging Talents Milan-Milan Fashion Week Spring/ Summer 2021 yang berlangsung di Palazzo Visconti, Milan, Italia.
Mengusung tema “Revolutionary Hope”, yang terinspirasi style anak muda punk tahun 70’an, busana-busana tersebut dirancang dan dipadupadankan dengan batik Lubuklinggau yang mempesona dengan corak khas buah durian.
Busana kain katun dan sutera halus batik Durian Lubuklinggau tersebut dipadankan pula dengan kulit sintetis vegan leather (kulit non-hewan) yang terbuat dari ampas kopi dan sayur sayuran. Pewarnaan batik Lubuklinggau juga ramah lingkungan karena menggunakan pewarna alami seperti buah pinang, jengkol serta daun mangga. Jenny Kansil menjelaskan bahwa konsep “revolutionary hope” juga dikaitkan dengan “harapan-harapan baru” keluar dari pandemi Covid-19, sekaligus menciptakan lingkungan yang lebih baik untuk semua makhluk hidup.
Penggunaan motif batik Durian Lubuklinggau juga dirasakan “pas” dengan kepribadian kaum muda termasuk kelompok punk: “keras di luar, berani mengambil keputusan dan resiko, memiliki banyak ide yang bermanfaat, namun memiliki tujuan yang mulia untuk sesama”.
Partisipasi JYK Indonesia dalam kegiatan ini juga didukung oleh Batik Lubuklinggau dan KBRI Roma. Batik Lubuklinggau saat ini juga sedang dipromosikan oleh Pemerintah Kota Lubuklinggau Sumatera Selatan, termasuk melalui upaya Hj. Yetti Octarina Prana (istri Walikota Lubuklinggau sebagai Ketua Tim Penggerak PKK/ Ketua Dekranasda Lubuklinggau) di berbagai festival. Lubukinggau dikenal sebagai penghasil durian, yang kemudian menjadi inspirasi penciptaan songket dan batik Durian serta bunga Lingga. Kain batik dan songket durian juga telah dipatenkan pada 2016 yang lalu.
Danang Waskito, Koordinator Fungsi Penerangan Sosial dan Budaya KBRI Roma yang juga turut hadir dalam kegiatan tersebut menyampaikan penghargaannya atas partisipasi JYK pada kegiatan “Milan Fashion Week”. “Partisipasi ini merupakan kolaborasi yang baik antara KBRI Roma dan penggiat diplomasi batik Indonesia seperti JYK dan Batik Lubuklinggau, untuk terus mendukung diplomasi Indonesia di Italia, khususnya dalam memperkenalkan wastra Indonesia seperti batik. Tentunya kita semua berharap partisipasi dalam kegiatan seperti ini, akan semakin mendorong kesuksesan JYK dan desaigner Indonesia lainnya pada kancah internasional”, jelasnya.
Pihak penyelenggara Emerging Talents Milan mengundang para perancang busana dengan konsep nasional dan warisan budaya yang kuat untuk mempererat hubungan antar bangsa, budaya dan negara. Kriteria desain terpilih harus memiliki fokus dan esensi pada keanggunan, keindahan dan orisinalitas. Emerging Talents Milan juga memiliki visi untuk melestarikan dan mempromosikan tradisi, keterampilan, dan produk kerajinan dari generasi ke generasi.
Selain JYK Indonesia, tampil pula beberapa perancang lainnya seperti Marc Cain (Jerman), Nera Lingerie (Prancis), Anamarija Asanovic (Kroasia), Nina Nayema (Kanada), Vitor Zerbinato (Brasil). JYK adalah label Indonesia yang memproduksi pakaian wanita ready to wear.
Produk JYK juga banyak diilhami oleh keluhuran budaya Indonesia yang tetap dapat beradaptasi dengan dunia modern. Sementara itu, Jenny Yohana Kansil adalah designer lulusan beberapa sekolah fashion di Italia dan Inggris. Jenny Kansil merupakan alumni Istituto di Moda Burgo, yang kemudian dipercaya membuka Istituto di Moda Burgo Indonesia di Jakarta.