Dubes RI Bacakan Puisi “Aku Ingin” Karya Sapardi Djoko Damono di Moskow
Di hadapan 30 warga Rusia pemerhati sastra dan budaya Indonesia, Dubes RI untuk Federasi Rusia dan Republik Belarus, Jose Tavares, pada Sabtu (9/4) membacakan puisi “Aku Ingin” karya penyair kondang Sapardi Djoko Damono (SDD).
Aku ingin mencintaimu dengan sederhana….. dengan kata yang tak sempat diucapkan… kayu kepada api yang menjadikannya abu…… Aku ingin mencintaimu dengan sederhana …. Dengan isyarat yang tak sempat disampaikan… awan kepada hujan yang menjadikannya tiada.
Pembacaan puisi tersebut menjadi pembuka acara presentasi edisi dwibahasa (Rusia-Indonesia) buku kumpulan puisi SDD “Hujan Bulan Juni” di toko buku Falanster, Moskow. Penggagas acara, Anna Shaposhnikova menjelaskan buku “Hujan Bulan Juni” diterjemahkannya ke bahasa Rusia bersama 2 Indonesianis lain, Oksana Kotkina dan Svetlana Banit dengan illustrator Vladimir Kirichenko dan mulai diluncurkan 17 Januari 2022 namun baru kali ini dipresentasikan ke publik Rusia.
Buku dwibahasa setebal 156 halaman dalam bahasa Indonesia dan Rusia ini diterbitkan penerbit Vodolei Moskow bekerjasama dengan PT. Gramedia Pustaka Utama – Jakarta. Sebelumnya saat memberi sambutan, Dubes Jose Tavares memberi apresiasi tinggi atas ketekunan dan proses kreatif tiga serangkai penerjemah dalam menerjemahkan bahasa puisi yang sulit dan sarat makna dari bahasa Indonesia ke bahasa Rusia.
“Meski saya bukan sastrawan, namun saya dapat merasakan banyak makna tersirat mengenai kehidupan yang disampaikan Sapardi melalui puisi-puisinya. Sapardi Djoko Damono memang sangat lihai memilih kata yang sederhana lalu memilin kata tersebut sehingga memunculkan imajinasi yang dalam, luas, dan tak lekang oleh waktu,” ujar Dubes Tavares. Dubes Tavares juga berharap ke depannya akan semakin banyak karya sastrawan Indonesia, seperti Chairil Anwar, Rendra, Marah Rusli, Pramudya Ananta Tur, N.H. Dini, dan sebagainya yang diterjemahkan ke bahasa Rusia sebagaimana telah banyaknya karya sastrawan Rusia seperti Dostoyevski, Tolstoy, Pushkin, Lermontov, Turgenev dan lainya yang diterjemahkan ke bahasa Indonesia dan tersedia di toko buku di Indonesia.
Dalam presentasi buku terjemahannya, Anna Shaposhnikova menjelaskan pertama kali mengenal puisi “Hujan Bulan Juni” saat bekerja sebagai pengajar bahasa Indonesia di Institute of Asia Africa Countries – Moscow State University (ISAA-MSU) – melalui kaset musikalisasi puisi hadiah rekan kerjanya, dosen Lyudmila Demidyuk, tahun 1996.
“Terpesona dengan puisi SDD, saya pun menterjemahkan sebagian besar puisi SDD tahun itu juga, namun naskah terjemahan hanya tersimpan di laci meja,” tutur Anna. Pada tahun 2021 seorang alumni jurusan studi Indonesia ISAA MSU, Oksana Kotkina, saat di Jakarta membeli buku “Hujan Bulan Juni” di toko Gramedia, dan juga langsung jatuh cinta pada puisi ini dan bertekad memperkenalkan karya SDD ini ke khalayak Rusia.
“Oksana menghubungi saya dan Indonesianis lainnya Ibu Svetlana Banit yang juga merupakan pengajar senior bahasa Indonesia dari Universitas St. Petersburg untuk menggarap penerjemahan buku ini. Sejak itu proses kreatif penerjemahan puisi semakin ditingkatkan dan pada perjalanannya, Dubes Jose Tavares memberi dukungan atas penerbitan buku ini,” ungkap Anna menambahkan. Kepada penonton, Anna juga memberikan ulasannya atas beberapa puisi yang ada di buku “Hujan Bulan Juni,” yakni: “Aku Ingin”, “Pada Suatu Hari Nanti”, “Telinga”, “Dalam Diriku”, dan “Sajak Desember”, termasuk kajiannya mengenai suasana batin SDD ketika menciptakan puisinya. Suasana toko buku juga mendadak hening saat Anna membacakan puisi-puisi SDD tersebut dalam bahasa Rusia diiringi petikan gitar. “Puisi “Aku Ingin” yang tadi dibacakan Pak Dubes sering dibacakan sebagai pengantar prosesi pernikahan yang khidmat di Indonesia dan jika dinyanyikan, sangat menyentuh perasaan. Ini dikarenakan makna puisinya yang mendalam, tentang luhurnya nilai kasih sayang antara sepasang manusia dan menjadi simbol kesetiaan yang tanpa syarat,” ujar Anna.
Selain Anna, illustrator buku, Vladimir Kirichenko yang gemar menggambar motif batik, wayang golek dan hal-hal mengenai Indonesia, menjelaskan ide pembuatan cover buku berupa dua kepala wayang serta beberapa sketsa di dalam buku “Hujan Bulan Juni” muncul setelah membaca beberapa puisi. Viktor Pogodaev, pengajar bahasa Indonesia di ISAA yang juga penerjemah kamus Indonesia – Rusia, menilai penerjemahan buku “Hujan Bulan Juni” dari bahasa asal ke bahasa sasaran cukup berhasil berkat pengalaman dan pengetahuan yang luas dari para penerjemahnya.
“Hanya saja akan lebih baik lagi jika di buku ini riwayat hidup para penerjemahnya juga turut dicantumkan,” ujar Viktor yang disetujui Anna akan melakukan revisi pada edisi cetak ulang buku. Kegiatan presentasi juga dimeriahkan dengan pembacaan puisi “Hujan Bulan Juni” oleh Hosea Manurung, diplomat KBRI Moskow dan musikalisasi puisi “Aku Ingin” yang dibawakan Anna dan Maria diiringi denting gitar Nanang Fadillah, Korfung Pensosbud KBRI Moskow. Hanyut dengan suasana lagu, penonton kembali meminta puisi “Aku Ingin” dinyanyikan lagi bersama-sama.
Salah seorang penonton, Polina Razinkina mahasiswi ISAA semester 2, menyatakan acara pesentasi ini sangat nyaman dan informatif secara budaya. “Sebagai mahasiswa yang baru belajar bahasa dan budaya Indonesia, malam ini sungguh luar biasa bagi saya karena berkesempatan bertemu para senior Indonesianis yang telah menerjemahkan puisi Indonesia ke dalam bahasa Rusia dengan begitu anggun,” ujar Polina.
Sepanjang hidupnya, penyair Sapardi Djoko Damono (1940 – 2020) telah menerbitkan lebih 50 buku puisi, cerpen, teori sastra dan telaah budaya – karya asli maupun terjemahan. Buku puisi pertamanya berjudul “Duka-Mu abadi” (1969), kemudian buku “Mata Pisau” dan “Akuarium” (1974), kumpulan puisi “Hujan Bulan Juni”, “Melipat Jarak”, “Perahu Kertas”, “Sihir Hujan”, “AyatAyat Api”, “Namaku Sita”, “Sutradara itu Menghapus Dialog Kita”, “Kolam”, “Perihal Gendis dan mBoel” terbit berturut-turut sampai tahun 2020. Karya Sapardi telah diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris, Jerman, Prancis, Belanda, Arab, Jepang, Cina, Jawa, Bali, Italia, Portugis, Korea, Tagalog, Thai, Malayalam, Rusia, serta Urdu. Kumpulan puisi “Hujan Bulan Juni” sendiri terakhir diterbitkan dalam bahasa Mandarin pada 2017. bahasa Jepang, Arab, dan berikutnya akan terbit dalam bahasa Thailand dan Serbia.