Siswa Canberra Girls Grammar School Antusias Belajar Gamelan di KBRI

Canberra Girls Grammar School (CGGS) mengunjungi Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Canberra untuk mempelajari alat musik tradisional Indonesia yaitu gamelan melalui sesi lokakarya (workshop) yang digelad di Balai Budaya Indonesia, Selasa (10/2). CGGS merupakan sekolah swasta di Canberra yang hanya menerima murid perempuan dari kelas taman kanak-kanak sampai kelas 12.
 
Diungkapkan Atase Pendidikan dan Kebudayaan KBRI Canberra, Mukhamad Najib, tujuan utama kunjungan para siswa sekolah umumnya ingin mengenal budaya Indonesia melalui berbagai alat peraga yang terdapat di Balai Budaya Indonesia. “KBRI Canberra kembali menerima kunjungan dari sekolah-sekolah di Australia, pasca libur Idulfitri 2022,” ucap Atdikbud Najib dalam kesempatan yang sama.
 
Atdikbud Najib mengaku senang menerima kedatangan para siswa yang ingin mengenal budaya Indonesia. “Kedatangan mereka ke Balai Budaya Indonesia menunjukkan ketertarikan mereka terhadap Indonesia. Ini kesempatan bagi kita untuk membuat daya tarik Indonesia semakin nyata di mata siswa-siswa Australia, sehingga diharapkan mereka suka dan mau berkunjung ke Indonesia di waktu yang akan datang,” tutur Najib.
 
Guru CGGS yang turut mendampingi kunjungan para murid, Christina Hopgood, mengakui para murid CGGS wajib belajar berbagai kesenian seperti teater dan musik, khususnya musik barat. “Selama ini, murid belajar musik barat. Kita ingin memperkenalkan musik tradisional Indonesia seperti Gamelan Bali dan ternyata mereka suka dan antusias mengikuti lokakarya ini,” tutur Christina.
 
“Jadi kami ke sini bukan sekadar ingin melihat isi Balai Budaya, namun ingin mempelajari gamelan,” tambah Christina.
 
Dipandu instruktur Gamelan Bali sekaligus Staf KBRI Canberra, I Gede Eka Riyadi, para siswa diperkenalkan dengan ragam instrumen yang terdapat dalam Gamelan Bali dan diajarkan bagaimana cara membunyikan instrumen. Selanjutnya, mereka mempraktikkan nada-nada sederhana yang diajarkan Gede.
 
“Mereka bersemangat mencoba gamelan Bali, dan karena mereka sudah memiliki dasar-dasar bermusik yang baik di sekolah, mereka pun tidak terlalu kesulitan untuk mengikuti workshop ini,” tutur Gede. Dalam kesempatan ini, siswa juga diajari teknik dan struktur gamelan Bali serta bermain satu lagu tingkat dasar yaitu “Tabuh Gilak”.
 
Diuraikan Atdikbud Najib, sejak pandemi Covid-19 di Canberra mulai mereda dan pemerintah setempat menyesuaikan aturan-aturan yang terkait pandemi, permohonan kunjungan ke KBRI Canberra mulai mengalir dan karenanya, KBRI, khususnya Balai Budaya, sudah beberapa kali menerima kunjungan sekolah dan kampus.
 
“Kedatangan Canberra Girls Grammar School ini bukanlah yang pertama, sebelumnya sudah ada beberapa kampus dan sekolah yang berkunjung,” ujar Najib. Atdikbud Najib juga mengundang para siswa CGGS dan para guru untuk sama-sama belajar gamelan di KBRI. “Di KBRI ada gamelan Jawa dan Bali. Saat ini kami memiliki kelompok gamelan Sekar Langit yang berlatih gamelan Bali setiap Selasa sore. Jika para siswa dan guru tertarik untuk belajar gamelan lebih jauh, baik gamelan Jawa maupun gamelan Bali, kita dapat membuka kelas baru di hari lain,” tutup Najib

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *