Gustiyan Rachmadi Pematung Masa Depan Indonesia

Catatan Andi Sopiandi

Pematung Lulusan Seni Patung Institut Teknologi Bandung (ITB) ini lahir di Curup 13 Juni 1968. Ia telah menciptakan sejumlah patung yang dijadikan monumen terkenal di berbagai kota di Indonesia.

Seniman yang lulus program master (S2) di Seni Murni FSRD ITB Bandung ini memang punya catatan emas yang ditorehkan dalam menciptakan Monumen-monumen dalam wujud karya seni patung yang luhur.

Sejumlah monumen yang tersebar di berbagai kota memberikan satu simbol yang kuat. Mulai nilai histori sampai sejumlah tokoh besar bangsa. Adalah pematung Gustiyan Rachmadi salah satu pematung muda masa depan. Gustiyan menciptakannya Monumen Patungnya jadi bagian estetika kota.

Menurutnya, karyanya yang dibuat lahir untuk karya pribadi bisa mengalir begitu saja ketika saya tertarik dengan sesuatu misalnya, akan tetapi ini tidak berlaku untuk karya yang memang direncanakan untuk di ruang publik.

“Karena ada banyak hal yang perlu kita pertimbangkan ketika berkarya untuk di ruang publik, (pertimbangan pertimbangan yang tadi disebutkan diatas seperti lingkungan, budaya, sosial, dll),” papar jebolan Doktor Penciptaan Seni Pascasarjana ISI Yogyakarta ini.

Catatan emas lain ditorehkannya dengan menciptakan patung dimana kecenderungan berkarya beraliran bebas, akunya. Maksudnya besas saya tidak mesti membuat patung abstrak, akan tetapi ketika saya ingin membuat suatu patung realis saya akan buat sesuai keinginanan hati.

Patung Pangeran Kornel waktu itu Disbudpora Sumedang rencananya ingin mengganti patung pangeran Kornel yang terbuat dari semen (sudah lama) dengan Patung yang lebih representatif. Maka diadakanlah lomba utk membuat patung pangeran kornel. “Kebetulan saya sebagai pemenangnya. Dan pemenang lombalah yang membuat patung pangeran kornel tersebut.

“Konsep dan harapan dalam berkarya khususnya untuk karya patung diruang publik, tidak dapat dilepaskan dari aspek fungsi sosial, sehingga pematung berkarya bukan hanya untuk dirinya sendiri, akan tetapi sebagai bagian dari tanggapan terhadap aspek sosial dengan berbagai pertimbangan tentunya, agar dapat dimengerti dan dinikmati oleh semua lapisan masyarakat,”jelas seniman yang juga staff pengajar Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Bandung.

Saat ditanya siapa seniman yang mengilhami karya-karya patungnya, ia mengatakan pengagum Pematung Rita Widagdo. Rita adalah adalah pematung Indonesia yang juga dosen seni rupa ITB.

Gustiyan untuk membuat proyek patungnya mengaku membutuhkan banyak waktu paling tidaknya, mulai dari konsep hingga proses pengerjaan.

Tentang bentuk karya yang dihasilkan, Gustiyan mengaku banyak bentuk yang memberikan sentuhan estetis. Dalam prosesnya, ada sejumlah patung bagian perjalanan pembuatan kekaryaannya.

“Makanya proses berkarya selama ini, karena saya kebanyakan membuat karya-karya untuk di ruang publik, tentunya pertama kali yang saya lakukan adalah dengan melakukan research/penelitian dengan pengamatan pada lingkungan dimana karya itu akan di tempatkan , sosial, dan budaya daerah setempat , maupun peristiwa-peristiwa apa yang pernah terjadi di daerah tersebut pada masa lampau, hal ini berkaiatan nantinya dengan bentuk patung yang akan dibuat,” katanya.

Foto : Andi Sopiandi

Satu tanggapan untuk “Gustiyan Rachmadi Pematung Masa Depan Indonesia

  • 13 Oktober 2022 pada 8 h 04 min
    Permalink

    Salut sama Pematung ini 👍

    Balas

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *