Indonesia Hadir di Pekan Agropangan dan Minuman Terbesar Dunia 2022
Dari tanggal 15 hingga 19 Oktober 2022 lalu, di Parc d’exposition de Villepinte, sub-urbain sebelah utara Paris digelar SIAL (Semaine Internationale de l’Agroalimentaire) atau pekan agropangan internasional.
Agropangan merupakan sektor utama dalam agrobisnis. SIAL merupakan salah satu bienale industri makanan dan minuman (mamin) terbesar dan terpenting di dunia. Tak hanya dari segi luas ruang pameran tapi juga dari segi jumlah peserta, pengunjung serta produk mamin yang ditampilkan (lebih dari 400.000 produk).
Sebuah ajang B2B dalam dunia agropangan yang sangat ditunggu-tunggu. Apalagi pada tahun 2020 yang lalu pameran ini terpaksa tak bisa digelar akibat pandemi covid19. Bienal ini menjadi kesempatan emas bagi para pelaku bisnis di sektor yang bergerak di bidang pangan untuk bertemu. Saling memperkenalkan dan menjual produk, merajut serta memperluas network seraya melihat trend pasar dalam sektor makanan dan minuman. Sesuai tema yang diusung « own the change » keseluruhan industri pangan harus bisa berinovasi, berproduksi dan menyerap hasil pertanian dan peternakan secara lebih bijaksana.
Menyesuaikan diri dengan perubahan perilaku atau bahkan mengubah mind-set masyarakat dunia terhadap makanan dan minuman. Tak hanya masalah rasa yang harus diperhatikan. Ada faktor lain yang menjadi kepedulian masyrakat saat ini, yaitu lingkungan, etika, transparansi dan kesehatan. Industri pangan dituntut agar bisa menyediakan makanan dan minuman yang berkualitas untuk penduduk dunia, bukan sekedar bisa dimakan atau diminum saja.
Dibuka oleh Marc Fesneau, menteri pertanian dan ketahanan pangan Prancis, SIAL Paris tahun ini dikunjungi oleh 265.000 pebisnis dari berbagai penjuru dunia. Jika pada awal diadakannya, pada tahun 1964, pameran dua tahunan ini hanya diikuti oleh 26 negara, kini diikuti oleh 127 negara. Termasuk Indonesia.
Tersebar di berbagai hall pameran yang menempati area seluas 250 hektar sebanyak 31 perusahaan Indonesia berpartisipasi di SIAL edisi 2022 ini. Baik perusahaan besar maupun kecil (UMKM) dari berbagai jenis industri mamin.
Dengan hadirnya 7000 exhibitor dari berbagai benua, pangsa pasar yang dibidik oleh perusahaan-perusahaan Indonesia tersebut tentu tak hanya pasar Prancis maupun Eropa, tapi juga dunia.
Di dalam sektor agrobisnis, Indonesia dengan bumi dan laut yang sangat kaya nan subur memiliki potensi besar untuk memperluas pasar ekspornya. Data statistik bulan Juni tahun 2022 yang dikeluarkan oleh kementrian perindustrian dan perdagangan menunjukkan bahwa ekspor industri makanan dan minuman Indonesia mengalami kenaikan pesat. Meningkat hingga 40%. Dan kenyataannya, industri mamin merupakan salah satu pilar ekspor non-migas Indonesia.
Hingga saat ini, pasar non-migas Indonesia terbesar diserap oleh Republik Rakyat Tiongkok. Pasar Eropa masih jauh tertinggal di bawahnya. Oleh karena itu menembus pasar Eropa menjadi tantangan tersendiri. Uni Eropa dikenal memiliki peraturan ketat baik dari segi keamanan atas kandungan bahan pangan-minuman maupun dari segi lingkungan hidup. Tantangan tak hanya datang dari sisi regulasi yang diterapkan tapi juga datang dari kebiasaan masyarakatnya sendiri. Prancis yang dikenal sebagai negeri gastronomi, dalam hal makanan masyarakatnya bisa dikatakan sangat “kikrik“ istilah Jawanya untuk menggambarkan sifat yang sangat pemilih. Orang Prancis sangat memperhatikan masalah kualitas bahan baku makanan dan minuman yang dikonsumsi.
Dari pengamatan di rak-rak super market Prancis belum banyak produk makanan dan minuman asal Indonesia. Namun demikian makin lama jumlahnya tampak makin bertambah. Hal itu tentu saja membanggakan dan menggembirakan.
Kebanyakan produk Indonesia yang beredar di pasar Prancis masih berada di bawah merk dagang non-Indonesia atau merupakan pemasok bahan dasarnya saja. Misalnya gula merah, kopi, teh dan minuman air dengan (kelapa muda). Jumlah merk dagang Indonesia yang sudah hadir di pasaran adalah santan kemasan (Kara), mi instant (Indofood), permen ting-ting jahe (Sina) dan beras (Sunria, yang hanya dapat ditemui di toko pangan organik).
Semoga dengan keikutsertaan perusahaan-perusahaan Indonesia di pameran-pameran dagang akan lebih banyak lagi produk Indonesia yang dapat dijumpai di Prancis.
Dalam pameran ini terlihat PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk yang sudah beberapa kali mengikuti pameran ini, Agrim PTE LTD, PT Toba Surimi Industries, Delcoco, CV Pasific Harvest, PT Dua Kelinci, Indo Rempa, PT Rodamas Inti International (merk Sasa), PT. Forisa Nusapersada, Kalbe International (air degan merk Hydrococo), PT Mulia Boga Raya (Prochiz), PT Natural Indococonut Organik, Emerald Seaweed Indonesia, Frotiful Natural Nusantara, Indo Kreasi Cipta Rejeki, Indo Rempah Commodities, Kawanasi Sehat Dasacatur, PT Merpati Mahardika, Mignon Sista Internasional, PT Bali Cahaya Amerta (teh merk Brew Me Tea), PT. Budi Starch & Sweetener TBK, PT. Fruit Ing Indonesia, PT. Gumindo Perkasa Industri, PT. Kaarle Indonesia, PT. Manohara Asri, PT. Mayora Indah TBK, PT. Nison Indonesia, PT. Sumber Kopi Prima, Rote Karaginan Nusantara, Sari Mas Permai dan Universal Trading Indonesia.
Dokumentasi : Sita S. Phulpin
Waktunya gandeng pengusaha kecil Indonesia untuk ikutan acara dunia seperti ini jangan hanya pengusaha raksasa yang sama terus.
Saya baca lebih banyak perusahaan raksasa ya nampaknya yang ikutan hadir di sini. Semoga kedepan justru event seperti ini bisa membuka peluang bagi pengusaha kecil.