Duet Seniman Indonesia Ayah dan Anak, Pameran Bersama di Prancis
Nama Erlina Doho sudah tidak asing lagi dikalangan seniman Indonesia dan Prancis. Berbagai karyanya dipamerkan diberbagai negara, begitu juga penghargaan yang diraihnya. Tak heran Erlina yang kini bermukim di Prancis memiliki darah seni dari ayahnya pelukis besar yang bermukim di Bali dan ibunya seniman kaligrafi cina.
Di Grand Palais kota Lile, selama 5 hari (9-13 November 2022) keduanya mempersembahkan hasil lukisan dengan ciri khas masing-masing. Surat Dunia berkesempatan mewawancari Erlina Doho di Prancis.
Surat Dunia (SD) : Halo Erlina selamat ya atas pameran bersama ayahanda. Tentunya merupakan kebahagiaan dan kebanggan bagi Erlina bisa melakukan ini. Bagaimana awalnya Erlina dan Ayah bisa Pameran bersama di Grand Palais kota Lile ini ?
Erlina : Saya sendiri kaget juga, tiba tiba diundang organisateur Amenago sebagai artis invité (undangan) di expo mereka. Bagi saya ini suatu kehormatan. Dari 6 seniman yang diundang, hanya saya dan ayah yang berasal dari luar Prancis.
Untuk pameran kami berdua, panitia menyiapkan tempat seluas 18 m2 dengan perlengkapannya, bahkan kami mendapatkan parkir gratis. Saya sangat menghargai keprofesionalan panitia pameran ini
SD : Tadi anda menyebutkan Amenago yang mengundang kalian berdua, berapa lama Erlina dan ayah mempersiapkan pameran ini ? Bagaimana kalian berdua dalam menentukan pilihan karya masing-masing ?
Erlina : Amenago adalah organisateur pameran habita, yang sebagian besar adalah perlengkapan lux tempat tinggal yang terkenal di Prancis dari tahun ketahun. Dan tahun ini mereka mempunyai ide mengundang beberapa perupa, karena seni rupa juga menjadi bagian penting dari habita.
Persiapan cukup cepat karena kami tinggal memilih dari kaya pastel ayah dan karya ilustrasi saya yang sudah ada.
SD : Ayah anda juga seorang pelukis besar, karyanya banyak menjadi koleksi orang penting, dua Presiden Indonesia Soekarno dan BJ. Habibie mengkoleksi lukisan ayah anda. Boleh dibilang darah seni ayah menurun pada diri anda.
Erlina : Betul sekali, kedua orang tua saya adalah seniman. Dan darah seni mereka menurun kepada anaknya. Karena itu saya sangat senang dapat kesempatan pameran bersama ayah di Prancis apalagi saat ini ayah tidak bisa lagi aktif ke tempat pameran karena faktor usia. Setiap saat saya dapat kesempatan dapat memamerkan karya ayah, saya merasa terharu dan sangat bersyukur.
SD : Apa yang ingin diangkat dan perkenalkan kepada publik lewat karya anda berdua di sini ?
Erlina : Pertama kami ingin memperkenalkan Indonesia lewat seni rupa di Prancis. Suatu kebanggan bisa membawa nama Indonesi lewat goretan lukisan, apalagi bersama Ayah. Dan yang lebih membahagiakan karya kami mendapat apresiasi yang positif. Berkat pameran ini juga kami mendapat undangan lainnya untuk pameran bersama seperti undangan dengan Lion Club de Beauvais sekitar bulan februari 2023 dan Pemerintah Départemental tahun depan juga.
SD : Bisakah anda jelaskan tentang karya anda dan Ayah di pameran ini ? Apakah ada persamaan ?
Erlina : Karya ayah, Sendjojo Doho bertema sekitar kehidupan di Indonesia, khususnya di Bali, tempat ayah tinggal sampai saat ini. Karya saya lebih kepada lukisan sekaligus ilustrasi buku saya.
Lukisan kami berbeda. Seperti kata beberapa orang yang hadir di pameran, mereka dengan mudah membedakan mana lukisan saya dan mana yang lukisan ayah. Ayah banyak menggunakan media pastel dan cat minyak Ssedangkan saya lebih sering menggunakan pensil, cat air dan acrylique.
SD : Buah jatuh tidak jauh dari pohonnya. Ayah anda sama seperti diri anda lulusan sekolah seni rupa Yogyakarta. Kalian berdua juga mendapatkan kesempatan pameran di beberapa negara dan meraih berbagai penghargaan. Apa yang anda ingin sampaikan kepada ayah anda ?
Erlina : Saya berharap di hari tua ayah kami diberi kesempatan untuk bisa lebih banyak pameran bersama. Ini cara sederhana saya membalas budi pada ayah yang saya kagumi.
Sendjojo Doho. Lahir di Surabaya tahun 1940. Sekitar tahun 1958 – 1963 belajar melukis cat minyak dengan Ie Pik Gan, melukis Chinese painting dengan Chen Huai Hen dan kuliah seni rupa di Akademi Seni Rupa Indonesia (ASRI) Yogyakarta. Sejak tahun 1960 mulai aktif pameran bersama di Indonesia, Malaysia, Thaïland, USA dan Prancis. Beberapa kali pameran tunggal di Indonesia dan pameran tunggal di Paris pada tahun 2000 di Kedutaan Besar Indonesia. 1967-1968 Work commission dengan museum Angkat Laut RI di Surabaya. Tahun 1981 Menerima penghargaan Prize of Japanese-Indonesia Association di Tokyo.
Erlina Doho. Lahir tahun 1975 di Bali. Belajar seni rupa di Sekolah Seni Rupa Yogyakarta dan Central Academy of Fine Art Beijing. Mengawali karir sebagai pelukis di Indonesia dan sebagai ilustrator di Hong Kong dan th 2000 mulai berkarir di Prancis sebagai perupa Indonesia sampai sekarang.