Bazar di Frankfurt, Sapu Lidi Sampai Kopi jadi Incaran

Catatan Aulia Kurnia Hakim

Halo Sobat Surat Dunia, ini tulisan terakhir dari ajang Indonesia Culture and Arts Festival 2024 alias ICAF 2024 di Frankfurt Jerman. Meski event-nya sudah berlangsung di tanggal 9-11 Agustus lalu, tapi ada beberapa hal menarik yang masih bisa saya bagikan ceritanya, yakni soal bazaar yang ada di sana. Penasaran belanja apa saja dan berapa harganya? Baca artikel ini sampai tuntas ya πŸ™‚

Dalam ICAF 2024 di area lantai 1 gedung Titus ada puluhan stand berdiri. Ada batik, kebaya, aksesoris hingga ragam kuliner. Sajiannya macam-macam, dari kopi, aneka es, snack sampai makanan berat. Harganya jelas bervariasi, tetapi, tolong jangan dibandingkan dengan harga di Indonesia. Pasalnya, sudah pasti berbeda hehe

Berbagai aneka jajanan Indonesia

Di ajang ICAF, saya bertemu dengan sejumlah teman dan orang Indonesia yang ada di Frankfurt dan sekitarnya. Mereka pun mengaku banyak yang kalap belanja di bazaar ICAF, seperti Nindy Winarno. Ia datang bersama suami, dua anak dan kerabat yang tinggal jauh. Nindy sebut ia jajan banyak banget.

β€œAku jajan kemplang, pempek nasi padang, tempe pecel batagor, baso, iga bakar, rengginang, cendol, es campur.. Kalap kan gue!β€œ

Belum lagi ia sebut kalau beli ikan teri buat dibungkus. Saat ditanya, ada lagi yang sebenarnya mau dibeli, jawaban Nindy bikin ngakak.

“Mau beli sapu lidi tapi kelupaan keburu pulang.β€œ Begini alasannya,β€œbuat beresin tempat tidur. Gak mantap tanpa sapu lidi.β€œ Hmmmm, setelah saya pikir-pikir; bener juga! Efek gebuk sapu lidi lebih luar biasa!

Kopi Meramanis

Sementara itu, saya yang hunting sejak tiba, agak bingung mau jajan atau makan apa. Namun, karena siang itu Frankfurt lumayan panas cuacanya yakni 30 derajat, saya buka dengan es kopi gula aren Meramanis yang harganya 6 euro atau sekitar Rp103.000. Seger banget dan kopinya Indonesia memang juara! Saya sampai siapin tumbler biar bisa diseruput sedikit-sedikit hihihi.

Selanjutnya, karena saya belum lapar banget, pilihan snack jatuh kepada martabak keju coklat. Harganya 3 euro atau sekitar Rp52.000-an. Lumayan banget buat mengganjal perut. Saat lapar tiba, saya tertarik dengan menu yang jarang ada di bazar makanan, yakni rujak petis. Sajian khas Jawa Timur ini isinya lontong, tahu, cingur dan dibanjur bumbu kacang campur petis. Harganya 10 euro atau sekitar Rp173.000.

Martabak keju coklat
Rujak petis

Sebelum pulang, saya pun beli kerupuk rambak seharga 6 euro untuk dibawa pulang, sehingga total 25 euro atau sekitar Rp432.000 alias hampir setengah juta! Namun momen jajan kayak gini tidak ada setiap hari dan pas banget, saat males masak dan ngidam makanan Indonesia, menghampiri stan bazaar di acara berbau kebudayaan adalah jalan ninja.

Tidak dipungkiri, makanan selalu jadi magnet bagi para diaspora atau perantau di luar negeri. Meski kadang harganya lumayan tapi hati senang, perut kenyang.

Apalagi kehadiran bazaar tidak hanya jadi pelipur kangen jajanan Nusantara, tapi juga menghidupkan semangat ibu-ibu pengusaha UMKM yang berada di luar negeri.

Satu tanggapan untuk “Bazar di Frankfurt, Sapu Lidi Sampai Kopi jadi Incaran

  • 2 September 2024 pada 20 h 01 min
    Permalink

    Mahal bener ya makanan Indonesia jatuhnya di Jerman?

    Balas

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *