Suarakan Kegelisahan dan Aspirasi Diaspora Indonesia di Jerman Gelar Aksi

Sobat Surat Dunia, Minggu 31 Agustus lalu bukanlah hari Minggu biasa di ibu kota Jerman, Berlin. Lebih dari seratus diaspora Indonesia yang berasal dari berbagai latar belakang dan profesi ikut ambil bagian dalam aksi solidaritas. Unjuk rasa damai tersebut berlangsung mulai dati jam 11 pagi di depan Brandenburger Tor, yang merupakan ikon kota Berlin.


Mereka menyampaikan kegelisahan, seperti sejumlah hal yang tengah jadi perbincangan hangat di tanah air. Di antaranya, demonstrasi yang berujung pada meninggalnya pengemudi ojek online AffanKurniawan akibat dilindas mobil tantis BRIMOB. Lewat rilisnya, para diaspora ini menyebutkan kalau kepergian Affan Kurniawan adalah simbol perlawanan atas kesemena-menaan negaradalam mengabaikan penderitaan rakyat. Apalagi, tekanan ekonomi yang semakinmeningkat, sulitnya mendapatkan lapang pekerjaan, Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) yangsemakin marak, dan di saat yang bersamaan, negara dengan arogan dan tidak memiliki nuraniterus menerus mencekik membebani pajak.

Dengan berbagai serangkaian keprihatinan diatas, diaspora yang menamakan diriMasyarakat Indonesia di Jerman menyatakan sikap, di antara hentikan brutalitas kekerasan yang dilakukan oleh aparat keamanan terhadap parademonstran atas alasan apa pun. Selanjutnya,hentikan kenaikan pajak yang semakin mencekik masyarakat. Di samping itu, pemerintah juga perlumembuka ruang dialog dan kebebasan ekspresi seluas-luasnya, tanpa ada intimidasi dan diskriminasi dari mana pun. Diaspora yang menyebut gerakan ini sebagai Jerman bergerak juga menyuarakan agar pihak berwenang menghukum para koruptor dengan seberat-beratnya, menghentikan kenaikan gaji dan tunjangan bagi setiap anggota DPR RI. Lalu, negara ikut wajib bertanggung jawab untuk menjamin keterbukaan lapangan pekerjaanseluas-luasnya bagi masyarakat.

Ketua Perhimpunan Pelajat Indonesia (PPI) Jerman Muhammad Nur Ar Royyan Mas atau Royyan mengungkapkan gerakan ini merupakan ekspresi para diaspora yang tetap menaruh perhatian terhadap isu terkini,”Kami menyampaikan di Berlin, jantung demokrasi Jerman, kami tepat (berdiri) di depan Brandenburger Toer (gerbang), dan kami baru menggelar aksi dengan 150-200 orang. Kami ingin menyampaikan kepedulian kami, khususnya yang terjadi di Indonesia saat ini, terutama setelah apa yang terjadi kepada Affan Kurniawan yang dilindas oleh polisi..
”Saat dihubungi secara langsung Arroyan pun menambahkan kalau kegiatan ini akan terus dilanjutkan di kota-kota besar lain di Jerman,”Saat ini kami tengah diskusi dan konsolidasi dalam bentuk forum. Kegiatan juga akan ada di kota Bonn dan Hannover”.


Sementara itu salah satu diaspora, melalui akun @kindiarsah menyampaikan suaranya di media sosial,”tidak ada penembak jitu yang mengincar kami, justru polisi setempat mengawal aksi damai kami… Kami bukan manusia yang terlena dengan privileg yang kami punya dan menutup sebelah mata kami untuk tidak melihat apa yang terjadi di Indonesia. Kami bukan manusia yang menolak bertanggung jawab atas pilihan PEMILU kami. Bahkan kamilah yang mewakili mereka bertanggung jawab atas pilihan mereka yang sebegini besar dampaknya.”

Di tengah cuaca cerah Berlin, para diaspora tidak hanya berorasi. Ragam aksi pun dilakukan, seperti menbentangkan spanduk besar “Indonesia Gelap”, menunjukan poster-poster kreatif, hingga sajikan aksi teaterikal. Aksi ini menarik perhatian masyarakat lokal dan turis internasional, mengingat Brandenburger Gate merupakan salah satu atraksi wisata Berlin yang selalu menjadi objek foto wajib turis.
Foto judul: @Kindiarsah