Pengungsi Afghanistan di Indonesia Menyerukan Pemukiman Kembali Yang Dipercepat
Ratusan pengungsi Afghanistan memprotes di Indonesia pada hari Selasa menentang proses pemukiman kembali yang berkepanjangan, dengan mengatakan bahwa mereka perlu ditawari rumah baru sekarang karena repatriasi tidak mungkin dilakukan dengan kembalinya Taliban. Ribuan pengungsi dari Afghanistan, kebanyakan dari mereka dari etnis minoritas Hazara, yang telah lama dianiaya oleh Taliban, telah tinggal di Indonesia selama bertahun-tahun sambil menunggu pemukiman kembali di negara ketiga seperti Kanada atau Australia.
Pada hari Selasa, ratusan orang berkumpul di luar kantor Komisaris Tinggi PBB untuk Pengungsi (UNHCR) di ibu kota, Jakarta, meskipun ada pembatasan coronavirus yang melarang demonstrasi, untuk menuntut agar kasus mereka dipercepat. “Pada tahun lalu, UNHCR telah memberi tahu kami bahwa hanya ada satu persen kemungkinan pemukiman kembali,” kata pengungsi Hakmat Ziraki kepada Reuters.
“Hari ini kami datang ke sini untuk bertanya ‘apa jawaban Anda sekarang? Apakah Anda masih mendorong pemulangan sukarela?’.”
“Orang-orang kami sekarat setiap hari,” katanya. “Kami membutuhkan keadilan, kami membutuhkan pemukiman kembali.”Seorang juru bicara UNHCR mengatakan bahwa situasi di Afghanistan tidak berdampak pada status pengungsi di Indonesia atau di tempat lain dan program pemukiman kembali mereka berjalan seperti biasa.Indonesia bukan penandatangan Konvensi PBB 1951 tentang Pengungsi dan sebagian besar dilihat sebagai negara transit bagi mereka yang mencari suaka ke negara ketiga.
Protes hari Selasa melihat bentrokan kecil antara polisi setelah demonstran diperingatkan untuk bubar mengingat risiko kesehatan masyarakat, dengan ibu kota masih belum pulih dari gelombang infeksi virus corona.
Narasumber : Reuters