Bawa Misi Perdamaian Dunia, Santri Berdialog dengan China Islamic Association
Sepuluh santri peserta ‘Program Santri Indonesia untuk Perdamaian Dunia’ yang digagas oleh Kemenlu dan Kemenag RI yang telah mengunjungi China Islamic Association (CIA) dan berdialog mengenai Islam di Cina dengan Sekjen CIA, Ma Zhongping. (28/11)
Dalam paparannya, Zhongping mengatakan bahwa hubungan warga 
Muslim Cina dengan pemerintah Cina sangat baik. Bahkan, katanya, jumlah 
warga Muslim di China tidak bisa dibilang sedikit.
“Warga Muslim di Cina ada sekitar 23 juta dan tersebar di beberapa provinsi,” tuturnya. Mereka,
 masih kata Zhongping, memiliki semacam madrasah Islam yang berjumlah 
sekitar 10 ribu. Mereka belajar di Madrasah Islam tersebut setelah 
sekolah di sekolah pemerintah.
“Di Cina, pendidikan umum 
dengan pendidikan agama dipisah. Mereka belajar di Madrasah Islam 
setelah belajar di sekolah umum,”ucapnya.
“Selama ini kami juga 
mengirim beberapa pemuda kami untuk belajar di Al-Azhar Mesir dan 
beberapa negara Timur Tengah,” jawab Zhongping saat ditanya mengenai 
kemana saja tujuan mahasiswa Cina belajar. Selain itu, pihaknya juga 
mengirim para ulama muda dan imam masjid untuk belajar di Timur Tengah.
Pada
 pertemuan itu, China Islamic Association juga mendukung jika para 
pemuda Muslim Cina ingin belajar ke Indonesia khususnya di berbagai 
Pesantren di Indonesia. Hanya saja, disampaikan bahwa perbedaan bahasa 
masih menjadi kendala.
Islam sendiri, seperti dikatakan 
Zhongping, sudah masuk ke Cina sejak abad ke-6. Ia sendiri meyakini 
bahwa ada kemiripan antara bagaimana Islam masuk ke Cina dengan 
bagaimana Islam masuk ke Indonesia yaitu melalui perdagangan, 
perkawinan, akulturasi dan asimilasi. Namun intinya adalah Islam masuk 
dengan cara yang damai.
Dalam sesi diskusi, para santri juga 
menjelaskan mengenai pesantren sebagai lembaga pendidikan Islam 
Indonesia yang mengajarkan Islam yang moderat serta berperan penting 
dalam perdamaian dunia. Disampaikan juga tujuan kegiatan ini adalah 
untuk mengubah stigma sebagian masyarakat dunia terhadap pesantren yang 
sering dianggap sumber radikalisme.
Sekjen CIA mengapresiasi program yang diusung Kemenlu dan Kemenag RI ini. Menurutnya, program ini sangat positif.
“Kalau
 memiliki banyak waktu, kalian bisa mengunjungi masjid-masjid dan 
komunitas-komunitas Muslim yang ada di Cina,” pungkasnya.

