Rakor Satgas PWNI di Ankara Pertolongan Pertama bagi WNI

Catatan Dian Akbas

Awal September ini, tepatnya 7 September 2024, dilaksanakan rapat koordinasi satgas PWNI di Ankara Turki. Satgas PWNI apaan sih? Satgas PWNI adalah satuan tugas perlindungan warga negara Indonesia. Tugas utama dari satgas adalah sebagai first responder. Ya, first responder jika ada masalah WNI di wilayah tugas masing-masing.

Seperti kita ketahui bahwa KBRI Turki berlokasi di ibukota Turki yaitu Ankara. Jadi ketika ada masalah WNI di kota-kota lain di Turki, sudah pasti tidak memungkinkan KBRI mengurus langsung secepat kilat datang ke kota tersebut. Nah, dengan dibentuknya satgas ini, KBRI menjadi terbantu untuk mengatasi masalah-masalah tersebut. Satgas sebagai first responder akan menerima dan menampung apa permasalahannya, lalu satgas akan melaporkan ke KBRI, yang kemudian KBRI akan menangani lebih lanjut.

Foto dokumentasi pribadi

Misalnya saja saya sebagai Satgas Alanya, saya sering mendapat telepon atau pesan WhatsApp dari PMI yang mendapat masalah. Saya tulis apa masalahnya lalu saya laporkan ke KBRI untuk ditindaklanjuti. 

Anggota satgas terdiri dari para gelin (wanita Indonesia yang bersuamikan lelaki Turki), mahasiswa, dan PMI. Dalam hal ini bisa dibilang 90% anggota satgas adalah kaum ibu. Untuk saat ini terdapat 44 satgas yang tersebar di 5 wilayah kerja satgas di 81 provinsi. Yang kemungkinan jumlah satgas akan bertambah di kemudian hari. 

Rakor kali ini dihadiri oleh para satgas baik yang hadir secara offline maupun online.

Peserta rakor online melalui Zoom dan di depan pembicara Bapak Dubes dan Bapak Konjen
Peserta rakor offline

Sejak tahun 2019, Bapak Dubes terdahulu yaitu bapak Lalu Muhammad Iqbal mendirikan satgas PWNI di Turki. Yang bertujuan agar KBRI dapat menjangkau seluruh WNI yang tersebar di 81 provinsi. Satgas sebagai first responder berarti juga sebagai perpanjangan tangan KBRI. Rakor satgas pertama kali dilaksanakan pada bulan Desember 2019. Menurut paparan Bapak Dubes Iqbal, WNI di Turki yang terdiri dari PMI, gelin, dan pelajar, saat itu, jumlahnya sekitar 5000-an orang.

Ketika Bapak Iqbal habis masa jabatannya kemudian bapak Rizal bertugas sebagai Dubes yang baru, Bapak Rizal pun melanjutkan fungsi satgas ini.

Rakor satgas PWNI ke-6 ini dibuka dengan sedikit paparan dari bapak Dubes Rizal yang kemudian dilanjutkan dengan paparan dari Bapak Konjen. Bapak Konjen memaparkan tentang Perlindungan WNI di Wilayah KJRI Istanbul

Bapak Konjen memaparkan tentang 2 kasus PWNI terbaru yang terjadi pada seorang gelin dan seorang PMI. 2 kasus ini dapat dilihat di akun instagram KJRI Istanbul.Setelah itu dilakukan tanya jawab para satgas.

Selesai tanya jawab berarti selesai pula sesi pertama. Sebelum Bapak Dubes kembali ke wisma, kami semua berfoto dulu. Bapak Dubes harus kembali ke wisma karena harus memantau secara langsung persiapan Festival Merah Putih yang akan dilaksanakan esok hari.

Setelah berfoto bersama, coffee break sebentar, kemudian dilanjutkan sesi kedua. Sesi kedua ini diisi dengan paparan dari Ibu Rahmawati Alih (Koordinator Fungsi Protokol dan Konsuler KBRI), paparan dari Direktorat Diplomasi Publik Kemenlu, dan juga paparan dari Bapak Darusman Afrikoko (Koordinator Fungsi Protokol dan Konsuler KJRI).Ibu Rahma memaparkan tentang sosialisasi Pelayanan Kekonsuleran Kebijakan Migrasi.

Isi paparannya adalah Jenis pelayanan, ketentuan pelayanan, lapor diri, update kebijakan, pendataan WNI, dan jenis kasus PWNI.

Perwakilan dari Direktorat Diplomasi Publik Kemenlu memaparkan tentang sosialisasi Kartu Masyarakat Indonesia di Luar Negeri (KMILN).

Dipaparkan siapa saja yang dapat mendaftar KMILN, dan bagaimana cara mendaftarnya.

MILN A adalah WNI yang menetap dan/atau bekerja di LN.MILN B adalah WNA eks WNI.MILN C adalah WNA anak eks WNI.

MILN D adalah WNA yang orang tua kandungnya WNI.Link pendaftaran KMILN: https://iocs.kemlu.go.id/#

Dari diagram di atas dapat dilihat bagaimana cara pendaftaran KMILN.Sedangkan Bapak Darusman memaparkan tentang kasus-kasus WNI yang terjadi di wilayah kerja KJRI. Dan bapak Darusman membuka sesi tanya jawab untuk memberikan pemaparan lebih lanjut.

Setelah sesi 2 selesai, istirahat 30 menit. Kemudian dilanjutkan dengan acara meet and greet dari Bank Mandiri. Di acara meet and greet ini, Bank Mandiri mensosialisasikan Livin’ Mandiri.

Bapak Direktur memaparkan tentang fitur-fitur Livin’ Mandiri yang memudahkan para nasabahnya. Bahkan nasabah Livin’ bisa bersedekah dalam aplikasi Livin’ tersebut.Setelah selesai meet and greet Mandiri, acara malam ini ditutup dengan makan malam bersama.

Tahun depan, hubungan diplomatik Indonesia dan Turki akan memasuki tahun ke-75. Dengan semakin banyaknya WNI yang menetap di Turki, semoga hubungan Indonesia – Turki akan semakin baik. Menurut data lapor diri, jumlah WNI di Turki per 5 September 2024 adalah sebanyak 12.617 orang.

Tentunya para WNI harus menjaga sikapnya. Selalu mentaati peraturan yang berlaku. Tidak overstay bagi para turis. Dan tidak bekerja hanya dengan menggunakan visa turis. Para WNI adalah duta bangsa. Dengan berkelakuan baik di negeri orang akan mencerminkan nilai Indonesia di mata orang Turki.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *