Diskusi: Peka Isu Sehat Mental di Tempat Kerja

Catatan Aulia Kita Hakim

Tahukah sobat Surat Dunia kalau setiap tanggal 10 Oktober kita peringati hari kesehatan mental sedunia? Nah, bertepatan dengan momen tersebut, KJRI Frankfurt beserta Ruanita dan Yayasan Alzi Jerman membuat sebuah seminar yang juga jadi ruang diskusi menarik terkait permasalahan yang kadang kurang kita sadari, yakni kesehatan mental. Kali ini berfokus pada isu sehat mental di tempat kerja.

Acara yang bertajuk “sehat secara mental, produktif secara optimal‘ kegiatan berlangsung Sabtu 25 Oktober secara offline di ruang serbaguna KJRI Frankfurt dan juga warga bisa menyaksikan via daring atau online. Saya jadi satu di antara dua puluhan orang yang duduk di tempat. Selain itu, ada belasan warga net yang mengikuti dari jarak jauh. Memang dapat ilmu itu biaa online atau offline ya!

Seminar yang dimulai pukul 11 waktu setempat ini, hadirkan dua pembicara. Ada Fransisca Hapsari, seorang psikolog sekaligus mahasiswi PhD Psikologi Technische Universität Darmstadt. Pemateri kedua ada Sven Juda seorang lulusan S2 Psikologi Maastricht University yang tesisnya mengangkat isu kesehatan mental di lingkungan kerja.

Konjen RI Frankfurt Antonius Yudi Triantoro

Kemudian membuka acara, Konjen RI Frankfurt Antonius Yudi Triantoro menyampaikan sambutan secara daring. Tidak hanya menyambut para pembicara dan peserta, Yudi Triantoro juga sebut kalau di Indonesia juga menyebut momen ini sebagai Hari Kesehatan Jiwa Sedunia atau HKJS yang tahun ini mengangkat tema “Saatnya Prioritaskan Kesehatan Jiwa di Tempat kerja” dengan sub tema Sehat Jiwa Modal Kerja Produktif.

Seminar yang berjalan hampir 2 jam ini juga diisi dengan pemaparan menarik, seperti soal sehat mental di tempat kerja itu seharusnya seperti apa, hingga perbandingan masalah kerja saat di Indonesia dan Jerman. Sifat kita sebagai orang Indonesia yang selalu upayakan situasi harmoni dan kolektif, agak berbeda dengan orang Jerman yang individualis dan cenderung cuek. Hal ini pun terkadang menimbulkan stres. Hmmmm, benar juga sih!

Pemateri Fransisca Hapsari juga ungkapkan kalau secara global, orang dengan masalah kesehatan mental itu diderita 25 persen orang di seluruh dunia. Sementara di Indonesia tercatat 10 persen. Bisa jadi angka ini kecil karena banyak yang belun sadar atau tidak mau melapor jika punya masalah yang simptonnya tidak terlalu kelihatan secara fisik.

Lalu, ada tanya jawab dan juga kuis baik untuk yang hadir offline dan juga online. Hadiahnya sepertinya menarik hehe, sayangnya saya kurang beruntung, namun acara yang sempat dibuka dengan martabak manis tersebut, ditutup dengan foto bersama dan santap siang masakan Indonesia, ada nasi padang yang rasanya nendang banget hehe.

Fyi, menurut situs WHO, Hari Kesehatan Mental Sedunia 2024 mengangkat tema “nü Health at Work” atau “Kesehatan Mental di Tempat Kerja”. Pada Hari Kesehatan Mental Sedunia ini, WHO bekerja sama dengan berbagai pihak untuk menyoroti hubungan penting antara kesehatan mental dan pekerjaan.

Pasalnya, lingkungan kerja yang aman dan sehat dapat berperan sebagai faktor pelindung bagi kesehatan mental. Namun, kondisi kerja yang buruk dapat membahayakan kesehatan mental, mengurangi kepuasan kerja, dan produktivitas.

Nah, bagaimana dengan lingkungan kerja Sobat Surat Dunia?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *