Bahasa Indonesia di Harvard Rusia
Penulis: Dr. Victor A.Pogadaev. Asisten Profesor MGIMO, wakil Presiden Persatuan Nusantara Rusia.
Selama beberapa tahun saya mengajar di Institut Hubungan Internasional Negeri Moskow (MGIMO) yang berstatus universitas dan verada di bawah naungan Kementerian Luar Negeri Rusia.
MGIMO didirikan pada 14 Oktober 1944 dan saat ini menawarkan program pendidikan di 18 bidang studi, termasuk hubungan internasional dan studi regional, politik, pemerintahan, diplomasi, ekonomi dunia, hukum, jurnalisme, perdagangan dan manajemen luar negeri, urusan energi, linguistik, dan studi lingkungan.
Sekitar sepuluh ribu siswa belajar dan lebih dari 1.300 guru bekerja di sana. Ini adalah universitas yang sangat bergengsi di Rusia, sering disebut sebagai Harvard Rusia.
Menurut Guinness Book of Records, MGIMO mengajar 54 bahasa penuh waktu selama setiap semester akademik, terbanyak di institusi akademik mana pun. Diantara bahasa-bahasa tersebut, yang tidak kalah penting adalah bahasa Indonesia pada tingkat sarjana muda dan sarjanayang mulai dipelajari sejak tahun 1954 yakni sudah selama 70 tahun. Guru pertama bahasa ini di MGIMO adalah L.A. Mervart dan G.L. Kesselbrenner.
Saat ini ada enam siswa dalam kelompok saya (dua perempuan dan empat laki-laki). Mereka semua menyelesaikan program bahasa Indonesia pada jenjang sarjana muda dan meneruskan studi bahasa Indonesia pada jenjang sarjana.
Semua siswa belajar dengan penuh semangat, menerjemahkan teks lisan dan tulisan dari bahasa Indonesia ke bahasa Rusia dan sebaliknya, menonton film Indonesia (misalnya “Badai Pasti Berlalu”, mempelajari folklor (peribahasa, pantun), menyanyikan lagu Indonesia termasuk Rayuan Pulau Kelapa.
Baru-baru ini mereka menempuh ujian dan antara tugasan adalah deklamasi sebuah puisi penyair Indonesia menurut pilihan siswa. Tidak heran bahwa pilihan terbanyak menjadi sajak -sajak Chairil Anwar, termasuk “Aku”.
Saya yakin siswa saya berkat minat mereka pada studi dan ketekunan akan menjadi spesialis hebat yang bakal memberi sumbangan untuk meningkatkan hubungan persahabatan antara kedua negara kita ke tingkat yang baru. Kebetulan mereka akan menyelesaikan studi pada tahun yang akan datang apabila HUT ke-80 Kemerdekaan Indonesia akan dirayakan.